Prolog

2.3K 69 4
                                    

Suara canda tawa terdengar dari ruang tengah. Canda tawa seorang ibu dan anak yang terdengar begitu akrab.

"Ilaa," panggil Zuniar Laila Darwin—Ibunda dari Shaqila Arsyika Darwin.

Shaqila menatap Mamanya dengan penuh tanda tanya.

"Kalo Mama mau kerja lagi, gimana? Kamu setuju nggak?" tanya Mamanya dengan mata yang berbinar-binar membuat Shaqila tak tega jika ia tak menyetujuinya.

Tapi, kalau Mama udah kerja, pasti dia bakalan sibuk dan nggak akan ada waktu luang buat, Ila.

Katakanlah Shaqila manja dan egois tetapi memang itu kenyataannya, sebagai anak tunggal dari keluarga Darwin.

"La, gimana? kamu setuju?" tanya Mamanya. Shaqila mengedikan bahunya sekilas dan kembali fokus menonton. "Terserah mamah."

"Kalo Papa sih setuju, daripada mama di rumah 'kan juga iseng nggak ada temennya," celetuk Robby Darwin yang tiba-tiba ikut nimbrung.

Shaqila berdecak kesal. "Ck. Emang mau kerja di mana sih, Ma?" tanya Shaqila berusaha mengontrol emosinya.

"Di restaurant Doni, Sha. Ya, ngebantuin dia ngurusin restaurantnya gitu," jawab Zuniar.

Roby merayu, "lumayan 'kan, Sha, buat nambah pemasukan. Siapa tau aja nanti uang saku kamu ditambahin sama Mama." 

Gak butuh uang. Butuhnya kasih sayang kalian!

"Oh, Om Doni. Yaudah, terserah Mama," ucap Shaqila dan kembali fokus menonton.

Mama kerja, Papa kerja itu tandanya gue bakalan di rumah sendirian? Dan semuanya serba sendirian? Bagus Sha lo belajar mandiri!

TO BE CONTINUE


HAAAAIII gue kembali dengan cerita yang baru nih. Mencoba sesuatu yang baru(?) wkwk
Semoga kalian suka . . .

Shaqila ADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang