Part 7

2.7K 483 31
                                    

Pukul 22.45

Jisoo memasuki rumahnya setelah seharian penuh berada di restoran.

Sepi, seperti biasa.

Mungkin karena sudah malam, dan semua yang ada di rumah sudah beristirahat tentunya.

Saat akan menaiki tangga, langkahnya terhenti karena suara berat seseorang di belakangnya.

"Kau baru pulang, Ji?" Tanya Seunghyun.

"Kenapa? Apa Tuan Choi membatalkan kerja samanya karena aku tidak datang?" Ucap Jisoo dingin.

Seunghyun mendesah pelan.

"Tidak juga."

"Lalu apa? Kau tahu aku tidak suka basa-basi, Appa."

Saat tidak mendengar jawaban apapun dari Ayahnya, Jisoo memutuskan untuk kembali melangkahkan kakinya. Tetapi—,

"Appa ingin minta maaf, Jisoo." Ucapan tulus dari Ayahnya itu membuat Jisoo berbalik. Dia menatap Seunghyun dengan raut wajah datarnya. Terlihat Seunghyun begitu menunggu jawaban dari putrinya, bahkan tatapan memohon sekalipun Seunghyun berikan padanya.

Jisoo berbalik setelah tidak mengatakan apapun. Meninggalkan Ayahnya yang semakin di hantui rasa bersalah.

"Aku—ayah yang buruk."

*****

Tolong tanyakan pada Ruby, terbuat dari apa hati yang ia miliki. Setelah dua hari yang lalu ia di permalukan oleh Jisoo dengan membentaknya di hadapan banyak orang, Ruby kembali mendatangi restorannya hanya untuk bertemu dengan Jisoo.

Dia kemudian duduk di tempat biasanya, di meja paling sudut ruangan itu dekat jendela.

Yerim menghampirinya, lalu mulai mencatat pesanan Ruby. Sedangkan mata Ruby menjelajah seisi restoran untuk berusaha mencari Jisoo.

"Kau mencarinya, Nona?"

Yerim menyadari apa yang sedang di lakukan oleh Ruby, lantas ia bertanya. Sedangkan Ruby hanya mengangguk malu.

"Bos tidak akan datang. Jangan menunggunya di hari senin."

"Kenapa?" Ruby mengernyit bingung.

"Hari senin jadwal dirinya pergi ke kantor."

******

"Aku sudah di depan."

Tut!

Jisoo buru-buru turun dari ruangannya ketika sambungan telpon dari seseorang itu terputus. Ia memutuskan keluar dari restaurant, berusaha mencari seseorang yang tadi memberitahu dirinya jika dia sudah di depan.

Terlihat gadis cantik bersurai coklat panjang dengan kulit putih pucat sedang memainkan ponselnya di dekat mobil miliknya.

Jisoo lalu menghampirinya.

"Ehem!"

"Apa kau hanya akan berdiri disitu?"

Gadis itu mendongkak untuk melihat seseorang yang barusan berbicara padanya.

Brugh!

"Jisoo-ya.. Aku merindukanmu."

Gadis itu berucap dengan memeluk tubuh Jisoo tiba-tiba.

"Cih, lebay sekali."

Meskipun begitu Jisoo tetap membalas pelukannya.

"Kau ini tidak berubah sama sekali, bahkan setelah aku tinggalkan dua bulan ke Busan."

Someone You Loved [Jensoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang