14 | Lelah

41.1K 3.3K 360
                                    

❇❇❇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❇❇❇

Bima memperhatikan dua manusia yang tengah duduk berdua itu dengan tatapan nanar. Ia menghela napas gusar.

"Senja keliatan bahagia banget ya sama Angkasa," gumam Bima sembari terus memperhatikan mereka.

Sebenarnya Bima itu... sudah lama menyukai Senja, namun ia belum berani mengungkapkannya. Jadi ya seperti inilah, Bima mencintai Senja dalam diam.

Ia berniat menghampiri mereka namun masih beberapa langkah, niat itu segera ia urungkan. Bima berpikir daripada hatinya sakit, lebih baik ia ke kelas saja.

Belum sempat ia berbalik, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu kanannya, ia pun terlonjak kaget.

Ia menengok ke belakang. "Ternyata lo, Ra, kirain siapa. Sampe kaget gue," ucap Bima seraya mengembuskan napas lega.

"Ngeliatin apaan sih, Bim? Sampe ngelamun gitu?" tanya Raya yang baru saja tiba di sekolah.

Bima hanya diam.

"Lo ditanya malah diem aja, ngeliatin apaan?" tanya Raya.

"Kita pergi dari sini yuk, Ra. Langsung ke kelas aja," ajak Bima.

"Lah kenapa?" tanya Raya bingung.

"Nggak ada apa-apa."

Karena kepo netra Raya segera menyapu seisi sekolah, kemudian pandangannya terpaku pada dua orang yang dikenalnya sedang melontarkan senyum satu sama lain.

"Bim..."

"Hem?"

"Itu, Angkasa sama Senja kan?" tanyanya memastikan. Bima mengangguk ragu.

"Mereka... ngapain berduaan di sana, Bim? Suap-suapan lagi." Raya menatap nanar mereka berdua.

Bima menggaruk tengkuknya. "Em... gue juga nggak tahu."

Raya menunduk lesu, hari masih pagi tetapi moodnya sudah menurun drastis, karena pemandangan tidak menyenangkan itu.

Melihat gerak-gerik Raya, Bima jadi menjadi iba. "Lo jangan mikir yang aneh-aneh ya, Ra, mereka nggak mungkin ngelakuin hal yang enggak-enggak," peringat Bima.

"Yee siapa juga yang mikir aneh-aneh, enggak kok," kilah Raya berusaha menutupi kekecewaannya.

"Lo kan juga tahu, Senja itu orangnya gimana, sifatnya gimana, dia juga sahabat lo, jadi nggak mungkin dia ngekhianatin lo."

"Mana mungkin Senja suka sama Angkasa," ucap Bima lagi.

"Iya, Bim, gue tahu kok. Mana mungkin."

"Mending kita samperin mereka aja gimana? Biar tahu kejelasannya?" tawar Bima.

"Eh-eh, nggak usah. Sekarang kan gue bukan siapa-siapanya Angkasa," tolak Raya.

"Beneran nggak mau?"

ANGKASARAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang