Perpisahan yang dijadwalkan tidak terelakkan lagi. Semua harus berakhir. Sebelum dia bertindak lebih jauh untuk memikatku yang menyebabkan aku tidak menjadi diriku sendiri maka aku harus tetap di tempat. Di titik di mana tidak boleh ada perasaan yang mampir.
Kini aku bisa mengibaratkan hubungan kami seperti pesawan yang kami naiki. Pesawat mendarat ke Bumi sama seperti hubunganku dan Sasuke yang jatuh ke bawah tanpa sempat untuk terbang. Aku memotong segala kemungkinan agar pesawat kami yang bernama hubungan satu malam tidak pernah terbang. Karena apa pun itu, Sasuke hanya menginginkan hubungan yang cepat kemudian selesai. Hanya untuk memuaskan sesuatu yang ia sebut kebutuhan biologis. Itu mengingatkan ku pada Mei yang kotor.
Di sinilah kami usai mendarat. Diantara pesawat yang ukurannya jauh lalu besar dari manusia, kami saling berhadapan. Aku dengan sopan dan tulus berterima kasih atas tumpangannya. Sementara dia membeku seolah sedang menilai apa yang salah dengan dirinya karena aku begitu gigih menolaknya.
"Aku menghargai kebaikanmu, Sir. Semoga kita bertemu dalam suasana yang lebih menyenangkan. "
"Lain kali aku pastikan kau tidak bisa menolakku, Cerry. "
Bibirku secara refleks berkedut. "Kita lihat nanti, Sir. "
Aku melambai, berbalik dan mundur. Terlalu lelah untuk menjaga kestabilan jiwaku yang terus bertentangan karena serangan pesona Sasuke Uchiha. Aku tidak bisa membiarkan semua berantakan sebelum semua dendamku terjadi. Sedangkan Sasuke adalah pelatuk besar yang bisa mengacaukan fokus tujuanku.
Yahiko sudah menunggu di area penjemputan penumpang. Dia berdiri dengan tampan bersama jas yang aku tebak buatan tangan khusus pesanan. Dia begitu mencolok diantara orang-orang yang menjemputnya. Aku sungguh mengasihani para wanita atau gadis yang menabrak sesuatu karena menoleh ke arah Yahiki.
Kulambaikan tanganku padanya. Dia tersenyum lebar menuju ke arahku dan tanpa ijin memelukku dengan dua tangannya yang besar.
''Hei, kau berlebihan."
"Aku merindukanmu, Sakura. Ungkapan rinduku bahkan tidak sepersepuluh mewakili perasaan ku selama ini. "
"Baiklah, baiklah. Tenang, okey. "
Hanya saja aku merasakan tatapan tajam seseorang pada punggungku, bokongku dan kedua pahaku dari belakang. Membuatku menoleh dan mendapati Sasuke yang dikawal beberapa orang menatap ke arahku.
Ternyata efek tatapannya masih tidak bisa aku tahan. Aku bergetar dan hampir tidak mampu mengalihkan pandanganku darinya.
Kuputar kepalaku dengan cepat. "Ayo kita pergi. "
Berhasil lepas dari pandangan Sasuke, aku meraih telepon genggam dan menelpon seseorang. Aku membutuhkan bantuannya lebih dari apa pun sekarang ini. Tapi aku merasakan tatapan panas itu tidak memudar. Terutama pria nakal berambut coklat bercampur pirang ini melingkarkan tangannya di pinggangku. Tatapan yang kurasakan semakin membuat tubuhku tidak nyaman.
Di Harunodom.
Kepala pelayan menyambutku. Dia adalah satu-satunya orang lama yang belum di ganti oleh Mei. Sementara itu pelayan lain yang belum pernah aku lihat, berjajar seperti biasa untuk menyambutku. Tapi aku tau jika mereka mengawasi tindakanku sekecil apa pun untuk dilaporkan pada Mei.
Di mulai dengan menarik nafas panjang, aku merubah penampilanku menjadi peri palsu seperti dahulu.
"Selamat malam Paman Rio. Hai, kalian pelayan baru ya? Aku Sakura. "
"Selamat datang nona Sakura. " Mereka mengucapkan salam secara serentak.
Seperti robot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Meilleur Gagne
FanfictionBalas dendam, ambisi, hasrat semua bersatu membentuk sebuah karakter baru pada diri Sakura. Demi balas dendam ia memiliki ambisi gelap yang menakutkan. Semua menyeretnya dalam hasrat gelap yang semestinya tak kan pernah ada. Namun ia terjatuh begitu...