07 | Sakit

44.9K 3.7K 898
                                    

❇❇❇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❇❇❇

Angkasa dan Raya kini sudah berada di rumah gadis itu, disusul dengan ketiga temannya yang masih setia mengekori mereka sedari tadi.

Angkasa membawa Raya ke ruang tengah, lalu mendudukkan gadis itu ke sofa.

"Ra, kotak P3K kamu di mana?" tanya Angkasa.

"Ada di laci Sa," jawab Raya. Angkasa pun segera mengambilnya.

"Ra kok rumah lo sepi ya? Lo sendirian di sini?" tanya Awan yang baru saja duduk di sofa yang tak jauh dari tempat Raya.

Raya mengangguk pelan. "Iya, hari ini bibi lagi balik ke kampung soalnya anaknya lagi sakit. Papa juga lagi kerja di luar kota."

"Nyokap lo?" tanya Bima.

Raya menunduk. "Mama udah nggak ada."

"Eh maaf Ra gue nggak tahu, gue turut berduka cita ya," ucap Bima.

"Iya nggak papa kok." Gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Angkasa yang sudah kembali dengan kotak P3k di tangannya. Cowok itu lalu berlutut di depan Raya. Mengeluarkan kapas dan obat merah untuk mengobati luka Raya.

"Aww, pelan-pelan, Sa. Sakit," rintih Raya saat Angkasa mulai mengobati lututnya.

"Eh maaf Ra." Angkasa kini melakukannya dengan perlahan supaya tidak menyakiti luka Raya sesekali ia meniupnya.

Raya memperhatikan Angkasa yang terlihat khawatir kepadanya, walaupun terkadang dia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Venus. Namun tak apa, setidaknya dengan seperti ini ia dapat merasakan perlakuan khusus dari kekasihnya itu.

"Makasih, Sa," ucapnya saat Angkasa sudah selesai mengobatinya.

Angkasa mengangguk. "Sekarang aku antar kamu ke kamar ya, supaya kamu bisa istirahat."

"Iya, Sa."

Mereka berdua meninggalkan ketiga temannya di ruang tersebut, lalu segera menuju ke kamar Raya.

"Ra, kamu istirahat ya. Besok aku janji bakalan datang ke rumah kamu lagi," ucap Angkasa.

"Iya, Sa."

"Aku pulang dulu ya, Ra."

Raya memegang tangan Angkasa. "Tunggu, Sa. Aku... aku masih takut, temenin aku sampe tidur ya?" pintanya.

Angkasa mengangguk, duduk di tepi ranjang lalu menarik selimut sampai menutupi sebagian tubuh Raya. Cowok itu kemudian mengusap lembut kepala Raya hingga suara dengkuran halus mulai terdengar di telinganya.

"Maafin aku, Ra. Aku nggak becus jagain kamu, ini semua gara-gara aku. Aku janji ke depannya akan selalu di samping kamu." Setelah mengatakan itu, Angkasa meninggalkan ruangan tersebut.

ANGKASARAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang