Eighteen

2.5K 325 45
                                        

Entah sejak kapan Sasuke berada di belakangku. Padahal tadinya tangan-tangan ini sedang menata batex di lemari ruangannya yang bernuansa modern dan maskulin. Tapi ia muncul layaknya predator. Seandainya aku kelinci dan Sasuke serigala maka aku pasti sudah dimakan olehnya.

"Kau butuh sesuatu, Daddy? " tanyaku sinis. Dia pasti tau jika aku sudah mengusir Mey. Dan saat ini berpura-pura bersikap sopan seolah menjaga hubungan antara aku dan Mey.

  Breet!

  Akh!

  Tangan besarnya menyobek pakaian yang aku khususkan untuk hari ini. Sungguh tidak sopan.

  "Apa yang kau lakukan? "

"Kau jelas tau apa yang akan aku lakukan. Aku ingin menyentuh seluruh tubuhmu dengan lidahku. Memasukimu untuk mendengar reaksimu saat merasakan betapa  nikmat diriku di dalam tubuhmu. "

Dia mengatakannya di telingaku, aku yakin ini caranya agar aku merasa bergairah. Dan ia berhasil. Aku sudah terjepit diantara tubuh dan meja. Setengah telanjang dan basah di bawah akibat lidahnya yang menari di telingaku.

"Stop Daddy. Kita tidak bisa melakukan ini. Aku tidak bisa melakukan ini ugh... ! " teriakku. Sangat berlawanan dengan hasratku yang mulai tumbuh.

"Kenapa tidak? Kita tidak sedarah. Aku bahkan bukan ayah tirimu juga bukan ayah kandungmu. Aku adalah suami dari ibu tirimu. " Seringai yang sialan tampan terbit di bibirnya.

  Ia menjulurkan lidah untuk membasahi bibir tipisnya seksi. Jujur saja aku merasa kagum atas pahatan tegas rahangnya, ditambah kedua matanya yang dingin dan menggoda. Sungguh sesuatu yang tidak ingin kau lewatkan untuk kedua kalinya. Tapi bukan saatnya untuk mengagumi itu semua. Saat ini, sekarang ini dan detik ini, pria yang kesehariannya aku panggil Daddy menunjukkan sikap buas. Aku merasakan gairahnya yang mulai tak terkendali.

Oh ini menakutkan. Setelah terdiam oleh kenyataan yang ia ucapkan, aku justru terpesona dengan mata gelapnya yang penuh kebutuhan dan keinginan dariku.

"Kau---Sakura Haruno---tidak memiliki ikatan apa pun denganku, seorang Uchiha Sasuke. "

Perkataannya membuatku membisu.

"Tetap saja kau pria yang sudah menikah. "

"Aku bisa menceraikannya. "

"Kau gila. Dia istrimu dan, dan, a-aku menghormatinya... " ingin rasanya aku mengutuk diriku ketika mengucapkan kata hormat pada wanita ular itu. Wanita yang sudah menghancurkan satu demi satu keluargaku. Beribu makian bahkan ingin aku ucapkan padanya.

"Apa? Ahahaha, jangan membuat lelucon, Sakura. Aku bahkan bisa melihat dengan jelas kebencian yang ada di matamu. Kau membenci Mei. Sangat membencinya."

"I-itu tidak benar. Aku sangat menghormati Mei. "

"Jangan bodoh. Aku tidak akan tertipu oleh mu, Cerry. "

"Jadi berhenti memasang topeng itu! Tunjukkan padaku dirimu sebenarnya padaku Cerry. Tunjukkan panasnya dirimu yang kau tutupi dengan senyum malaikat itu. "

"A-apa yang kau bicarakan Daddy? " aku masih pura-pura polos tapi senyumku mulai melebar.

"Baiklah jika kau ingin aku memaksamu membuka topengmu, Princess Cerry. "

Oh! Dia gila, kakiku dia taruh di atas bahunya. Dan tangannya berada di seluruh tubuhku. Lalu, lalu---oh tidak. Dia gila. Lidahnya saat ini berada di tempat yang seharusnya.

"Bagaimana? Masih berpura-pura Cerryku? "

Tubuhku mulai tidak bisa kukendalikan. Mereka sudah sepenuhnya di bawah kendali Sasuke. Pria itu berhasil mengambil alih kontrol tubuhku dengan begitu mudah. Ataukah memang ini yang aku harapkan dari seorang Uchiha Sasuke.

"Fu fu fu. Ternyata kau sangat cerdas Sasuke. "

Mata Sasuke berkilat senang. "Yeah, yeah. Ini dia, aku sangat suka wajahmu yang sesungguhnya Princess Cerry. "

Tangan ku menarik dasinya. Sama seperti Sasuke, aku membalas merobek pakaian Sasuke.

"Bagus. Ini baru gadisku. "

Tbc.

Maaf br up date tp pendek. Hbs bpku meninggal, ibuku ngedrop tapi ga mo ke RS. Kalian bs bayangkan gmn bingungnya aku.

Le Meilleur Gagne Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang