Part 11

2.7K 486 46
                                    

Mina hanya bisa menemani sahabatnya dengan tatapan khawatir. Tidak biasanya sobat ambyarnya itu diam saja seperti ini. Sahabatnya itu—sedang sakit. Jika saja tidak ada ujian hari ini, mungkin Ruby tidak akan pergi ke kampus.

"Ayo pulang, Ruby."

Ajakan dari Mina itu membuat Ruby mendongkak dengan membenarkan sedikit maskernya. Tentu saja, wajahnya masih di penuhi banyak luka lebam.

"Sebenarnya kau sakit apa sih? Dan lagi—ada apa dengan pelipismu?"

Mina tentu sangat penasaran. Bukan lagi, dia sering melihat Ruby seperti ini. Tetapi selalu mendapat jawaban sama dari pertanyaannya, seperti—.

"Aku hanya demam, kemarin kehujanan. Dan ini—terbentur meja."

Ruby memang tidak berbohong tentang ia yang sedang demam, kecuali—tentang luka lebamnya.

Mina hanya menghela nafas panjang.

"Baiklah, ayo pulang."

Mina membantu Ruby untuk berdiri, dia lalu merangkulnya untuk berjalan bersama.

"Ruby!"

Seorang pria memanggil nama Ruby membuat dua gadis itu menghentikan langkahnya.

"Kau ada acara tidak hari ini?"

Byun Baekhyun. Pria itu bertanya.

"Tidak ada."

"Kalau begitu temani aku—"

"Aku sedang tidak enak badan, Byun. Lain kali saja, ya."

Tanpa menunggu ucapan Baekhyun, Ruby kembali berjalan begitu saja melewatinya dengan Mina yang kembali merangkulnya. Meninggalkan Baekhyun yang hanya bisa menghela nafas panjang yang lagi-lagi di abaikan oleh Ruby.

Saat mereka berdua melewati gerbang, langkah Ruby memelan ketika menyadari sesuatu. Dia melihat seseorang yang dia kenali tengah berdiri di depan mobilnya.

Pandangan mereka bertemu. Mata tajam itu terkejut, juga bisa merasa lega. Sedangkan mata kucing itu—dia juga terkejut, juga merasa bahagia.

"Terima kasih, Mina. Kau duluan saja. Aku sudah ada yang menjemput."

Mina mengernyit, tetapi begitu dia tetap meninggalkan Ruby. Dia tidak begitu fokus melihat siapa yang Ruby maksud.

"Kau sengaja menjemput ku, Blue?"

Mata kucing itu berbinar. Masih tidak percaya jika Jisoo akan menjemputnya di kampus. Tetapi, binar itu pudar ketika melihat Jisoo menyodorkan sesuatu. Dua tiket yang Ruby berikan minggu lalu.

"Kau—sungguh tidak ingin aku datang lagi ke restaurantmu, ya?"

Jisoo bingung. Dia hanya tidak punya alasan lain untuk datang kesini. Jadi dia menggunakan tiket itu sebagai alasan. Padahal—dia sudah mengkhawatirkan Ruby setengah mati.

"Kenapa kau meninggalkan apartemen?" Jisoo mengalihkan.

"Aku ada ujian."

Ruby mendesah kecewa. Dia masih sedih dengan alasan Jisoo datang menemuinya.

"Ayo pergi! Sebelum acaranya di mulai."Jisoo menariknya pelan menuju mobil, tapi Ruby menolaknya.

"Aku ingin naik bus."

Mata tajam itu menatapnya dengan malas.

"Kau sedang sakit. Ikuti saja aku."

"Tapi—"

"Naik Taxi atau tidak sama sekali."

Ruby menghela. Lagi, dia tidak akan pernah menang jika berdebat dengan Jisoo.

Someone You Loved [Jensoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang