🍁 Rumah sakit -•

52 6 41
                                    

Mungkin Kini Semuanya Telah Berakhir.

— Alexandria Chayra

⚠️ Typo Bertebaran

🍁•🍁•🍁

Keira kini terdiam dalam duduknya. Pikirannya terus menyebut satu nama, Chayra. Ya, dia sedang memikirkan sang sahabat. Sudah berkali kali dia mencoba menghubungi Chayra tetapi tidak ada balasan sama sekali.

"Sara, Bunda mau ke rumah sahabat bunda ya, bunda khawatir sama dia." Keira menurunkan Sara dari pangkuannya.

"Icutt, Cara mau icut bun Cei." Sara mengulurkan kedua tangannya ke atas dan tersenyum.

Tidak ada pilihan lain selain mengajak Sara bersamanya. Keira segera mengambil tasnya dan bergegas menuju rumah Chayra.

"Assalamualaikum." Keira mulai menekan tombol bel di rumah Chayra, jujur ini pertama kalinya ia memberanikan diri mengunjungi rumah sang sahabat.

"Siapa kamu," sinis Aleema saat membuka pintu.

"Saya temannya Chayra, apakah Chayra ada?" tanya Keira sopan.

Aleema melirik tajam penampilan Keira mulai dari atas sampai bawa, tak lupa ia juga melihat gadis kecil di sampingnya.

"Oh, jadi ini yang membuat anak saya berubah. Kamu yang membuat keluarga saya memjadi berantakan." Aleema mulai mengangkat tangannya hendak menampar Keira.

"Tante cangan nyakitin bun Cei, bun Cei baik kok ga pelna nyakiti olang," ungkap sara dengan polosnya.

"Anak kecil tau apa kamu, gara-gara Bunda kamu anak tante jadi berubah," balas Aleema.

"Mama." Teriakan keras itu membuat Aleema menghentikan aksinya.

"Ma, jangan dia satu satunya sahabat aku." Chayra mendekati Mamanya dan mulai memohon.

"Oke, kamu pilih Mama atau sahabat kamu. Jika kamu pilih Mama, kamu tinggalkan semua tentang islam termasuk project film itu." Aleema menatap tajam sang anak, dalam hatinya ada rasa sakit saat membentak Chayra.

"Chay lebih baik kamu pilih Mama kamu, aku cuma khawatir sama kamu. Aku pamit." Keira mulai menggendong Sara dan pergi meninggalkan rumah Chayra.

'Mungkin semua ini takdir tuhan, semoga Allah melindungimu Chay,' batin Keira.

Chayra metatap kepergian sahabatnya, apa yang harus ia lakukan. Di sisi lain ia sayang terhadap keluarganya tapi ia juga tidak rela jika kehilangan semuanya.

"Ma, please izinkan aku main film ini Ma." Chayra berusaha keras meyakinkan sang Mama namun hasilnya nihil tidak ada izin dari Mamanya.

Sekarang Chayra pasrah, ia kembali ke kamarnya, dunianya telah hancur, karirnya akan segera sirna. Jika tidak melanjutkannya nama baiknya akan tercoreng, ini sama saja pembohongan publik.

Chayra meraih obat sakit kepala di sampingnnya. Membuka kotaknya dan mengambil tujuh butir obat tersebut.

"Mungkin semuanya akan berakhir." Chayra memasukkan seluruh obat dalam genggamannya ke dalam mulutnya. Menelannya dan menangis.

Tak lama, Chayra merasa pening di kepalanya. Hingga tanpa sadar matanya menutup perlahan-lahan.

"Maafin Chay kalau nanti nggak bisa ketemu kalian, Papa, Mama, Keira, Sara, Baby. Aku sayang kalian," gumam Chayra sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya.

🍁•🍁•🍁

"Aduh Sar, Bunda kok masih kepikiran sama bunda Chayra ya, takut terjadi sesuatu," ucap Keira pada Sara.

Assalamualaikum Allah (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang