Part 26

3K 430 211
                                    

"AWAS...!!"

Seorang penyeberang lain berteriak. Jisoo tersentak ketika ia baru menyadari jika mereka berdua masih berada di tengah jalan.

Dia menoleh cepat kearah kanan, di lihatnya sebuah mobil lain menuju kearah mereka berdua dengan kecepatan tinggi.

"BLUE...!!"

"RUBY...!!"

Mereka berdua berteriak, Jisoo memeluk Ruby dengan erat untuk mundur dan kembali menghindar. Tapi—.

Mata itu....

BRAKKK!

Pelukan mereka terlepas.

Ketika mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi itu berhasil menabrak tubuh mereka berdua. Dekapan Jisoo melemah, karena hantaman keras pada tubuhnya membuat mereka berdua jatuh terpisah.

Si Rambut Biru meringis, dia jatuh dalam keadaan telungkup dengan luka di pelipis sebelah kirinya yang cukup besar. Darah segar mengalir di antara wajah cantiknya. Matanya menatap aspal jalanan, pandangannya terlihat berputar dan juga kabur, kepalanya benar-benar terasa sakit. Nafasnya naik turun, Jisoo—benar-benar kesakitan.

"Ruby..."

Lirihnya dengan pelan ketika ia merasakan rasa sakit  pada tubuhnya.

Pandangannya yang masih terlihat kabur, menangkap bayangan seseorang yang berada tidak jauh di sekitarnya dalam keadaan yang sama. Dia menarik nafas berkali-kali. Ketika kesadarannya kembali, Jisoo beringsut bangun untuk menghampiri gadis itu.

Dia kembali meringis ketika merangkak untuk mendekat pada Ruby. Di cengkeramnya kuat-kuat bagian rusuk sebelah kirinya ketika merasakan sakit yang luar biasa berdenyut.

"Ruby..."

Jisoo memanggilnya pelan ketika ia sudah berada di dekatnya. Di lihatnya—gadis mandu kesayangannya sedang menatapnya dengan keadaan tubuh yang telentang.

"Ruby, hei—."

Jisoo membawa kepala gadis itu ke pangkuannya. Dia menepuk-nepuk pipinya pelan.

"Ruby, kau dengar aku, 'kan?"

Dia masih berusaha membawa kesadaran Ruby kembali. Tanpa ia sadari—air matanya mulai turun diam-diam.

"Ruby—"

Jisoo masih menepuk pelan pipinya.

Mata kucing itu masih terbuka, nafasnya masih terasa, dan detak jantungnya masih ada. Tapi, dia tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun? Padahal jika di lihat di luar, dia tidak terluka sama sekali, berbeda dengan Jisoo. Ruby—hanya bisa terdiam dengan menatap Jisoo dengan pandangan yang begitu—kosong.

"Ruby, hei—kau mendengar ku? Tolong katakan sesuatu, hiks.."

Jisoo mulai panik ketika tidak mendapat respon apapun dari Ruby.

"TOLONG PANGGILKAN AMBULAN.!!!"

Dia berteriak. Dadanya terasa sakit. Belum lagi dengan hatinya yang begitu terluka ketika melihat keadaan Ruby.

"Ruby, kau dengar aku, 'kan? Tolong, hiks.. Katakan sesuatu. Jangan hiks.. Membuatku khawatir, Ruby."

Si Rambut Biru masih berusaha mencoba dengan kembali mengusap-usap pipi Ruby yang mulai dingin.

Tetap tidak ada jawaban. Ruby—masih diam dengan mata yang masih terbuka. Tatapannya benar-benar kosong. Seolah apa yang ia lihat benar-benar tidak ada di hadapannya. Bahkan mungkin ia sudah tidak merasakan sesuatu lagi di tubuhnya.

Someone You Loved [Jensoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang