36 | Sebenarnya Dia Siapa?

18.5K 1.6K 157
                                    

❇❇❇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❇❇❇

"Tadi Mars ngapain, Sa?" tanya Raya pada saat Angkasa sudah kembali menghampiri keduanya.

"Ngajakin tawuran lagi?" timpal Venus.

"Enggak, bukan apa-apa kok. Nggak penting, mending sekarang kita pergi aja dari sini. Oh iya Ve, kamu pulang sendiri?"

Raya memutar bola matanya malas, ia menduga kejadian seperti ini akan terulang kembali seperti waktu lalu. Angkasa akan tetap memprioritaskan Venus, daripada dirinya. Pasti saat ini ia akan ditinggal lagi.

Venus menengok ke kiri manatap Angkasa, kemudian ia mengangguk. "Iya nih, aku pulang sendiri. Kenapa? Kamu mau nganterin aku pulang ya?"

Angkasa mengangguk tengkuknya yang tidak gatal. "Duh gimana ya, Ve, kalo aku nganterin kamu kayaknya nggak bisa deh, soalnya aku juga harus nganterin Raya pulang."

"Kamu tega, Sa, ngebiarin aku pulang sendirian? Nanti kalau tiba-tiba musuh kamu ngelukain aku gimana?" Raut wajah Venus berubah cemberut.

Angkasa terdiam.

"Ya udah, Sa, kamu nganterin dia aja gak papa. Nanti aku bisa pulang sendiri." Raya memilih untuk mengalah saja, walaupun dengan perasaan yang dongkol.

Venus dengan cepat menyetujuinya. "Nah aku setuju sama Raya, biar dia pulang sendiri aja, Sa. Ya ya ya?"

"Eh jangan, aku juga nggak mau hal-hal buruk menimpa kamu, Ra," sergah Angkasa.

"Terus mau gimana? Aku sama Venus mau kamu boncengin bareng gitu? Kaya cabe-cabean, kalo aku sih nggak mau," balas Raya.

"Ya nggak gitu juga, Ra."

"Terus mau gimana?" tanya Raya jengah.

Angkasa tampak sedang berpikir. "Kalian berdua naik taksi aja gimana? Nanti aku naik motor ngikutin kalian dari belakang."

"Aku sama dia? Cuma berdua? Terus duduk bareng di satu kendaraan. Strawberry mangga apel, sorry nggak level!" bantah Venus sambil menunjuk tunjuk Raya.

"Kenapa nggak mau, Ve?"

"Ya nggak mau aja." Venus ngambek.

Angkasa menghela napas, dan mengacak rambutnya kasar. "Oke. Aku ikut kalian naik taksi. Biar motor aku diambil sama anak-anak Universe."

"Nah gitu dong." Venus bersorak gembira berbeda dengan Raya yang hanya menunjukkan raut wajah datar.

Setelah membayar belanjaan, mereka duduk di depan swalayan menunggu taksi yang tadi sudah Angkasa pesan.

"Oh ya Ve, keadaan kakek sama nenek baik-baik aja kan? Mereka sehat kan?" tanya Angkasa pada Venus.

Venus mengangguk sambil tersenyum. "Iya, mereka sehat kok. Malahan kakek nanyain kamu terus, katanya tumben kok kamu nggak ikut aku jenguk mereka, gitu."

ANGKASARAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang