34 | Mulai Beraksi

20.3K 1.6K 95
                                    

❇❇❇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❇❇❇

Libur semester selama dua minggu telah berlalu, pagi ini di hari Senin para siswa SMA Buana sudah mulai aktif bersekolah lagi. Seperti biasa pergi pagi pulang sore, itulah rutinitas kebanyakan siswa di sekolah ini.

Di semester yang baru, Raya berharap ini adalah awal yang baru pula untuk kehidupannya, semua berjalan baik tanpa lika-liku di sana sini. Yah, semoga saja.

Ketika sampai di depan gerbang ia mengembuskan napas, kemudian mengeratkan pegangannya pada tasnya. "Selamat pagi SMA Buana, sekolah tercinta, semoga hari ini menjadi hari yang menyenangkan," ucap Raya tak lupa dengan senyum yang mengembang lalu ia melangkah kaki memasuki lingkungan sekolah.

Di sana sudah banyak siswa yang berdatangan, suara riuh terdengar di mana-mana, banyak siswa terlihat melepas rindu bersama teman-teman karena sudah lama tak berjumpa.

"Raya!" panggil seseorang itu sambil melambaikan tangan.

Raya memutar badan mengarah ke arah sumber suara, seketika senyum tipis terbit di bibirnya.

"Hai." Raya membalas lambaian tangan itu.

Orang itu berjalan dengan langkah lebar, tidak sabar untuk menghampiri Raya.

"Hampir satu minggu nggak ketemu, kamu makin cantik aja," godanya.

"Kan emang dari dulu aku udah cantik, Sa," balas Raya.

Ya, orang itu adalah Angkasa. Kekasihnya.

"Waah pacar aku PD banget ya." Angkasa mencubit gemas pipi Raya.

"Awh, sakit tahu." Raya tidak terima, ia mengelus-elus pipinya yang dicubit Angkasa tadi, berharap rasa sakitnya akan hilang.

"Maaf-maaf, habisnya kamu gemesin sih."

"Ish kamu ini, iya deh aku maafin," ucap Raya tidak ingin memperpanjang masalah.

"Masih sakit nggak?"

"Masih."

"Mau aku obatin nggak, biar sakitnya ilang?" tawar Angkasa dengan senyuman yang tidak bisa diartikan.

"Emang kamu bisa?"

"Bisa dong."

Menyadari gelagat Angkasa yang mulai aneh, Raya jadi merasa sedikit was-was.

"Eh nggak papa kok, sekarang udah nggak sakit lagi," ucap Raya kemudian.

"Udah terlanjur, kata-kata kamu nggak bisa ditarik lagi."

"Lah kok gitu?"

Tanpa menjawab pertanyaan Raya, tiba-tiba Angkasa mengecup pipi Raya yang sengaja ia cubit tadi.

Kedua mata Raya membola. Angkasa ini sukanya berbuat nekat secara tiba-tiba.

"Angkasa, malu." Raya menunduk. Kedua pipinya memerah seperti kepiting rebus.

ANGKASARAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang