22

318 45 3
                                    

"LEPASIN. POKOKNYA LEPASIN KIM SEOKJIN SEKARANG JUGA LO KEPARAT." Sowon tak kunjung berhenti berteriak selama Seungcheol mengikat Seokjin di kursi. Sayang sekali, suaranya tak didengar. Bahkan Seungcheol malah bernyanyi ketika memasangkan penutup mata Seokjin.
Entah buat apa.

"Oh Sowon, mari bertaruh. Kalau aku benar, kamu menjadi milikku. Kalau aku salah, kamu juga menjadi milikku." Tawar Seungcheol sambil tersenyum manis.

"APA BEDANYA BODOH."

Seungcheol berpikir sebentar sebelum tertawa terbahak-bahak. "Ah iya maaf maksudku. Kalau aku salah kamu menikah denganku, kalau aku benar kamu akan menjadi ibu dari anak-anakku." Pernyataan itu membuat Sowon melotot.
"GILA LO-" perkataan Sowon di potong dengan tangan Seungcheol di mulutnya.
"Iya, aku gila karena mu."
"AAJEJKEKWHSJSJSJJS JIJIK."

Seokjin yang tidak tau apa yang terjadi benar-benar marah. Tapi ia kesulitan bernapas. Selain karena pukulan di punggungnya tadi, ruangan ini sangat pengap dan tidak ada jendela.

Tok tok tok

"Masuk." Teriak Seungcheol tanpa mengalihkan pandangannya dari Sowon.

"Saya mendapatkan dua orang pak." Lapor hantu yang menggunakan rambut palsu sepanjang 1 meter itu.

"Wah asyik, kau tidak membunuhnya terlebih dahulu?"

"S-saya kira-"

"Oh tidak apa. Biarkan calon istriku ini melihat proses kematian teman-temannya." Lagi-lagi Sowon melotot. Sungguh, ingin sekali ia memberi Seungcheol pelajaran atas segala hal yang telah dilakukannya.

"Masuk lo berdua!" Teriak hantu itu dan mendorong dua orang masuk hingga tersungkur.

"YERIN! TAEHYUNG!" Teriak Sowon membuat Seungcheol menutup telinganya.
"Aish, sayang, kamu nggak cape teriak apa?" Tanya Seungcheol lalu pergi menghampiri dua orang itu.

"Eo-eonnie." Yerin lebam sana sini.
"S-sowon-ssi, maaf aku nggak becus ngejaga dia." Sama seperti Yerin, ia lebam sana sini, tetapi jauh lebih banyak.

"Ta-tae? Lo gapapa?" Tanya Seokjin yang baru mendengar suara Taehyung.
Yang dipanggil menengok dan terkejut ketika melihat abangnya diikat.
"Kinda. Udah lama gak babak belur, jadi agak kaget jujur. Lo gimana?" Tanya Taehyung.
"Lebih baik kalo mata gue ga di tutup."

Dua orang datang untuk mengikat Yerin serta Taehyung di sebelah Seokjin.
"Gimana yang lain? Belum ada yang kalian bunuh kan?" Seungcheol menunjukkan smirk nya sebelum berkata "Lebih baik kita habisi di depan Sowon semuanya."
-
"Se-serius Eunha?"

Eunha bergetar hebat, mengingat segala hal yang telah ia lalui sebelum diangkat oleh keluarga Jung. Ia sebenarnya kesal karena rahasia yang ia tutup begitu rapat kini terbongkar begitu saja.
Kenapa salah orang jadi Sowon? Apa karena dulu dirinya jauh lebih tinggi daripada Jinyoung makanya Jinyoung mengira Eunha dewasa akan setinggi tiang?
Eunha tak habis pikir mengapa dan bagaimana Sowon dikira sebagai Lee Eunbi.
Padahal dari tanggal lahir juga berbeda. Jauh.

Eunha memegang tangannya sendiri, meremasnya. Jungkook yang masih speechless itu tambah khawatir. Ia pun mengambil tangan Eunha kemudian menariknya ke dalam pelukan Jungkook meskipun ia hanya bisa menggunakan satu tangannya.

"Udah nggak apa-apa, itu masa lalu kamu kan? Semuanya bakal baik-baik aja, kamu percaya sama aku kan?"

Mendengar itu Eunha langsung mendorong Jungkook.

"YA! Apa elo pernah ada di posisi gue?! Iya, dicintain sama bapak ibu sendiri. Tapi masyarakat nggak Kook. Gue juga nggak ngasih tau yeochin karena gue takut mereka gabisa nerima kenyataan kalo gue anak haram." Wajah Eunha memerah karena marah. Ia marah pada semuanya. Pada Jinyoung, pada Jungkook dan pada dirinya sendiri.

"Tapi Eunha, lo nggak milih buat lahir kayak gini. Lo bukan anak haram Eunha. Sebut aja lo anak yang lahir sebelum waktunya tiba. Gue ngerti society kayak apa sekarang, tapi lo gakbisa kayak gini. Lo harus bisa terima kenyataannya, dan lo juga sayang kan sama orang tua lo sebenernya?" Jungkook menggenggam kedua tangan Eunha sekuat tenaga dan berusaha menenangkannya.

"Gak bisa Kook," suara Eunha melemas. "Gue terlalu takut anak Yeochin nggak bisa terima hal kayak gini."

"Yauda dengerin Jungkook dulu." Pinta Jungkook dan mengarahkan pandangan Eunha kepadanya.

"Gapapa kalo Eunha nggak mau ngasih tau yang lain sekarang. Jungkook yakin Eunha butuh waktu buat ngasih tau tentang itu. Tapi sekarang Eunha harus terima kenyataannya dulu. Kalo Eunha terus-terus dihantuin sama perasaan marah kayak gini, kesehatan mental Eunha lama-lama bakal rusak. Eunha juga nggak boleh mikir negatif apalagi tentang anak Yeochin. Jangan jauh-jauh deh anak Yeochin,"

"Jeon Jungkook juga nerima Jung Eunbi dan Lee Eunbi apa adanya kok."

Mendengar perkataan lembut Jungkook membuat hati Eunha menghangat, jantungnya berdebar dan sangat sangat sangat ingin memeluk pria di depannya itu.

Sayang, ia terlalu gengsi untuk melakukannya.

Eunha menghapus air matanya dan mencoba keras untuk tersenyum. Ia berterima kasih pada Jungkook dan berjalan menuju Yuju dan Jimin sebelum ia sadar bahwa ia perlu melakukan 'itu'.

Jungkook yang ada di belakangnya ikut berhenti ketika Eunha tak bergerak.
Awalnya ia curiga di depan mereka ada apa tapi karena tidak ada siapapun disana, Jungkook hendak bertanya kepada Eunha namun tidak jadi karena kini Eunha memeluk dirinya.

"A-a-a-ezuiwksm-E-Eunha-" terlihat jelas ia yang salting.
"Kook lo baik banget padahal gue galak banget, maafin gue buat selama ini." Eunha mendongkakan kepalanya untuk melihat Jungkook lebih jelas lagi.
"Ya gapapa-"
"Tapi Eunha mohon, jangan kasih tau yang lain dulu. Pura-pura gatau dulu. Tolong."
Jungkook tersenyum kemudian memeluk Eunha jauh lebih erat.

"Jungkook bener-bener suka Eunha apa adanya kok, jangan takut." Ucapan Jungkook membuat Eunha malu, sekaligus senang.
Aku harap Eunha akan membukakan pintu hatinya untuk Jungkook. Yuk skuy guys doain.

Setelah melepas pelukan mereka, dengan cepat mereka kembali ke tempat Yuju dan Jimin tetapi sayang, mereka sudah tidak ada disana.
"Hah? Hah???? Yuna-ya!!! Jimin-oppaaa!!!" Panggil Eunha panik.

Jungkook ikut menelusuri seluruh ruangan, dan tidak menemukan tiga orang yang bersamanya 10 menit yang lalu.

"G-g-ga mungkin si Yuju ninggalin kita kan?!" Tanya Eunha panik sambil mengguncangkan Jungkook tepat di bekas lukanya.

"Sghsksksks gatau na, tapi jangan pegang yang sakit dong." Ucap Jungkook sambil menahan sakitnya.

Eunha yang baru sadar langsung terkekeh dan meminta maaf. "Maap, panik."

"Kalo mereka nggak mungkin ninggalin kita, berarti mereka ketauan sama dalang Na..."
Eunha langsung menegang tetapi berusaha untuk tetap tangguh. "Ayo cari mereka semua Kook."
-
"LEPASIN TANGAN LO DARI JIMIN." Teriak Yuju ketika sang penjahat memegang kaki Jimin.

"Heol Yuju-ya, gue jarang liat lo marah." -Sowon, Yerin.

"Asal lo ga megang Yuna gue ga masalah." Ucap Jimin pada si penjahat.

"Cih." -Yuju.

Seungcheol tersenyum melihat enam orang telah terkumpul disana, tinggal 7 orang lagi sebelum ia bisa menghabisi teman-teman Sowon.

"Mari tunggu yang lain ya, yeorobun."

Hear the wind sing
And enjoy our summer time
Thank you for reading 🤗
-Nana

Stardust ✔️ •Bangchin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang