20

301 42 3
                                    

Eunha bergetar hebat ketika membaca selembaran tes yang ada di tangannya itu.
Ia tak tahu harus apa, membakar kertas itu atau menyerang Jinyoung.

"Siapa suruh nggak percaya?" Tanya Jinyoung yang merasa menang.
"Eunha, disitu apa tulisannya?" Tanya Yuju yang masih belum membaca selembaran itu.
"Nggak mungkin Sowon anak haram kan?" Tambah Jungkook.
"Pastiin lagi Na." Jimin pun ikut khawatir.

Eunha yang terus membelakangi mereka tanpa sekalipun menunjukkan wajahnya membuat semua orang disana khawatir.
Jungkook pun mendekat untuk menenangkan Eunha semisalkan ternyata Sowon memang anak haram.
"Na-" sebelum sempat membalikkan badan Eunha, tangan Jungkook ditepis oleh Eunha.

"LO NGGAK USAH SOK TAU JINYOUNG, INI BUKAN KIM SOJUNG." Bentak Eunha dan merobek hasil tes DNA itu.

"W-WOY KENAPA DI ROBEK-" sebelum sempat bergerak lebih banyak, Yuju menendang Jinyoung hingga ia tidak bisa berdiri seperti sedia kala.

"Tuhkan, nggak mungkin Sowon anak haram."

Jinyoung menatap orang-orang di sekelilingnya kesal, terutama Eunha.
"LO NGGAK TAU YA. KALO GUE JAUH LEBIH TERSIKSA DARIPADA KIM SOJUNG?! DIA SEKARANG APA?! PUNYA TAHTA, HARTA, KEKUASAAN. GUE ADA GA? NGGAK KAN?! GUE ANAK KANDUNG MEREKA TAPI MEREKA LEBIH SAYANG SAMA SOWON. LO PIKIR GUE NGGAK CEMBURU?! LO PIKIR GUE NGGAK IRI TIAP MEREKA MANJAIN DIA, BELIIN DIA INI ITU. TERUS TIBA-TIBA DIA ILANG GITU AJA, TAUNYA JADI ANAK KS GRUP, MANA ADA?!-" sebelum sempat bacot lebih banyak Eunha sudah menampar keras pipi Jinyoung.

Ia murka dengan semua omongan Jinyoung.

"LO PIKIR, LO AJA YANG TERSIKSA HAH? SEBAGAI ANAK HARAM LO PERNAH MIKIR NGGAK SIH?! LO PERNAH MIKIR GA SIH KALO DI SEKOLAH DI CEMOOH, DI HINA, DI JAUHIN?! HAH?! TIAP KE SEKOLAH DITERIAKKIN ANAK HARAM, SEHARUSNYA NGGAK LAHIR KE DUNIA, BAYANGIN LO. SOCIETY LEBIH KEJAM DARI YANG LO RASAIN. RUANG LINGKUP LO MASIH KECIL, MASIH DI KELUARGA. LO PERNAH LIAT KELUAR SANA GAK? LO PERNAH NGERASAIN GA DIMUSUHIN SAMA MASYARAKAT? COBAIN. COBAIN LO SEKARANG JUGA. LO PIKIR ANAK HARAM GA IRI LIAT LO?! LO PIKIR ANAK HARAM GAK MAU JADI ANAK KANDUNG KAYAK LO?! JANGAN MIKIRINNYA DIRI SENDIRI DOANG DONG." Bentakan Eunha diakhiri dengan air matanya yang tak terbendung lagi.
Akhirnya ia memilih untuk meninggalkan ruangan dan orang-orang di dalamnya.
Tanpa berpikir lama, Jungkook mengikuti Eunha karena ia takut ada hal yang terjadi ketika Eunha sendiri.

"Eunha, Eunha. Jangan jauh-jauh sama Yuju Jimin. Kita lebih baik bareng." Jungkook tidak menyangka Eunha akan menangis sederas itu.
Kenapa harus menangis?
Kan tadi Eunha sendiri yang bilang kalau hasil tes DNA itu salah.
Terus kenapa dia nangis?

"Kamu seharusnya seneng dong, kan tadi kamu bilang itu bukan Sowon?" Eunha tidak menjawab.

"Nggak lucu nih kamu nangis kejer kayak gini padahal yang didapetnya kabar baik." Masih belum menjawab.

"Udah dong Na, aku tau kita bisa keluar dari masalah ini kok." Jungkook masih belum menyerah sebelum Eunha membuka mulutnya.

"Na, kamu kenapa sebener-" omongan Jungkook dipotong oleh Eunha yang sudah tidak tahan lagi.

"GUE LEE EUNBI.
PUAS LO, JEON JUNGKOOK."
-
Seokjin menatap dingin pria yang terkapar di depannya.
Ia tahu, ia tak bisa mengontrol emosinya apalagi jika berkaitan dengan hal sepenting Sowon.
"Lo macem-macem sama Sowon, nggak bakal gue biarin. Sekarang lo jawab, Sowon dimana?" Tanya Seokjin tanpa menunjukkan sedikit pun perasaan bersalah.
Tentu saja ia tidak seharusnya bersalah, karena ia membela dirinya.

"Ng-nggak tau."

"BOONG LO."

"SUMPAH GUE GAK TAU."

Tanpa berpikir panjang, Seokjin mengambil batu besar yang ada di dekatnya dan mengancam akan melemparkannya jika Yeojin tak kunjung berbicara.

"OK OK SOWON DI RUANG RAWAT INAP." Teriaknya karena masih sayang nyawa.
Seokjin pun melempar batu itu jauh-jauh dan segera melesat mencari Sowon.

Selama berhadapan dengan Yeojin tadi, bayangan tentang masa lalunya, Jieun, terus menghantui.
Perasaan bersalahnya membekas begitu dalam meskipun itu bukanlah kesalahannya.
Kali ini ia tidak ingin mengulanginya, ia ingin menjaga Sowon jauh lebih baik daripada ia menjaga Jieun dulu.
Apapun terjadi, siapapun yang akan menjadi lawannya nanti, Seokjin akan mengalahkannya dan mendapatkan Sowon kembali sekalipun wanita itu belum menjadi miliknya.

Tak lama setelah berjalan, Seokjin berhasil menemukan ruang rawat inap di rumah hantu itu. Ia pun mulai berharap Sowon ada disana dalam keadaan lengkap, tidak terluka.

Krieeekkkk

Ia menengok ke dalam, memastikan Sowon ada disana, sehat wal-afiat.
Saat melihat ke penjuru ruangan, akhirnya ia menemukan Sowon di atas kasur, di ikat.
Perempuan itu pucat, tapi ia tampak ingin melarikan diri apalagi ketika melihat Seokjin.
Ia bergerak secara kasar, berusaha melepaskan dirinya dari tali sialan itu.
"SOWON!" Teriak Seokjin secara reflek.
Sementara itu Sowon juga berteriak, entah mau bilang apa.
Seokjin pun berlari sebelum...

BBRAAAAKKKKK

Seungcheol memukul punggung Seokjin dengan tongkat kayu.

"JADI INI YA, ORANG YANG LO SAYANG SEKARANG?!" teriak Seungcheol.

"JANGAN SEKALI-KALINYA LO SAKITIN KIM SEOKJIN." Teriak Sowon jauh lebih menyeramkan dari biasanya. Ia berhasil melepaskan sekapan di mulutnya.

Seungcheol tersenyum licik kepada Sowon.
"Atau apa? Kamu mau bunuh aku? Mana mungkin berani." Katanya dan mengusap pipi Sowon.

"Gue bakal lakuin yang lo mau asal lo nggak ngapa-ngapain Seokjin dan temen-temen gue." Kata Sowon serius.

"So-sowon jangan please." Kata Seokjin pelan karena ia kesulitan untuk bernafas.

"Ouuuu si doi bilang jangan. Jadi aku harus apa ya?" Seungcheol bertingkah seperti orang paling menyebalkan di dunia. Ah atau mungkin dia memang seperti itu.

"SEUNGCHEOL LO MAU NYA APASIH?!?!" Teriak Sowon hingga menyebabkan suaranya patah.

"ELO. GUE MAU LO BALIK LAGI KE GUE. Gue salah Won, tau banget. Gue salah nggak ngiket hubungan kita dulu. Harusnya gue jadiin lo pacar gue, tapi-"

"TAPI LO LEBIH MILIH SI CEWEK NGGAK ADA AKHLAK ITU DAN NINGGALIN GUE, SIAPA YANG JAHAT DISINI SEUNGCHEOL, GUE TANYA?!" Sowon menangis karena kesal. Jujur, perasaannya pada Seungcheol telah kandas seabad yang lalu. Ia telah ikhlas. Tapi jika dihadapkan dengan kondisi seperti ini, manusia mana sih yang tidak marah?
Dia berlagak seperti tidak terjadi apa-apa, dan malah memunculkan kesialan untuk orang sekitarmu.

Sebaik apapun Sowon, meskipun ia menunda meeting penting hanya agar karyawannya sarapan, meskipun ia tidak marah pada Seokjin yang secara tidak langsung tidak sopan kepadanya, Sowon pasti akan membenci orang yang menyalahkan dirinya padahal ia lah korban disini.

Hear the wind sing
And enjoy our summer time
Thank you for reading 🤗
-Nana

Stardust ✔️ •Bangchin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang