31 | Trauma

25.3K 1.9K 154
                                    

❇❇❇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❇❇❇

Setelah terjadi insiden beberapa hari yang lalu, kini keadaan Raya tidak kunjung membaik. Karena itu Angkasa beserta yang lainnya memutuskan untuk pulang dan membawa Raya ke rumah sakit, tapi gadis itu mulai menolaknya dan lebih baik ke rumahnya saja.

Angkasa saat ini tengah menemani Raya di kamarnya. Gadis yang terlihat tampak pucat itu sedang tertidur, sesekali Angkasa mengompres kening Raya karena suhu tubuhnya semakin tinggi. Terkadang gadis itu meracau tidak jelas di pendengaran Angkasa.

"Bunda... Raya takut... Bunda jangan pergi. Darah.." racau Raya tak nyaman dalam tidurnya yang membuat Angkasa menenangkannya.

"Hust... kamu jangan takut, Ra. Aku ada di sini," tutur Angkasa seraya mengusap pelan rambut Raya.

Apa yang sebenarnya terjadi pada kekasihnya itu hingga menjadi seperti ini?

Angkasa seketika menoleh ke arah pintu yang dibuka seseorang.

"Gimana keadaan Raya, Nak Angkasa, apa sudah membaik?" tanya Damar-ayah Raya.

"Belum Om, Raya sekarang malah demam. Dari tadi Angkasa udah coba buat ngompres dia, tapi suhunya nggak turun-turun. Apa perlu kita bawa ke rumah sakit ya Om? Saya khawatir sama keadaannya."

Damar menghela napasnya, lalu berjalan mendekati putrinya. "Raya ini orang yang tidak suka ke rumah sakit, Angkasa. Bau obat-obatan saja sebenarnya dia tidak suka. Lalu kenapa Raya bisa seperti ini, apa terjadi sesuatu sama Raya waktu kalian liburan?" tanya Damar sembari mengelus pelan rambut Raya.

Angkasa menunduk. "Maaf Om, ini pasti karena kesalahan saya. Seharusnya saya nggak maksa Raya buat naik jet ski bareng saya. Waktu itu kami malah jatuh Om, dan semenjak itu dia malah ketakutan kaya gini. Oh iya Om, sebelum pingsan, saya denger Raya manggil bundanya terus om. Apa dulu Raya pernah mengalami sesuatu yang membuat dia trauma?" Angkasa mendongak menatap Damar yang kini terlihat sedih.

"Iya, Nak. Dulu memang Raya mengalami hal yang mengerikan bersama ibunya. Semenjak itu, Raya menjadi trauma dengan semua yang berhubungan dengan laut, danau, dan sebagainya. Karena itu dia tidak mau berenang, dan merasa sangat ketakutan. Bahkan Om juga sudah memanggil psikiater untuk membantu Raya, tapi Raya justru menolaknya. Mungkin karena itu juga trauma dia tidak menghilang sampai sekarang," jelas Damar dengan raut kesedihan tampak di wajahnya.

Angkasa sungguh terkejut, kenapa dia baru mengetahui hal ini. Ke mana dia selama ini, sampai tidak mengetahui apa yang terjadi pada kekasihnya itu.

"Kalau boleh tau Om, itu kejadian apa ya?" tanya Angkasa penasaran.

"Itu-" Ucapan Damar terhenti karena kehadiran seorang wanita paruh baya yang membawa nampan berisi makanan serta minuman.

"Ini makanannya dimakan dulu nak Angkasa, sekalian Raya juga suruh bangun buat makan," ucap wanita itu.

ANGKASARAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang