"Daddy... "
"Silakan bersuara lebih keras, Sweety. Kita bisa memperdengarkannya pada pelayan dan Mey. Percayalah, jika kau menolak sekarang maka aku akan melakukannya saat bersama Mey. "
Mengapa dia membuat semua ini menjadi sulit. Otakku tidak bisa bekerja jika Sasuke terus melakukan ini. Tangannya membelai-belai di sana. Kulitku yang sensitif merespon gerakan itu dengan baik. Aku merasa mulai tidak nyaman dan basah.
Sasuke mendengus dengan nafas keras. Tersirat kabut nafsu di matanya yang gelap.
"Kau sangat cantik ketika berwajah seperti itu, Sweety. Merona, hangat dan lezat. "
"Hmmp! "
Reaksi Sasuke tidak berbeda denganku. Getaran-getaran kecil mulai menyapu sel-sel bagian terdekat tangan Sasuke. Menularkan dengan baik getaran yang tak biasa ke seluruh sel secara nikmat. Menghadirkan sensasi tersendiri bagiku yang belum pernah tersentuh pria.
"Ngh... "
"Oh Gosh. Lihat dirimu, Sweety. Ekspresi wajahmu itu bisa membuatku gila dan ingin menidurimu sekarang juga."
"Jangan... Oh!"
Aku memejamkan mata agar bisa bertahan dari godaan tangannya yang mulai melanggar. Sayangnya itu justru membuatku merasakan dengan jelas intensitas jarinya di area sensitif.
"Daddy, please... " lirihku pada Sasuke agar berhenti. Aku putus asa karena deraan nafsu yang mulai timbul. Perasaan ini membuatku lupa akan diriku sendiri.Akan tetapi, bukannya berhenti---Sasuke justru semakin ganas di sana. Efek penolakanku justru berbanding terbalik dengan yang kuharapkan. Dia cepat memainkan jari-jarinya.
Apakah aku secara tidak sengaja menantang egonya sebagai laki-laki dengan menolaknya terus menerus? Mungkin saja.
Tap.
Tap.Suara langkah terdengar mendekat. Aku yakin Mey yang datang. Sasuke menghentikan gerakannya tapi tidak menarik tangannya. Akhirnya siksaan manis ini berakhir.
"Sup nya sudah matang. "
Mey tersenyum sambil meletakkan sup tomat yang terlihat menarik dengan warna merah tomat yang berkilau dan kuahnya yang jernih. Sangat menggiurkan. Kuharap tangan Sasuke bisa lepas dari rokku untuk mencicipi supnya.
"Aku bilang ingin buatan tanganmu. Bukan buatan pelayan, " ucap Sasuke datar.
Wajahnya yang datar dipadu suara dingin cukup efektif membuat Mey tergagap. Dia ketahuan jika sup ini bukan buatannya melainkan buatan tangan pelayan.
"A-apa? "
"Aku belum pernah melihat tangan yang serapi itu meski sudah memasak, Mey. "
Aku mengikuti pandangan Sasuke. Dan ternyata benar. Tangan Mey terlihat terlalu rapi untuk seseorang yang baru memasak. Seharusnya cincin berlian dan segala aksesoris mahal di tangannya harus ia lepas terlebih dahulu sebelum memasak.
"I-itu. Aku memang tidak bisa memasak. "
"Oleh karena itu aku ingin kau belajar memasak pada pelayan hari ini. Sup tomat. Ingat, buatan tanganmu. "
Tidak! jangan pergi.
''Daddy, Momy pasti tidak akan mahir begitu saja. Jadi bukankah lebih baik memakan sup ini dulu dan biarkan Momy belajar nanti. " Aku berkata sambil tersenyum kaku. Senyumku sudah hancur sejak tadi. Sasuke berhasil berhasil memecahkan topeng kaca yang aku kenakan.
"Tidak, " tolak Sasuke. "Dan Mey, apa yang kau tunggu? "
"Ten-tentu saja. " Mey yang ketakutan dan terhuyung-huyung menuju dapur. Hubungan mereka lebih mirip anak buah dan atasan, bukannya suami istri.
Hubungan yang aneh. Suatu saat aku akan membongkar hubungan aneh kalian.
Akan tetapi aku tidak perlu mengkhawatirkan itu sekarang. Tangan Sasuke lah yang harus aku khawatirkan sekarang. Bagian tubuh Sasuke yang nakal itu kembali beraksi dan aku terpaksa membungkam mulutku dengan tangan lagi.
Sasuke dengan keegoisannya, Sasuke dengan hasratnya, Sasuke dengan tangannya yang tidak tau malu telah membuatku merasakan sensasi aneh namun menyenangkan. Tubuhku ambruk di meja. Nafasku terengah tanpa bisa dihentikan. Tubuhku masih bergetar menikmati sisa pelepasan yang baru saja aku dapatkan.
"Daddy..."
Wajah kemenangan Sasuke membuatku gila. Sikapnya perlahan menciutkan nyaliku. Kini aku berpikir apakah mungkin bagiku mengendalikan pria yang kadar dominasinya melebihi batas normal ini. Apa yang harus aku lakukan agar mendekati pria ini.
Semua sikap Sasuke seakan menyadarkanku jika aku hanyalah semut di antara para serigala. Ini membuatku frustasi.
<<>>
Aku meninggalkan Sasuke dan Mey di meja makan. Aku memutuskan untuk ganti celana setelah mengalami pelepasan. Tidak mungkin aku jalan-jalan dengan mengenakan celana dalam basah.
Usai berganti celana, aku menyetir mobilku untuk menemui Yahiko. Dia memiliki markas di tengah hutan dekat Manhattan. Sayangnya niatku mendapatkan halangan. Empat mobil hitam menghadang mobilku. Lalu di susul kawanan berseragam hitam namun memakai topeng mendatangi mobilku. Sebelum mereka memecahkan kaca mobil dan membawaku dengan paksa ke mobilnya---aku sudah lebih dahulu menyalakan gprs dan menghubungi Yahiko.
Dugaan terburukku, mereka adalah anak buah Rudolf.
"Siapa kalian? "
Mereka tidak menjawab. Gerakan mereka gesit dan tangkas. Mereka terlihat terlatih dan profesional.
Dugh.
Pandanganku menggelap setelah merasakan tekanan pada tengkuk leherku.
Normal Pov.
Sakura di bawa sekelompok mobil menuju markas besar Rudolf T-rama. Tubuhnya dibawa ke gudang bawah tanah yang terletak di wilayah tersembunyi Nevada. Di sana, ia akan menemui sosok yang ia cari.
Sementara itu, Mey menyeringai senang di kamarnya. Dia yakin jika anak buah Rudolf berhasil menculik Sakura.
Sejujurnya Mey sudah muak dengan gadis itu. Dia tidak tahan ingin menyingkirkan Sakura dan menguasai perusahaan Haruno demi Sasuke. Yah, dirinya sudah tergila-gila dengan pria ini. Mey bahkan menawarkan kesepakatan pada Sasuke mengenai kepemimpianan perusahaan Haruno. Hanya saja, dia ingin agar Sasuke memiliki ikatan dengannya. Beruntung Sasuke setuju.
Akan tetapi, harapannya untuk memadu kasih bersama Sasuke hancur saat pria itu menunjukkan ketertarikannya pada Sakura. Semakin hari ia semakin tidak tahan dengan sikap Sasuke yang seolah memuja Sakura. Dia juga tau jika Sakura menertawakan dirinya ketika Sasuke memanjakannya. Oleh karena itu, Mey meminta Rudolf menculik Sakura dan membunuhnya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Meilleur Gagne
FanfictionBalas dendam, ambisi, hasrat semua bersatu membentuk sebuah karakter baru pada diri Sakura. Demi balas dendam ia memiliki ambisi gelap yang menakutkan. Semua menyeretnya dalam hasrat gelap yang semestinya tak kan pernah ada. Namun ia terjatuh begitu...