ANGKASARAYA [END]

48 | Titik Terendah Venus

▪️▪️▪️

Yuhuu, ANGKASARAYA udah update nih.

Sebelum baca, author mau nanya nih kalian baca part ini jam berapa di mana?

Jangan lupa vote dan coment.

Kalau ada typo, tolong ingetin yah.

...

Venus memasuki rumahnya dengan langkah gontai, sembari membuka pintu ia menyeka air matanya yang kembali turun. Ia memang bodoh, karena keegoisannya ia kehilangan sosok sahabat sekaligus orang yang sangat ia cintai, Angkasa.

Masih beberapa langkah dari ambang pintu, suara pecahan vas bunga menggelegar ke seluruh penjuru rumah.

"Lagi-lagi mereka berantem," gumamnya. Venus mengembuskan napas berat, langkah kakinya sedikit bergetar kala mendengar teriakan demi teriakan yang keluar dari bibir kedua orang tuanya.

Berusaha untuk tidak memperdulikan mereka, Venus langsung menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas.

Sungguh situasi seperti ini membuat hatinya perih, seperti ditusuk oleh ribuan belati tak kasat mata.

Tepat saat sampai di kamar, tubuhnya merosot ke lantai.

"Kenapa hidup gue nggak adil gini sih? Papa Mama nggak pernah akur, sekarang Angkasa benci sama gue. Gue sendirian. Kenapa? Kenapa semua orang ninggalin gue?!" gumamnya.

Ia menutup matanya pelan, merasakan detik demi detik yang menyiksa baginya.

"Hiks..."

Sudah dua puluh menit lamanya, orang tua Venus terus berdebat. Namun, belum ada tanda-tanda mereka akan menyudahi percekcokan itu.

Ia heran, tidak habis pikir dengan jalan pikiran mereka. Kenapa mereka tidak bisa damai untuk satu hari saja?

Saking geramnya ia keluar dari kamar dengan membuka pintu secara kasar, menimbulkan gebrakan yang sangat keras. Ia menuruni anak tangga kemudian berjalan ke ruang tengah  untuk mendatangi tempat perdebatan orang tuanya itu.

"PA, MA, UDAH JANGAN BERDEBAT TERUS! NGGAK ENAK DIDENGAR TETANGGA." Teriaknya tepat di hadapan kedua orang tuanya.

Sontak mereka mengalihkan perhatiannya ke arah Venus.

"Mama kamu dulu yang memulai Venus, kalau saja dia tidak berselingkuh di belakang Papa, Papa nggak akan marah-marah kaya gini," ucap Dimas. Tangan kanannya menunjuk wajah sang mama.

"Apa kamu bilang Mas, selingkuh? Kamu punya bukti kalau aku selingkuh di belakang kamu?" jawab Ela tidak terima.

Dimas mengambil foto yang tergeletak di meja. "Ini!" tunjuknya. "Ini kamu sedang bersama laki-laki lain di luar sana kan?"