Happy Reading Guys!!
Ino berjalan tidak tentu arah. Ia berlari ke seluruh penjuru kelas hanya untuk mencari sahabat merah mudanya.
Entah kenapa sepertinya ia sangat merasa bersalah. Padahal ia hanya ingin memberi pelajaran pada Sakura dengan mendiamkannya bersama dengan Hinata dan Tenten.
Dan sepertinya ketiga sahabatnya itu juga mengikutinya berlari.
Bodohnya dari sekian banyak tempat yang ia kunjungi untuk bertemu Sakura, tidak terpikir olehnya untuk mencari ke taman belakang sekolah.
Mungkin saja Sakura sedang di sana.
Dan sesuai dugaan, Sakura sedang duduk termenung di sana.Termenung?
Sepertinya dia sedang menelpon seseorang di sana. Ino pun harus bersembunyi di balik dinding dan mendengarkan Sakura berbicara lewat telepon.
"Ya."
"Sudahlah Kaasan, lagi pula pasien Dokter itu banyak."
"Ck, katakan saja pada Dokter itu, tidak masalah jika keberangkatanku diundur."
"Terserah."
Ino menaikan sebelah alisnya tanda berpikir, apa katanya? Diundur? Dokter? Maksudnya apa?
Banyak pertanyaan yang berputar dikepalanya, tapi ia harus menelan semua pertanyaan tsb.
"Jidat!" Ino berjalan ke arah Sakura.
Sedangkan Sakura hanya melirik lewat ekor matanya dan kembali berdiam.
"Hei!" Ino menepuk bahu kanan Sakura dan duduk di sampingnya.
"Untuk apa kau kemari, Pig? Bukankah kau sedang marah padaku, hm?" cibir Sakura membuat Ino malu.
"Ayolah, Kan aku hanya becanda. Huh, tidak berbicara pada mu satu kata saja membuatku seperti tercekik," keluh Ino sambil bersidekap dada dan Sakura hanya mengedikan bahu acuh.
"Aku tau dan bukan masalah. Lagi pula mana ada Babi yang tidak bisa bergerak," hina Sakura sambil tertawa membuat Ino merengut marah.
"Sakura no baka! Aku bukan Babi kau tau! Badanku saja yang berisi!" teriak Ino membuat Sakura kembali tertawa.
"Ow ow! Kalian seperti pasangan romantis tanpa kami," sindir Temari berjalan ke arah Sakura dan Ino diikuti Tenten dan Hinata.
"Boleh kami bergabung?" tanya Tenten dan dijawab anggukan oleh mereka.
"Kau Babi tapi lari mu seperti rusa. Untung kami masih bisa mengejar mu," geram Temari duduk di samping Ino.
"Hei! Sudah berapa kali kukatakan, aku bukan Babi!" ucap Ino marah.
"Hihi, Sakura_Chan maafkan kami ya? Kami tidak bermaksud mengacuhkan mu."
"Tak apa Hinata, lagipula aku juga salah tidak memberitahu kalian alasan sebenarnya," ucap Sakura pelan.
"Jadi alasan sebenarnya?" tanya Ino mewakili teman-teman yang lain.
"Kalian harus berjanji jangan terkejut atau pun bersedih," ucap Sakura dan disanggupi oleh keempat sahabatnya.
"Aku mempunyai penyakit kanker otak," gumam Sakura pelan tapi masih bisa didengar oleh keempat sahabatnya itu.
"A-apa? Kau becanda 'kan, Forehead?tidak mungkin! Kau baik-baik saja, 'kan? Ayolah ini tidak lucu haha ... ," ucap Ino kaget dan tidak percaya dengan apa yang Sakura katakan.
"Aku tidak bercanda, Pig. Ini nyata dan aku serius." Sakura menatap para sahabatnya yang tengah terkejut serta tidak percaya dengan yang ia katakan.
"Ti-tidak mungkin! Sa-Sakura_chan ...." Hinata menangis diikuti ketiga sahabatnya.
"Saki? Itu benar? A-aku tidak percaya! Kau bohong, 'kan? Itu tidak serius, 'kan?" tanya Tenten sambil menangis. Sedangkan Sakura menarik nafas pelan.
Ini memang tidaklah mudah untuk diterima seperti yang ia rasakan dulu.
"Aku tidak bercanda. Kankerku sudah masuk stadium 2 dan masih bisa terselamatkan dengan cara kemoterapi, tapi untuk bulan ini sepertinya aku tidak bisa mengikuti nya karena Dokter yang menanganiku sedang sibuk," jelas Sakura panjang lebar dan tersenyum manis pada sahabat-sahabatnya untuk menenangkan.
"Hiks hiks,bakaa! Sakura bakaa! Kenapa kau tidak pernah cerita pada kami, hah?! Hiks bodoh!" teriak Ino.
Kaget? Tentu saja! Apa lagi jika itu tentang sahabat Merah Jambunya.
Sakura hanya menatap ke arah lain. ia tidak tega melihat keempat sahabatnya itu menangis. Terasa sakit di ulu hatinya.
"Tenang saja, aku masih mempunyai kesempatan untuk sembuh dan berhenti lah menangis, oke? Rasanya sakit melihat kalian menangis," ucap Sakura pelan dan langsung diterjang oleh keempat sahabatnya.
"Kami mohon jangan tinggalkan kami ...," isak Tenten membuat semuanya terharu.
"Aku tidak akan meninggalkan kalian. Hanya kalian sahabat yang aku miliki." Sakura membalas pelukan para sahabatnya.
"Sudah, ayo kembali ke kelas. Jangan lupa hapus air mata kalian itu sangat memalukan," ujar Sakura sambil melepas pelukannya dan mereka berjalan beriringan ke arah kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD AND BEAUTIFUL GIRL [TAMAT]
RomansaAkan ada bahagia setelah banyak rasa sakit yang mendera. Karena sejatinya sesuatu yang menyakitkan adalah tahapan rasa bahagia yang tak terduga. HARUNO SAKURA🌸