Chapter 2. Kepahitan

752 377 680
                                    

Happy Reading 🌟

Hidup itu memiliki dua sisi.
Dua sisi itu selalu bertolakbelakang,
Namun bukan berarti tidak akan menyatu,
Seperti pahit dan manis saja tak akan pernah jadi satu ketika disatukan.

-Gabera Anjana-

***

Perkenalkan aku adalah sang tokoh utama dalam sebuah cerita ini ... iya aku adalah Gabera Anjana kalian bisa memanggilku Gabera atau Era. Ini tentang diriku saat berumur dua belas tahun. Waktu aku duduk di bangku kelas 6 SD. Ini aku yang selalu terlihat baik-baik saja dan bahagia Selama di Sekolah Dasar.

Ha-ha-ha-ha omong kosong.

Aku malah sangat menyedihkan, selalu di dalam kelas pergi ke kantin pun sangat jarang. Aku akan pergi jika aku mau atau benar-benar lapar.

Aku bukan seorang introvert atau orang yang susah berbaur jika kalian berpikir aku adalah orang seperti itu kalian salah besar, tapi aku tidak ingin terlalu memikirkannya. Aku ingin berpikir secara sederhana bahwa mungkin ini memang sudah menjadi takdirku. Teman seperti apa yang ingin kucari semua sama hanya datang saat membutuhkan pergi setelah selesai dengan kebutuhannya mereka, lalu akan dibuang layaknya seonggok sampah yang tidak ada harganya. Mungkin kalian berpikir miris, bukan? Aku sangat senang menjawab 'tentu'.

Ini adalah tentangku dan hidupku. Aku banyak membagi tawa tetapi tidak untuk dukaku. Kalian mungkin berpikir aku seorang yang kuat dan tegar. Bukan aku hanya seorang anak yang bertahan dengan sebuah luka, gadis cengeng yang meratapi nasibnya dalam sepi tanpa ada yang tahu. Seorang anak perempuan yang tertekan bahkan putus asa tetapi dipaksa oleh keadaan untuk selalu tersenyum dan baik-baik saja padahal tidak ada yang baik dalam hidupnya.

Kalian pasti berpikir kenapa aku tidak merubah diriku agar tidak miris atau menyedihkan seperti ini?

Kenapa harus merubahnya?

Jika memang tidak mau berteman lebih baik tidak usah, daripada hanya pura-pura baik dan memanfaatkan diriku. Aku merasa lebih baik begini saja.

Tidak ada yang munafik atau bermuka dua dalam berteman denganku.

Apalagi manusia hipokrit yang aku sendiri sangat membenci spesies manusia seperti ini.

Walau memang terlihat menyedihkan tapi aku juga senang karena aku tahu pertemanan yang tulus itu nothing, semuanya harus bersimbiosis metualisme dimana mereka saling menguntungkan satu sama lain. Atau mungkin menjadi parasit dengan memanfaatkan temanmu yang bodoh untuk menjadi kacung atau budak kalian, sedangkan teman yang pintar kalian jadikan sebagai otakmu. Memperbudaknya seperti hewan ternak.

Dunia itu memang kejam! Kalian tidak akan pernah membayangkan sekejam apa dunia ini terhadap kalian. Bagaimana dunia akan memperlakukanmu, kalian tidak akan menduganya entah seperti neraka atau surga. Masih menjadi misteri untuk kalian pecahkan.

Akan kuberitahu apa yang selalu aku rapalkan dalam setiap doa-doaku. Aku selalu berharap kepada Tuhan. Suatu saat aku pasti akan mendapatkan teman yang menerima dan mengerti dengan segala hal tentangku. Namun kenyataannya Tuhan selalu mengujiku dengan hal yang tak terduga atau kejutan-kejutan yang mungkin  tidak terpikirkan.

Aku bisa menerima semua ujian yang diberikan Tuhan, tapi sampai kapan aku akan menerima?

Ada masanya aku lelah dan ingin berhenti.

Tapi sudahlah ... akan kunikmati hidupku yang selalu sendiri dan kesepian ini.

Aku paling tidak suka ketika dimana diriku sedang meratapi nasib yang membuatku merasa begitu menyedihkan. Aku juga tidak ingin menunjukkan kerapuhan yang ada dalam diriku. Namun terkadang aku berpikir takdirku seperti tidak adil kepadaku. Seakan tidak ada yang mendukungku!

It's About Me! [ SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang