Part 24

2.7K 451 24
                                    

Perlahan, mata kucing itu mulai terbuka ketika sorot matahari mengenai wajahnya. Ia kedipkan matanya beberapa kali sebelum kemudian ia menguap.

"Blue—Ahhh..."

Pipi mandunya merona.

Ketika ia mengingat kejadian kemarin sore dengan Jisoo sampai mereka berdua tidur begitu lelap karena kelelahan. Tidak peduli mereka tidur di ranjang yang begitu basah yang juga tercampur oleh cairan milik—.

Ah, Ruby malu.

Dia kemudian menoleh ke samping pada Jisoo yang masih tertidur di sebelahnya dengan mulut yang sedikit terbuka.

Chup!

Ruby menciumnya pelan. Lalu buru-buru menutup wajahnya dengan selimut ketika melihat Jisoo menggeliat.

Hening.

Dia kemudian membuka kembali selimut di wajahnya, membawanya turun sebatas dada untuk menutupi tubuh telanjangnya. Ruby kemudian bergerak menyamping untuk memperhatikan Jisoo yang masih lelap dalam tidurnya. Telunjuknya terangkat untuk menelusuri setiap inci wajah Jisoo yang begitu sempurna. Garis rahangnya yang begitu tegas, juga hidung bangirnya yang terlihat tajam.

Jisoo—sangat cantik.

"Dasar pencuri."

Suaranya membuat Ruby menghentikan gerakan telunjuknya di atas dagu milik Jisoo. Dia mendongkak, mata Jisoo masih tertutup.

"Siapa?" Tanyanya.

Mata tajam itu kemudian terbuka dan memegang tangan Ruby yang berada di wajahnya.

"Kau, Ruby. Kau mencuri ciuman di bibirku pagi ini."

Ruby mengerejap. Terlihat gugup. Apa—Jisoo sudah bangun saat ia menciumnya?

"Kau yang pencuri. Kau juga curang!"

Dia mencoba menghilangkan rasa gugupnya dengan membalikkan tuduhan.

"Aku?"

"Iya kau, Blue. Kau sudah mencuri sesuatu yang sangat berharga dariku kemarin sore. Dan kau juga curang karena hanya aku yang—"

Jisoo mengernyit.

"Hanya apa?"

Ruby diam.

"Bukankah kita memang sama-sama menginginkannya? Lagi pula—kau yang memintaku kemarin."

"Tapi, itu curang. Hanya kau saja yang menggempur ku habis-habisan, sedangkan aku?!"

Jisoo terkekeh. Memang benar, kemarin hanya ia yang menerjang Ruby sampai kelelahan tapi tidak dengan dirinya sendiri. Ruby yang dengan sengaja ia buat telanjang semalaman. Sedangkan ia? Bra dan celana dalam masih utuh melekat di tubuhnya.

"Kalau begitu ayo, kau bisa membalas ku sekarang."

"Ti—tidak. Aku harus mandi dulu, badanku lengket.  Aku—aku juga belum gosok gigi, Blue."

Gadis mandu itu menutup mulutnya rapat dengan tangan kanan, sementara tangannya yang lain memegang selimut di dadanya. Dia benar-benar gugup ketika Jisoo sudah hampir menindihnya sekarang.

Sedangkan Jisoo hanya bisa menahan nafas ketika melihat belahan dada Ruby yang sedikit terlihat.

Sial, dia ingin lagi.

Melihat Jisoo yang sedang lengah membuat Ruby memiliki kesempatan untuk kabur.

Brugh!

Ia mendorong Jisoo ke samping sebelum kemudian dirinya bangkit dan berlari ke kamar mandi dengan tubuh telanjangnya.

"Aku mandi dulu, Blue!"

Someone You Loved [Jensoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang