Last Ballerina ❄ Lady Savina Kent

10K 1.1K 180
                                    

Update...





Update...





Update...





Ready??



Happy Reading

--------------------

Katrina tengah menyeruput kopinya sambil memandang pintu kamarnya yang tertutup, ia tidak mendengar barang pecah dari dalam kamarnya berarti situasi masih aman terkendali, ia tidak juga mendengar Nina menjerit-jerit meminta tolong berarti Al tidak memutilasi Nina karena sudah menyimpan Savina beberapa tahun ini.

Katrina terlonjak saat pintu diketuk dari dalam kamar dan ia mendengar suara Al memanggil dirinya, Katrina mendatangi kamarnya sambil mendengarkan seksama.

"Katrina, kau bisa membuka pintu kamar ini." Sahut Al membuat Katrina memutar kunci yang masih tergantung di lubang kunci, pintu menjeblak terbuka dan memperlihatkan wajah Nina yang merah karena marah sementara Al tampak lelah.

Katrina mundur saat Nina keluar dan menuju kitchen Island dan merapikan barang-barangnya, ia memandang Al penuh pertanyaan sementara Al hanya tersenyum menenangkan. Katrina mendekati Nina yang masih berdiam diri.

"Nina." Panggil Katrina takut lalu meringis saat Nina menatapnya dengan pandang sewot.

"Aku marah denganmu." Sahut Nina merengut membuat Katrina tertawa lalu maju memeluk Nina.

"Nanti kau akan berterima kasih padaku." Sahut Katrina sombong, Nina mendengus kesal sambil memakai sepatunya.

"Nina, kali ini kejar kebahagian itu bukan hanya untukmu tapi untuk Savina." Sahut Katrina dan memeluk Nina yang spontan balas memeluk Katrina.

"Kita bicara besok dikantor ok." Sahut Katrina lalu mendorong punggung Nina yang masih kaku untuk mendekati Al yang tengah menunggu diambang pintu.

"Sampai nanti Katrina dan terima kasih." Sahut Al lalu mencium pipi Katrina sebelum beranjak keluar mengikuti Nina.

Lima belas menit kemudian Al duduk didalam mobil bersama Nina yang tengah menyetir menuju rumahnya, wanita itu mengunci mulutnya rapat-rapat dan tidak mau memandang Al sama sekali. 

"No, dia anakku, aku yang melahirkan, aku yang membesarkan. Kau hanya menyumbang sperma my lord." Kepala Al seperti dihantam ratusan batu bata saat mendengar jawaban Nina, dia mempunyai anak dan bahkan ia tidak tahu.

"Beraninya kau Nina, berani-beraninya kau menyembunyikan hal sepenting ini dariku." Sahut Al geram sambil mencengkram tangan Nina, ia tidak memperdulikan rasa terkejut yang melintas di wajah wanita itu. Nina mendorong tubuh Al agar menjauhi dirinya, ia memandang Al dengan penuh kemarahan.

"Ya, aku berani karena aku yang melahirkan Savina." Sahut Nina.

"Aku ayahnya, apa kau berpikir aku tidak pantas untuk tahu bahwa aku mempunyai anak." Sahut Al berusaha tidak meninggikan suaranya tapi gagal.

Last Ballerina✅ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang