05 | Nasib Sial

39.3K 3.7K 216
                                    

❇❇❇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❇❇❇

Saat mereka tengah di perjalanan, Dirga melihat ke arah spion motornya. Ia memicingkan matanya, lalu dengan seketika ia melebarkan matanya saat melihat ternyata ada yang sedang mengikuti mereka.

Raya melihat gerak-gerik Dirga merasa aneh. "Kenapa lo, Ga?"

"Itu ... coba lo liat ke belakang, Ra."

"Emang kenapa sih?" Raya lalu menoleh ke belakang, sontak dia membulatkan matanya saat melihat siapa yang tengah mengikuti mereka.

Semakin lama orang-orang yang mengikuti mereka semakin mempertipis jarak, padahal Dirga sudah melajukan motor dengan kecepatan tinggi.

Raya mendekatkan wajah ke samping kiri telinga Dirga, kemudian bertanya dengan volume suara yang cukup tinggi. "Ga, mereka siapa sih? Kok dari tadi ngikutin kita terus?" tanyanya was-was.

"Mereka anak geng Canopus, musuhnya Universe," jawab Dirga.

"Duh... gimana nih, Ga? Gue takut banget," ucap Raya jujur pasalnya orang yang mengejar mereka berjumlah lebih dari lima orang.

"Tenang, Ra, tenang. Jangan panik," ujar Dirga menenangkan seraya mengendarai motornya dengan kecepatan yang lebih tinggi.

"Mana bisa tenang, kalau mereka ngapa-ngapain kita gimana? Kita kalah jumlah, Ga."

Dirga yang mendengar pun hanya bisa diam, karena yang diucapkan Raya itu benar adanya.

Dirga berpikir sejenak kemudian bersuara. "Ra, coba lo telpon Angkasa suruh ke sini sekalian bawa anak-anak Universe yang lain buat bantuin kita," pinta Dirga.

"Ooh oke-oke, bentar." Dengan tergesa Raya mulai mendial nomor Angkasa.

Tuut...

"Gimana, Ra?" tanya Dirga berharap Angkasa segera datang menolongnya.

"Udah masuk tapi belum diangkat."

Tuut...

"Tolong angkat, Sa. Aku takut banget," ucap Raya sambil menggigit kuku jarinya.

"Kenapa malah di reject sih?" ujar Raya semakin panik.

"Gimana nih, Ga?"

"Coba telpon sekali lagi, Ra!" perintah Dirga yang juga mulai panik.

Raya kemudian menelpon cowok itu kembali, namun sayangnya kali ini justru panggilan di luar jangkauan.

"Sekarang malah nggak aktif, Ga." Kini rasanya Raya ingin sekali menangis saking takutnya melihat orang-orang tadi semakin mendekati mereka. Ditambah lagi ponsel Angkasa yang kini tidak bisa dihubungi.

✳✳✳

Angkasa mengendarai motor dengan kecepatan sedang, menikmati angin sepoi-sepoi di sore hari ini sangat menenangkan.

ANGKASARAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang