Nineteen

2.2K 291 18
                                    

Bearti sudah cukup bermain-main dengan wajah polos dengan Sasuke. Dia berhasil menebakku. Mungkin saja sebenarnya dia memang sudah curiga dari awal. Lagi pula, bukan cuma aku yang memiliki informan. Sasuke yang memiliki identitas ganda bahkan mungkin saja memiliki informan lebih baik dariku.

"Turun dari tubuhku. "

"Sekarang? "

Aku memberinya tatapan horor.

"Baiklah. Maafkan aku yang sempat berpikir jika kau ingin ektra time. "

"Aku tidak menginginkannya. Tadi, sekarang atau nanti. Ada banyak hal yang perlu aku urus selain aktivitas seks. "

Tubuhku melemas setelah deraan aktifitas yang pria ini lakukan. Sangat menyedihkan mendapati dirimu ternyata lemah terhadap godaan-godaan yang berhubungan dengan libido. Apa lagi Sasuke dengan mudah menaklukan setiap perlawanan dengan efektif. Dia terlihat seperti menguasai gabungan seni bela diri yang mematikan.

'Aku harus belajar seni bela diri. '

"Baiklah. Tapi aku jamin ini bukan yang terakhir. "

"Itu bearti kau perlu berusaha dengan keras. Aku tidak berniat takluk dengan mudah untuk kedepannya. "

Sasuke terkekeh senang, gerakannya masih elegan dalam membenahi pakaiannya yang berantakan setelah kegiatan itu. Yang menyebalkan, dia tetap rapi hanya dengan sedikit berbenah. Tidak seperti diriku yang acak-acakan.

"Itu tandanya kau ingin mencoba lagi, Sweety. Dan aku menyukai tantangan menaklukanmu. "

Kata-kata yang luar biasa untuk menjerat gadis manapun untuk takluk padanya.

Aku mendengus tanda meremehkan, ternyata itu membuatnya tersinggung. Dia dengan cepat membalik tubuhku dan menyipitkan matanya. Rasa intimidasi yang kuat membungkap sikap tidak hormat yang aku tunjukkan tadi.

"Lihat baik-baik diriku, Sweety. Apa aku terlihat seperti orang yang mudah disingkirkan? "

Sekali lagi dia berbisik dengan gaya seksinya. "Butuh lebih dari usaha dan kerja keras untuk menyingkirkanku, Sweety. "

Dia kemudian melepaskan tangannya. Aku mengira jika sudah terbebas dari deraan pesona seksi Sasuke. Sayangnya aku salah besar. Sasuke justru menempelkan bibirnya dengan bibirku. Menggoda dan mengeram. Aku terkejut mendengar erangan erotis Sasuke mampu membuat sesuatu di bawah sana kembali basah.

'Ini tidak bisa dibiarkan. '

Menghindar adalah langkah terbaik. Mengambil kemeja putihnya juga langkah terbaik kedua. Bersamaan dengan selesainya aku mengenakan kemejanya akibat atasanku yang ia sobek, pergi adalah langkah terbaik ketiga.

"Jika demikian, aku akan memberimu lebih dari usaha keras. Tapi aku memiliki penawaran yang bagus. "

Sasuke nampak tertarik. Matanya menyorot tajam dan cemat, urat bibirnya yang menutup rapat menandakan jika dia sedang mengantisipasi.

"Katakan, beri aku penawaran yang rumit dan aku akan menganggapnya sebuah tantangan. "

"Itu bagus. Pertama, buat Mey menderita. Kedua bantu aku menghancurkan Rudolf atau nama lainnya T-rama."

Ahahaha.

Sasuke tertawa keras sambil menyeringai. Aku bergetar karena rasa takut. Sasuke yang tertawa seperti Hades kembali menciutkan hatiku.

"Ke-kenapa tertawa? Ini tidak lucu!" bentakku.

"Mey sudah sangat menderita sekarang. Jika kau tidak percaya, kita bisa pergi ke tempatnya. "

Aku menatap curiga pada Sasuke. Apa memang sudah terjadi sesuatu yang tidak diketahui?

"Baiklah, tapi aku harus pulang untuk mengganti pakaian. Mengapa kau selalu membenci pakaianku?! "

"Karena itu menghalangi jalanku. "

Baiklah, diskusi ditutup. Dia terlalu gila untuk dimengerti. Aku menuju ke arah pintu. Memutar handle untuk membukanya. Sayang sekali pintu masih terkunci otomatis dan yang bisa membukanya hanya Sasuke.

Aku menghela nafas, terlalu malas untuk berdebat dengannya yang tidak pernah mau kalah. "Buka pintunya."

"Tidak. "

"Ya Tuhan Sasuke. Tolong jangan buat aku mati di sini karena kesal. "

"Tidak jika kita memiliki overtime. "

Pandanganku mendingin.

"Hei, aku bercanda. Sebenarnya aku berniat keluar bersamamu. Bukan hanya kau yang butuh pakaian. "

Aku baru sadar jika kemeja Sasuke sedang aku pakai.

"Oh... "

Tsk, sialan. Aku menjadi bodoh karena pria ini.

Tbc.

Le Meilleur Gagne Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang