Part 25

2.6K 421 60
                                    

Dini hari.

Ruby terbangun dari tidurnya. Ia menoleh ke samping dimana tempat Jisoo berbaring di sisinya.

Kosong.

Jisoo tidak ada di tempatnya. Ruby kemudian bangun untuk mencari dimana Jisoo berada. Satu-satunya tempat yang ia yakini jika Jisoo berada di dalamnya adalah hanya ruang kerjanya.

Dia kemudian membuka pintu ruangan kerja Jisoo dengan pelan. Dan ternyata dugaannya sangat benar. Jisoo berada di sana, dia tengah duduk di kursi kerja dengan laptop yang menyala di depannya.

Si Rambut biru menoleh ketika mendengar suara pintu yang terbuka. Dia mengernyit melihat Ruby yang menghampirinya dengan langkah yang terseok karena masih mengantuk.

Tanpa mengatakan apapun, Ruby duduk di pangkuan Jisoo untuk melanjutkan tidurnya kembali. Ia menumpahkan kepalanya di bahu Jisoo.

"Kenapa bangun, Ruby?"

Jisoo bertanya dengan mengusap punggung Ruby pelan.

"Kau selalu meninggalkanku sendiri di kamar. Jadi aku bangun untuk mencarimu. Lain kali aku yang akan meninggalkanmu sendirian, Blue."

Jisoo tersentak. Ia menghentikan usapannya di punggung Ruby karena ucapannya barusan. Dia tahu Ruby hanya bercanda, tapi—Jisoo tidak pernah ingin Ruby mengatakannya meskipun dia hanya berusaha sedang menggodanya.

"Kau—akan meninggalkanku, Ruby?"

Gadis mandu membuka matanya. Ia menatap mata tajam Jisoo yang terlihat ragu. Dia berpikir, apa—barusan ia sudah keterlaluan sampai membuat Jisoo menjadi resah seperti ini? Okey, dia memang sering menggoda Jisoo, tapi apa benar ia sudah berlebihan atau hanya perasaan Jisoo saja?

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Blue."

"Kau yakin?"

Ruby mengangguk.

"Aku mencintaimu, Blue. Aku bahkan tidak punya alasan untuk bisa meninggalkanmu. Tadi—aku hanya bercanda. Maafkan aku, Blue."

Jisoo mengangguk. Sebelum kemudian mencium dahi Ruby dengan lama. Dia tersenyum, dia tahu Ruby tidak akan pernah meninggalkannya. Pikirannya bisa tenang sekarang, tapi—.

Tidak dengan hatinya.

Dia tidak tahu kenapa. Jika biasanya semua yang Ruby ucapkan selalu menenangkan hatinya. Tapi sekarang?

Jisoo resah.

Bukan lagi karena ucapan Ruby. Tapi seperti akan ada sesuatu yang terjadi nanti, semacam kebimbangan yang belum pasti, dan tentu saja itu sangat buruk.

Perasaan Jisoo tidak enak.

"Kau melamun?"

"Uh—Ah, tidak."

"Aku memanggilmu dari tadi, Blue."

"Kenapa?"

Mata kucingnya menatap galak. Jisoo benar-benar tidak mendengarnya.

"Itu! Kenapa kau minum kopi di jam 2 pagi, Blue?!"

Ruby menunjuk secangkir kopi yang berada di dekat laptop.

Jisoo menghela.

"Banyak yang harus aku kerjakan, Ruby. Apalagi bulan depan kita akan menikah. Jadi aku harus menyelesaikannya dulu sekarang."

Begitulah Jisoo. Memilih datang ke restaurant setiap hari kecuali senin dan libur. Mengabaikan pekerjaan kantor untuk ia kerjakan tengah malam. Terkadang Ruby juga heran. Kenapa Jisoo harus mempersulit dirinya sendiri?

Someone You Loved [Jensoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang