Last Ballerina ❄ Epilog

12.3K 1K 79
                                    


Update...



Update...




Update...



Ready??



Happy Reading

-------------

"Grandpa." Teriak Savina saat mobil yang ditumpanginya berhenti.

"Aku mau turun... aku mau turun." Seru Savina kepada Al yang hanya menggeleng melihat kelakuan gadis kecilnya.

"Hallo little princess." Sahut Gabe yang membuka pintu mobil tempat Savina duduk.

"Da-da membelikan aku kuda." Sahut Savina riang,Gabe tertawa lalu membantu Savina turun dari mobil sementara Al berjalan membukakan pintu untuk Nina yang keluar dengan perlahan.

"Semuanya sudah berkumpul?" Tanya Al kepada Gabe yang mengial kepalanya kearah lapangan tempat mereka biasa melakukan piknik.

"Apa kabar Nina?" Tanya Gabe sambil mencium pipi Nina.

"Baik dad, dimana mom?" Sahut Nina.

"Mereka sudah mengambil tempat ditempat piknik."Sahut Gabe lalu berjalan bersama Savina yang terus bercerita mengenai kuda yang baru ia dapatkan sebagai hadiah ulang tahun. Al memandang Nina lalu merangkul istrinya dan membimbingnya lembut.

"Kalau kau mau, kita bisa beristirahat didalam." Sahut Al sambil mengelus perut Nina yang membesar karena kehamilannya yang sudah memasuki bulan ke tujuh.

"Aku ingin menikmati udara luar." Sahut Nina sambil merengut.

"Udara hari ini panas." Sahut Al tak mau kalah membuat Nina mendengus tapi tidak mengatakan apapun karena mereka sudah sampai dimana keluarga berkumpul.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Charlotte sambil mencium pipi Nina yang hanya mendengus sambil menunjuk Al dengan jempolnya.

"Pria ini tidak membiarkan aku keluar kamar, demi Tuhan." Sahut Nina, Charlotte tergelak.

"Memang begitu, yang selamat dari keposesifannya hanya Scarlett." Sahut Charlotte lalu berpaling saat Nial datang bersama Agnes dan anak-anak mereka, Nina melihat Nial langsung mendatangi para pria sementara Agnes bergabung bersama mereka.

Tangisan Andrew sudah terdengar saat James datang, Liam mengambil tempat ditengah-tengah perkelahian dua anak lelaki yang baru dimulai tersebut.

"Kids, ambil tempat kalian, kita akan mulai makan." Aunty Sophie berteriak lantang membuat para anak-anak mengambil tempat. Al mengambil makanan bagi Nina.

"For you my Lady." Sahut Al sambil membungkukkan tubuhnya  dan langsung mengambil tempat disamping Nina sementara Savina duduk bersama Mira.

"Bagaimana renovasi rumah kalian?" Tanya Nial kepada Nina yang mengangguk.

"Berjalan baik Nial, akan selesai sebelum bayi nomor dua lahir." Sahut Nina sambil tertawa.

Siang musim panas memang bagus untuk berkumpul dengan keluarga, Nina memperhatikan obrolan yang terjadi disepanjang meja, ejekan Charlotte dengan Nial bahkan taruhan selalu terjadi dimeja makan ini dan biasanya itu terjadi antara Louis dan Paul.

Al meremas pundak Nina pelan membuat Nina berpaling sambil tersenyum lalu menyandarkan tubuhnya kearah Al sambil mendengarkan Nial mengompori Louis untuk mengalahkan Paul, Agnes yang sudah paham dengan kelakuan suaminya hanya menggeleng pelan.

"Kau bahagia?" Tanya Al pelan ditelinga Nina yang mengangguk lalu menoleh kearah Al.

"Dan bagaimana denganmu?" Tanya Nina.

"Sangat." Sahut Al lalu mengecup bibir Nina cepat .

Al melihat masing-masing sepupu, teman yang mempunyai hubungan pernikahan yang sangat bahagia walau Al tahu untuk mencapai kesana, masing-masing dari mereka harus menghadapi jalan yang tidak mulus, perpisahan, air mata, kemarahan sudah mereka lewati.

Tapi seperti yang ia tahu dari jalan mereka menemukan tawa, senyum saat mereka mencapai akhir sama seperti dengan dirinya dan Nina, mereka masih bertengkar tapi mereka tahu pertengkaran kecil tidak akan bisa merubah perasaan mereka.

"Kalian menginap atau tidak?" Tanya Mira kepada Nina dan Al.

"Menginap." Savina yang menjawab membuat Nina tertawa.

"Kau sudah mendapatkan jawabannya mom." Sahut Al lalu memandang Nina yang membetulkan sandarannya pada Al.

"Lelah?" Tanya Al, Nina menggeleng.

"Anakmu hanya ingin merasakan kegembiraan musim panas ini." Sahut Nina, Al mengusap perut Nina dibawah meja, kali ini ia bisa ikut merasakan bagaimana mendampingi Nina dari awal mula kehamilan dan juga mendamping Savina dalam masa tumbuh kembangnya.

"Kita bisa pulang kerumah dan biarkan Savina bersama daddy dan mommy." Sahut Al, Nina memutar bola matanya.

"Kita sudah berjanji untuk tinggal disini seminggu." Sahut Nina, Al terkekeh.

"Aku ingin merasakan damainya rumah tanpa Savina." Sahut Al.

Rumah yang dibelikan Al sebagai hadiah pernikahan untuk Nina, mereka membagi waktu mereka antara Moskow, London, Norfolk dan juga Bath selama setahun, tapi Nina lebih menyukai rumah di Norfolk karena terpencil dan juga tidak terlalu banyak pelayan seperti rumah mereka di London.

Tapi walaupun dimanapun mereka berada Nina tahu bersama Al dan juga Savina sudah cukup baginya dan dalam beberapa bulan lagi rumah mereka akan ramai dengan baby nomor dua dan Nina sudah tidak sabar menunggu hal itu terjadi.

Al seperti menebus hari-hari dimana ia absen saat Nina hamil Savina dan kelahiran Savina, Nina berpikir hanya omong kosong belaka saat Charlotte mengatakan tentang keposesifan Al, tapi saat ini Nina merasakannya sendiri.

Dan anehnya ia cukup senang walau kadang-kadang ia juga merasakan ingin memukul kepala Al karena membuat dirinya seperti orang sakit.

Nina mensyukuri kehidupan yang ia dapatkan saat ini dan ia berharap saudara kembarnya juga akan mendapatkan kebahagian yang sama seperti dirinya dan ia tahu perjalanan Katrina tengah menuju kesana dan Nina tidak sabar untuk melihat hasilnya.

"I love you." Sahut Nina pelan membuat Al terkekeh.

"And I love you more." Balas Al kembali mencium Nina dan langsung mengalihakan perhatian pada obrolan serta pertengkaran yang ada dimeja mereka.

Ini yang dinamakan Blessing bagi mereka.

-----------------

Done ya part epilog ini,



Kita tutup cerita ini, yang mau extra part buat sendiri hahaha..




Jangan lupa vote dan komennya

Dari Ems si fakir vote



Hope you enjoy read this story

See you in next Story




Regards,




Emslenora

Last Ballerina✅ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang