❇❇❇
Hari ini, tepat di mana waktu olimpiade akan dilaksanakan. Raya, Bagas, dan Fani–teman mereka yang juga mengikuti olimpiade– tengah bersiap-siap untuk segera ke SMA Matahari, tuan rumah yang akan dijadikan tempat olimpiade sains tingkat provinsi tahun ini.
Raya merasa gugup sekali, walaupun ini bukan pertama kalinya ia mengikuti olimpiade seperti ini, tapi tetap saja membuat dirinya sangat grogi.
"Ra, pokoknya nanti lo harus semangat ya, gue dukung banget dari sini," ucap Mentari menyemangati Raya. Kini, mereka tengah berada di halaman depan sekolah, bersiap-siap untuk segera berangkat ke SMA Matahari yang letaknya lumayan jauh dari SMA Buana.
"Iya, Ra semangat ya. Gak mau tau pokoknya pas pulang nanti lo harus bawa piala," tambah Senja dengan senyuman.
"Makasih ya, pasti gue bakalan lakuin yang terbaik buat sekolah kita," balas Raya sembari mengeratkan tasnya.
"Bagas sama Fani juga, kalian bertiga harus semangat. Kita selalu do'ain yang terbaik buat kalian," ujar Mentari.
"Yoi, Ri," balas Bagas.
Dari tadi Raya sedang menanti seseorang, berharap dia juga memberikan semangat untuknya. Tetapi orang tersebut tidak kunjung datang.
"Angkasa mana ya? Kok dia nggak ke sini sih?" batin Raya.
"Eh apaan sih, ngapain juga gue mikirin Angkasa. Kita kan udah putus," ujarnya lagi dalam hati.
Sesaat kemudian mereka meninggalkan Mentari dan Senja karena sudah dipanggil oleh Bu Erma untuk segera menuju ke SMA Matahari dengan mengendarai mobil yang sudah disediakan oleh sekolah.
"Duh, Gas, gue gugup banget," keluh Raya.
"Tenang, Ra, hirup udara dalam-dalam ... embuskan"
Raya menuruti perintah Bagas untuk menghirup udara kemudian mengembuskannya.
"Sama aja, Gas, masih gugup." Telapak tangan Raya pun juga muncul keringat dingin.
Bagas mengubah posisinya menjadi menghadap ke arah Raya. Ia tersenyum hangat seraya mengelus pelan rambut Raya.
"Optimis, kita pasti bisa, nggak usah nervous kan ada gue yang selalu di samping lo," ucap Bagas dengan pasti.
Raya memandang Bagas dengan tatapan ragu. "Kalau kita nggak menang nanti gimana?"
"Menang atau kalah itu kan udah biasa dalam suatu kompetisi, Ra. Tumben lo kok nervous banget."
"Gue sendiri juga nggak tahu nih, kenapa bisa nervous banget."
"Ekhem, parapunten akang teteh di sini masih ada orang ya, kalau mau uwu-uwuan entaran aja deh. Kita fokus sama olimpiade dulu," celetuk Fani tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASARAYA [END]
Teen FictionAngkasa Yudhistira Putra, seorang ketua geng Universe yang sangat disegani seantero SMA Buana. Ia sangat posesif sekaligus overprotektif kepada kekasihnya, Raya Cattleya. Semenjak mereka menjalin hubungan, semua aktivitas Raya akan diatur oleh Angka...