Kadang masa kecil harus patut diingat, sebab sangat berwarna bila mengingatnya
— Alexandria Chayra—
⚠️ Typo Bertebaran
🍁•🍁•🍁
"Ma, apakah itu bulan?"
Seorang anak kecil yang sedang menikmati indahnya malam bersama sang mama. Memandangi berbagai hiasan langit malam dan bertanya siapakah pembuat hiasan itu?
Anak kecil itu pun mendongak, menatap sang Mama yang juga menatap dirinya. Mereka berdua kini saling berpandangan, menyalurkan sebuah pemikiran yang membuat fokus mereka berpusat pada, Bulan.
"Iya, lucu ya bulan sama seperti kamu," ucap sang Mama, Anak kecil itupun menoleh seraya tersenyum memperlihatkan giginya yang belum tersusun rapi.
Anak kecil itu pun tersenyum malu, selalu saja seperti itu. Ketika ada yang memujinya ia akan tersipu malu, terlihat dari pipi chubbynya.
"Terbuat dari apakah bulan Ma? Apa sama seperti Cela?" Aleema pun menggeleng, terkejut atas perkataan anaknya itu. "Lalu bagaimana bisa bulan ada di atas, dan Mama bilang bulan lucu seperti diriku?"
Aleema tersenyum kecil pada anak itu, ia bahkan bingung bagaimana menjelaskan kepada anak itu tentang terbuat dari apa bulan.
Tidak mungkin kan jika dirinya harus menjelaskan hipotesis tubrukan besar, yang menjelaskan tentang terbentuknya bulan dari puing-puing tubrukan antara Bumi dan benda seukuran planet Mars yang disebut Theia, sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Tidak kan? Jadi untuk saat ini ia hanya menjelaskan bahwa bulan ada, sebelum manusia itu ada di bumi ini. Untuk prosesnya biar dia mencari tahu sendiri, nanti setelah bocah itu beranjak dewasa.
"Ma, Cela mengantuk bolehkan Cela ke dalam?" tanya bocah kecil itu, ia benar-benar sudah mengantuk. Matanya memerah dan berair, akibat dirinya menguap berulang kali dalam lima menit.
"Baiklah, sekarang kita masuk ke dalam lalu tidur. Mama akan membacakan dongeng tentang Pak bulan dan bintang kecil, mau?"
Anak kecil itu sedikit membuka matanya, ia sangat suka jika Mamanya membangunkan imajinasi sebelum ia terlelap dalam mimpi.
"Mau, tapi Mama juga temenin Cela ya," Aleema mengangguk seraya tersenyum hangat. "Yeay, ayo Ma kita ke dalam," ujar Chayra kecil yang begitu antusias.
Aleema tersenyum melihat sang anak menatapnya serius mendengarkan ceritanya.
Chayra memperhatikan kata demi kata yang diucapkan Aleema sambil memeluk boneka kesayangannya.
"Kamu harus tau bahwa semua keberhasilanmu itu terjadi karenamu, jadi kamu harus menjadi anak yang baik dan juga pekerja keras ya. "Aleema menatap Chayra yang mulai menguap.
Chayra terdiam sejenak dan bertanya, "Tapi Ma, apakah tidak ada seseorang yang ikut campur dalam kesuksesan kita?"
"Tadi ga sengaja Cela lihat di tv katanya kita diciptakan oleh tuhan, dan juga semua yang terjadi karenanya," sambungnya.
Aleema mengacak rambut Chayra seraya berkata, "Ga ada yang namanya tuhan sayang, kita di sini berdiri di atas kaki kita sendiri... Kita hidup karena usaha kita, kita sukses, kita susah, semua karena kita sendiri. Dunia ini menang sudah ada sebelum kita lahir, ga ada yang menciptakannya semua terbentuk dengan sendirinya. Dan setelah mati hidup kita akan berakhir. Maka dari itu kamu harus terus berusaha demi dirimu sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Allah (END)
Spiritual• Kelompok: Faeyza Esnamelta (Kelompok 6 Religi) • Genre: Religi Tuhan Siapa dia? Begitu diagung agungkan oleh ribuan jiwa Apa hebatnya dia? Sehebat gunung? Setinggi langit? Seluas samudra? Atau sedalam lautan? Heh, siapa dia yang berani memerint...
