Oh.
Lezat sekali.
Tubuh itu.
Desahannya.
Kulitnya.
Aku ingin lagi.
Tidak akan terlewatkan sedikit pun rasamu, setiap tetes madumu untuk aku nikmati.
Sakura Haruno. Aku akan terus memburumu.
Ahahaha...!
Mata sekelam malam bersinar penuh kilat gairah. Rasa manis memabukan ia rasakan dari seorang Sakura Haruno menindihnya dengan obsesi liar. Menciptakan fantasi gelap nan indah yang menari-nari dalam perasaan keji.
.
.
.Hah?
Sasuke terbangun dari mimpinya. Kenyataan pemerkosaan Sakura terus berputar di otaknya. Sasuke kemudian menatap cermin yang menempel di dinding. Benda itu di letakkan secara cerdik seolah menyatu dengan dinding. Sebuah konsep modern dan maskulin.
Menatap bayangannya di cermin, nafas Sasuke terasa tercekat. Ekpresi kejam yang di cermin bukanlah miliknya.
"Tidak! Tidak! Tidak! Sialan aku tidak kalah... Akh! "
Teriakan Sasuke yang mengerikan digantikan tawa yang menyeramkan. Inilah sebabnya Sasuke tidak pernah mengijinkan pelayan datang di malam hari. Mereka hanya datang seminggu dua kali intuk membersihkan rumahnya. Dia tidak ingin ada yang mengetahui rahasia gelapnya.
.
.
.
Sakura Pov."Aw sialan. "
Sasuke benar-benar kejam. Aku tidak mengira jika bermain dengannya bisa membuat kaki cantikku melemas dan sulit berjalan. Ini menyebalkan. Lagi pula mengapa aku harus melakukannya dengan Sasuke?
Tok.
Tok."Nona, sudah hampir pukul tujuh. Apa anda ingin mandi? "
Seperti biasa, Suzy membangunkanku untuk jadwal yang sudah kutetapkan jauh hari.
"Masuklah. Ya, aku butuh mandi. "Mandi dengan air hangat dan aroma terapi adalah wajib dilakukan. Itu akan sedikit merilekskan ototku yang kaku dan kram. Lagi pula aku tidak ingin terlambat di hari pertama masuk kerja sebagai sekertaris Sasuke. Sesuayu yang sudah kurencanakan sebulan sebelumnya.
"Bak mandi sudah siap, Nona. "
Aku mengangguk. Dengan sedikit isyarat, pelayan tadi keluar. Sebenarnnya aku menyuruhnya keluar karena tidak ingin ketahuan saat tidak bisa berjalan dengan benar. Berterima kasihlah pada Sasuke dan kejantanannya yang ganas.
Aku mendesah melihat kamar mandiku yang kini jaraknya menyiksaku. Ini akan menjadi perjalanan yang panjang meski dari ranjang ke kamar mandi masih dalam satu ruangan. Terpaksa aku harus seperti nenek jompo untuk sampai ke sana.
Celekit.
Celekit.Ini menyakitkan. Sambil berpegangan dari tembok ke tembok aku merambat menuju kamar mandi.
"Aahhh...leganya. "
Padahal kemarin sore aku sudah melakukan ritual ini. Ternyata satu kali mandi belum efektif mengusir otot kaku korban Sasuke. Terpaksa pagi ini aku melakukan ritual mandi berendam lagi.
Show time.
Kondisi tubuh yang baik aku dapatkan usai mandi. Setelah melewati segala pernak pernik yang harus kulakukan agar tampil sempurna, aku memasuki lobi perusahaan ayahku. Ada beberapa karyawan yang mengenaliku dan langsung memberi hormat. Aku pun melambai agar mereka tetap melanjutkan pekerjaan mereka. Lagi pula kehadiranku di sini untuk bekerja.
Ting.
Di antara segala hal yang berubah di perusahaan ini, tidak akan menyurutkan segala hak sang pewaris utama yaitu aku. Lift VIP tetap dalam kekuasaan. Dan rasa hormat dari karyawan tidak memudar. Mereka pintar untuk bisa membedakan siapa bosnya.
Tok.
Tok."Nona Sakura. " Pria bertag name Kenzi menyapaku.
"Ya? "
"Perkenalkan, saya Kenzi Hoga. Assisten tuan Sasuke Uchiha. Silakan mengikuti saya untuk memulai pekerjaan. "
"Tentu saja. "
Ini kejutan, biasanya Sasuke tidak pernah melewatkan waktu untuk menggodaku di rumah. Sepertinya kebiasaan itu tidak ia bawa di kantor. Syukurlah, jika tidak mungkin akan menjadi hari yang menjengkelkan.
Aku menelusuri lorong panjang yang memiliki sentuhan modern. Sangat mengesankan dan cocok untuk menunjukkan kekuatan ekonomi Sasuke. Sejujurnya kantor perusahaan ayahku berada di lantai enam belas gedung Uch-Leo Tower. Dan gudang transportasi kami terpisah dan berada di gedung pinggir jalan yang strategis. Dan aku sekarang berada di lantai dua puluh. Ternyata Sasuke pemilik gedung ini.
"Salam nona Sakura, " sapa para sekertaris dan pegawai lainnya. Aku mengangguk.
"Salam kenal. Kuharap kita bisa saling bekerja sama. "
"Baik."
Kenzi melanjutkan perjalanannya ke arah yang lebih dalam. Ini menarik karena ruangan ini seolah diciptakan untuk menarik seseorang menjelajahinya. Sasuke dan seleranya. Sungguh mengesankan.
Kami sampai di pintu ganda. Di sana sebuah kursi, meja dan komputer tersedia seolah sudah menungguku. Kenzi memberi isyarat untuk mempersilahkan aku duduk di sana.
"Tempat anda di sini. Dan itu adalah tumpukan dokumen yang bisa anda kerjakan."
Aku mengangguk. Sudah saatnya mempelajari perusahaan melalui dokumen ini.
Kenzi pun meninggalkanku.
Tik.
Tok.
Tik."Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini, Nona Sakura. "
Aku mengangkat kepala. Rupanya Rudolf juga berada di sini. Sungguh mengejutkan.
"Tuan Tobirama. "
Wajah yang menatapku lembut adalah muslihat. Wajah tampannya yang tersenyum adalah racun. Ini bearti aku harus waspada.
"Apa yang kau lakukan pada sekertarisku, Tobirama?" Suara Sasuke membuat Tobirama menggeser posisi tubuhnya dari membungkuk menjadi tegak.
"Aku sedang melakukan pendekatan."
Yang benar saja... Setelah menghancurkan keluargaku dia ingin mendekatiku. Tidakkah dia tau jika aku ingin sekali membunuhnya.
Tobirama menyeringai. "Apa kau mau bersaing denganku Sasuke? Lalu bagaimana dengan Mey? "
Sasuke terdiam dan aku tidak perduli. Itu urusannya.
"Itu bukan urusanmu. "
"Ya, ya, ya. Baiklah, bisa kita memulai pembicaraan bisnis? "
"Jika saja kau tidak menggoda sekertarisku maka kita sudah berbicara bisnis sejak tadi. "
"Okey. "
"Sampai jumpa cantik." Tobirama mengedipkan salah satu matanya padaku. Itu dijawab dengusan Sasuke yang terlihat kesal.
Pria-pria aneh. Apa yang bisa kulakukan pada mereka? Bagaimana aku bisa membalas Tobirama atas kehancuran keluargaku. Tsk menyebalkan.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Meilleur Gagne
FanfictionBalas dendam, ambisi, hasrat semua bersatu membentuk sebuah karakter baru pada diri Sakura. Demi balas dendam ia memiliki ambisi gelap yang menakutkan. Semua menyeretnya dalam hasrat gelap yang semestinya tak kan pernah ada. Namun ia terjatuh begitu...