Eight.

3K 403 26
                                    

Ada yang bisa menjelaskan mengapa pria penghancur hati wanita ini ada di sini? Ranjangku adalah milikku dan dia berada di atas sana bergelung di antara sprei seperti kucing anggora yang ingin dielus. Sedangkan aku mengingat dengan jelas jika Sasuke tadi bilang tidak ingin tidur di rumahku.

Lagi pula dia tidak memiliki bulu untuk aku elus.

Awalnya aku ingin mengusir dia seperti kecoa yang menjijikkan. Tapi aku berubah pikiran karena ingin memainkan sesuatu yang nakal.

Satu.
Dua.
Tiga.

"Kyaaaaa! "

Suaraku yang cantik membahana ke seluruh mansion.

Drap.
Drap.

Suara beberapa langkah kaki berdererap menuju kamarku. Aku hanya memasang sifat lega dan mengelus dada. Sangat berbeda dengan Sasuke yang menyeringai dengan tenang.

Brak!

"Ada apa, Nona! " Kepala pelayan masuk lalu menarapku dengan wajah cemas. Begitu pula pelayan yang lain. Saat mereka tau penyebab utama mengapa aku berteriak, tubuh mereka membeku. Raut terkejut bercampur bingung terlihat jelas di wajah mereka.

"Tuan Sasuke!? "

"Kenapa tuan Sasuke ada di sini...? "

Para pelayan tanpa sadar meneriakan nama Sasuke. Aku diam-diam menikmati keributan ini. Tinggal menunggu karakter utama yang belum muncul di kamarku.

"Ada apa ini, mengapa kalian membuat keributan di malam hari? " Akhirnya pemeran utama muncul. Mei hadir dengan lingerie yang ditutup jubah tidur tipis. Tubuhnya yang sitalnya hampir sepenuhnya terekspos di depan para pelayan. Meski aku tidak yakin jika ada manusia yang memiliki dada sebesar itu, tetap dia nampak menggiurkan dengan dada hasil oplasnya.

"Sasuke... ?"

Dan aku hampir ketawa saat wajahnya mumucat ketika melihat Sasuke yang berada di kamarku.

Waktunya berakting hihihi.

"I-ini kesalahanku, Bu. Aku mengira ada kucing hitam yang menyelinap di kamarku, jadi aku berteriak. "

Kucingnya sangat besar dan nakal.

"Sudahlah, ini hanya kesalahan pahaman. Kalian bisa beristirahat lagi. " Mei memerintahkan para pelayan untuk segera pergi. Dia bahkan tidak menyembunyikan api di matanya.

Sedangkan si biang kerok masih tidak bergeming. Dia justru menyangga kepalanya dengan tangan dan menjadikan bantalku tumpuan.

"Sayang, mengapa kau berada di kamar Sakura? " tanya Mei kemudian.

Wow, nada marah yang tadinya terdengar berubah dalam sekejap. Suara Mei yang menyapa Sasuke terdengar centil dan menggoda. Aku sangat kagum dengan nada perubahan yang luar biasa cepat ini

"Aku hanya ingin mengakrabkan diri dengan putrimu. Apa salah seorang Daddy mengakrabkan diri dengan putrinya? " Tangan besar Sasuke mengusap wajahnya menuju rambut dan berakhir di belakang kepalanya. Gerakan yang seksi sehingga cukup untuk membuat Mei tergila-gila. Juga wanita di luaran sana.

"Tapi Daddy, bukankah tadi kau bilang tidak ingin tidur di sini? " Masa bodoh jika pertanyaanku terdengar mengusirnya. Karena aku memang ingin dia keluar dari kamarku. Hari ini aku cukup puas melihat wajah marah Mei. Aku tidak boleh mengambil resiko dengan menuruti Sasuke seperti di meja makan. Sasuke yang berakhir di kamarku adalah sesuatu yang terakhir kuinginkan. Aku juga tidak ingin berakhir di bawah ketiaknya hari ini.

"Aku berubah pikiran, " jawabnya cepat.

"Tapi Sayang, Sakura adalah seorang gadis. Tidak baik jika hal ini terdengar keluar. "

"Kau pikir aku peduli dengan pandangan orang lain? Yang penting bagiku adalah mendapatkan tujuan dan itu tidak bisa di ganggu gugat. "

Rasanya menyenangkan melihat mereka berdebat. Wajah Mei yang ketakutan, perasaan kalah yang ia rasakan sangat menyenangkan untuk dilihat. Akan tetapi aku butuh tidur. Lebih baik mengakhiri ini secepatnya.

"Apa Daddy ingin tidur di ranjangku? "

"Ya. "

"Baiklah. "

"Apa!? "

Mei melonjak tak percaya, wajahnya bahkan memerah penuh emosi. Pasti butuh kekuata yang besar agar ia tidak menyerangku.

"Silakan Daddy tidur di sini, aku akan tidur ke kamar ayahku. "

Tanpa mendengar penolakannya, aku keluar dari pintu. Sama sekali tidak tertarik pada reaksi kedua orang itu. Besok masih banyak hal yang perlu aku lakukan. Semua ini terkait Mei dan organisasi hitam yang menaunginya. Aku butuh istirahat agar memiliki energi esok hari.

Bluk.

"Fiiuuuh... "

Kamar ayah sangat nyaman. Begitu nyaman hingga membuat seseorang yakin tidak akan bermimpi buruk jika tidur di sini. Ranjang berukiran klasik berbahan walnut sangat sesuai dengan kasur berlapis sprei sutra yang menyelimutinya. Dan ketika aku hampir tertidur, suara deru mobil meninggalkan mansion terdengar dari arah depan.

Jadi Sasuke kembali ke rencana awal?

Aku menyeringai senang. Aku menuju ruang kerja ayahku yang tersembunyi di balik lemari. Tanganku menggeser sebuah buku dan menekan tombol untuk membuka pintu ruang kerja ayah.

Klek.

Pintu tertutup kembali ketika aku berada di dalamnya. Menyalakan komputer yang merekam kegiatan di kamar Mei adalah hal pertama yang kulakukan. Wanita itu pasti sangat berhati-hati untuk berbicara dengan siapa pun tanpa di curigai. Dan tempat teramannya di rumah ini adalah kamar yang aku pasangi CCTV. Dia tidak akan menduga jika aku melakukannya. Sama seperti aku tidak menduga jika dia membunuh ayahku pelan-pelan dengan obat.

Sedari tadi aku mengamati aktivitas Mei di kamar. Dia nampak kesal dan melempar jubangnya sembarangan.

"Oh aku tidak percaya ini, " ucapku akibat melihat kegiatan Mei sekarang. Dia mengambil sesuatu yang aku tau bernama dildo. Wanita itu sedang bercinta dengan dildonya dan aku bahkan tidak yakin dengan penglihatanku.

"Mengapa dia butuh benda itu padahal ia memiliki suami? "

Awalnya aku ingin mematikan monitor sebelum melihat aksinya yang semakin gila. Tidak cukup hanya dengan satu benda, dia menambahkan benda lain untuk lubang bokongnya. Sedangkan tangannya berada di dadanya dan meremas di sana.

"Wow, dia benar-benar penikmat seks sejati. "

"Sasuke... Oh... "

Dari layar ia terus menyebut nama Sasuke. Setiap teriakan yang keluar dari mulutnya adalah Sasuke.

"Apa yang kau lakukan Mei? "

Aku menoleh ke arah laptop di samping Mei yang ternyata dari tadi menyala. Pria bersurai keperakan menatap Mei dengan jijik.

Aku mendekatkan wajahku pada layar untuk mengamati siapa pria itu.

"Apa lahi, aku sedang bersenang-senang. Ow. Tes. "

"Hentikan bodoh. Sudah saatnya kau mengendalikan bisnis HA express untuk kepentingan kartel narkoba ku. "

"Sabarlah tuan Rudolf. Sasuke ada di pihak kita, jadi aku jamin lalu lintas bisnismu akan lancar "

"Itu bagus. Aku tunggu kabarmu secepatnya. Aku butuh perusahaan itu untuk mengirimkan barang ke wilayah eropa, secepatnya. "

"Tentu saja. "

Aku hampir lupa bernafas saat tau siapa pria yang berada di layar laptop Mei.

Astaga, dia raja narkoba Roussian. Rudolf  T-rama. Sial.

Tbc.

Le Meilleur Gagne Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang