❇❇❇
"Raya, lo ngapain di sini?"
Raya seketika menatap pada seseorang yang baru saja datang menghampirinya.
"Venus, ngapain lo di sini?" tanya balik Raya.
Venus justru menatap heran pada Raya. "Loh, kan tadi gue tanya ke lo, kok malah tanya balik sih. Jadi, lo di sini ngapain?"
"Gue nunggu Angkasa," balas Raya dingin. Entah kenapa rasanya ia sangat malas bertemu dengan Venus saat ini.
Venus berbinar mendengar itu, karena sedari tadi ia mencari Angkasa. "Jadi Angkasa ada di dalem, Ra?"
"Hmm, ada." Raya bersandar pada tembok, sembari melihat lurus ke depannya yang terpampang lapangan sepak bola yang masih ada beberapa orang berlatih bola di sana.
Pintu dari ruang ganti itu pun terbuka, menampilkan sesosok laki-laki yang terlihat lebih fresh dengan rambut basahnya.
"Eh Venus, kamu belum pulang?" tanya Angkasa kepada Venus yang tersenyum padanya. Ia juga melirik pada Raya yang justru tidak menatapnya.
"Belum, Sa. Hari ini kita jadi pergi kan? Dari tadi aku tuh nyariin kamu, eh ternyata ada di sini," jelas Venus. Raya pun menoleh pada keduanya seraya menaikkan sebelah alisnya.
Angkasa tidak menjawabnya.
"Kamu lupa ya?"
...
Flashback on
Venus terduduk lesu di ayunan taman dekat kompleks perumahannya, sedari tadi ia hanya diam tidak ada gairah semangat sedikit pun. Kali ini ia merasa sangat sedih, takut, dan menyesal kepada Angkasa karena biasanya dulu walaupun Venus melakukan kecerobohan, Angkasa pasti akan langsung memaafkannya, namun kali ini sepertinya tidak, Angkasa benar-benar marah kepadanya.
"Aku rindu kamu yang dulu, Sa, rindu main sama kamu, rindu dipeluk sama kamu saat aku nangis, rindu beli es krim bareng sama kamu, aku ... rindu," gumam Venus.
"Apa nggak ada harapan lagi ya, buat aku baikan lagi sama kamu?"
Hari sudah sore tetapi Venus masih enggan beranjak dari tempat duduknya, bahkan ia masih mengenakan seragam sekolah. Ia sengaja tidak pulang dulu tapi malah langsung ke taman ini, karena di sinilah Venus dan Angkasa bertemu pertama kali.
Kala itu Venus masih kecil, ia berjalan sambil bersenandung gembira. Karena tidak memperhatikan jalan, ia tersandung lalu terjatuh, es krimnya pun ikut tumpah. Ia pun menangis, saat itu lah Angkasa kecil datang lalu menghibur Venus.
Di sisi lain, Angkasa yang baru saja pulang dari markas seketika memincingkan mata saat melihat seseorang yang dikenalnya.
"Itu kan Venus, ngapain dia sendiri di taman? Mana tempatnya sepi lagi," gumam Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASARAYA [END]
Teen FictionAngkasa Yudhistira Putra, seorang ketua geng Universe yang sangat disegani seantero SMA Buana. Ia sangat posesif sekaligus overprotektif kepada kekasihnya, Raya Cattleya. Semenjak mereka menjalin hubungan, semua aktivitas Raya akan diatur oleh Angka...