Bab 29 < Kita Berbeda >

261 12 50
                                    

Kita berbeda, kamu dengan tuhanmu dan aku dengan tuhanku. Kamu dengan salib di lehermu dan aku dengan tasbih di tanganku.

***

"SUBHANALLAH !, YA ALLAH!." pekik  Fenny dengan heboh ketika seorang anak pindahan memasuki kelas. dengan paras tampan, kulit putih, mata sipit, bibir menggoda dan jangah lupakan gayanya yang cool saat berjalan masuk.

 dengan paras tampan, kulit putih, mata sipit, bibir menggoda dan jangah lupakan gayanya yang cool saat berjalan masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu idol korea ya?," tanya Fifi kepada Fenny.

"Keknya sih iya, soalnya ganteng banget Fen." jawab Fifi ikut terpesona akan ketampanan lelaki didepan sana.

"Hai, nama gue Gilan Triskirta. Gue anak baru di sini, pindahan dari korea, salam kenal." ujar anak pindahan tersebut dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Gilan?," tanya Gilang sembari mengangkat sebelah alisnya seperti tidak suka dengan anak pindahan tersebut.

"Harus gue jawab?," jawab Gilan dengan lugas.

"Lang, kok nama lo sama kayak nama dia sih." pekik Abra, dan di angguki oleh Mine.

"Sama dimanya anjing!," ujar Gilang dengan nada meninggi.

Segari melongo dengan kedua mata membulat, ia tidak pernah menyangka akan melihat hal hal yang tidak pernah ia temui selain di dunia mimpi.

"JUNGKOOK!," teriak Segari sembari berlari kedepan, lalu Segari memeluk Gilan dengan kaki berjinjit karena pria itu cukup tinggi.

"Beneran kan jungkook, Gari mimpikan?." tanya Segari yang masih mendekap tubuh Gilang dengan erat, membuat semua orang melongo karena kelakuan Segari.

"Gar, !" panggilan Gilang sedikit bergetar karena ia melihat Segari memeluk Gilan dengan wajah sumbringah.

"Apa Lang, jangan ganggu Gari, Gari lagi pengen peluk suami Gari, Aaaa...SUAMI!," teriak Segari dengan mata yang sumbringah, tidak ada yang bisa Segari ungkapkan lagi saking senangnya, sungguh ini sesuatu yang tidak pernah Segari bayangkan.

"Heh, lo apa apaan sih." ujar Gilan dengan wajah yang tidak suka, karena wanita ini memeluk tubuhnya tanpa sepengijinannya, tidak sopan.

Gilan melepaskan pelukan itu secara sepihak, karena dia tidak suka jika ada wanita yang memeluknya selain Aly.

"Yang sopan, " ujar Gilan dengan datar.

Gilan berjalan menuju bangkunya, tidak sengaja ia melihat seorang wanita yang nampak tidak antusias ketimbang wanita lainnya. Wanita itu tidak menoleh kepadanya, karena wanita itu malah fokus pada ponselnya.

You Are My Best Husband [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang