18

303 38 3
                                    

"Sebenernya Sowon itu anak haram dari bapak sama ibu gue." Pernyataan itu jelas membuat Yuju kebingungan bukan main.

Anak haram? Sejak kapan? Mana ada?

"Gausah boong lo!" Teriak Yuju tepat di muka si pria.

"GUE KAGAK BOONG."

"Siapa lo? Kenalin diri dulu ato gue congkel."

"LU JANGAN APA-APA CONGKEL NAPA SIH?!?!"

Yuju menatap dingin padanya hingga ia hanya bisa pasrah.

"Kenalin, gue Lee Jinyoung. Adik Lee Eunbi alias Kim Sojung."

Yuju melotot. "MANA ADA KIM SOJUNG JADI LEE EUNBI DAN EUNBI NAMA KAKAK SAMA ADEK GUE WOY ENAK AJA DIPAKE BUAT NGIBUL!"
Sumpah ini si Yuju lagi toa-toanya.

"GUE HARUS BILANG BERAPA KALI KALO GUE NGGAK NGIBUL?!" Jinyoung berusaha menjadi toa juga.

"Gue butuh bukti nyata." Jawab Yuju dingin.

"Apa, lo mau akte kelahiran? Tes DNA? Gue ada." Perkataan Jinyoung mengguncang Yuju karena ia terlihat sangat yakin.

"Tunjukin. Sekarang."

"Nggak bakal bisa sampe lo pergi dari badan gue."

"Ok. Tapi sebelum itu, APA HUBUNGANNYA DIA ANAK HARAM DAN TEMEN-TEMENNYA HARUS MATI? JAWAB."

Jinyoung menghela nafas kemudian menjawab, "Gue mau bunuh dia. Supaya warisannya ke gue semua. ITU HAK GUE BUKAN DIA, JADI BUAT APA HAH? DAN LO PADA HARUS MATI SUPAYA GAADA SAKSI."

"DASAR PIKIRAN LO MANUSIA CUMAN UANG."

"YA GUE IDUP PAKE UANG BEGO, BUKAN NGOMONG BACOT KAYAK LO."

Jimin yang sedaritadi hanya menonton merasa tidak enak karena tidak bisa membantu sama sekali.
Sungguh, ia tidak bisa berdiri atau bergerak saat ini. Terlalu sakit.

"Jim, kamu bisa berdiri gak?" Tanya Yuju yang intonasi nya jauh lebih lembut ketimbang dengan Jinyoung.
Jimin mengangguk, bohong.

"Ok, ayo. Kita ke pengadilan."

"Hah KUA?"

"JANGAN KEJAUHAN LO MIKIRNYAAAA."

Jimin cengengesan karena berhasil menggoda Yuju. Kemudian ia berusaha untuk berdiri dari posisi duduknya.
Setelah itu Yuju pun menyingkir dari badan Jinyoung tanpa menurunkan pecahan kaca dari muka Jinyoung.
"Cepet."

"Iya iya bawel."
-
Si hantu tersenyum puas melihat amarah Seokjin yang menggebu-gebu.
Ia bahkan tak kuasa menahan tawanya lagi.

"AHAHAHAHAHA LO ORANG-ORANG BODOH." Teriaknya di muka Seokjin.

"LO PASTI LUPA KAN SIAPA GUE?!" Teriaknya lagi.

Seokjin benar-benar bingung. Tapi jujur, ia seperti mengenali hantu bertopeng di hadapannya ini.
Tanpa berpikir panjang Seokjin menarik topeng itu dan menemukan...

"Park Yeojin?"

Iya. Park Yeojin, kawan lamanya.
Mungkin sekarang lebih tepat dipanggil musuhnya.

Yeojin menunjukkan smirk nya sebelum mendorong Seokjin dari badannya.
"Ngapa lo disini?" Tanya Seokjin dingin.

"Hmmm, balas dendam mungkin?" Mendengar itu Seokjin langsung menegang.
Dia tidak takut, hanya sedikit khawatir dengan nasibnya sekarang.

"Kalo lo bales dendamnya ke gue, kenapa Sowon lo bawa-bawa hah?!" Seokjin membentak Yeojin.

"Lo kan dulu ngambil sesuatu yang berharga dari gue. Sekarang gantian. Gue yang ambil sesuatu dari lo. Jujur aja, lo suka dia kan?" Tembak Yeojin dan Seokjin terdiam.

Mau jawaban jujur atau bohong?

"Gue nggak pernah ngelakuin itu secara sengaja Jin." Kata Seokjin membela dirinya.

"Gue gabakal percaya." Yeojin tampak menahan tangisnya. Ia mengepalkan tangan untuk memindahkan fokusnya. Namun tampaknya itu hanya berhasil hingga sebelum ia meneriakki Seokjin.

"GARA-GARA LO NINGGALIN ADIK GUE SEBENTAR, DIA SEKARANG UDAH NGGAK ADA KAN?! LO GATAU BETAPA PENTINGNYA ADIK GUE, LO GA PERNAH NGERASAIN YANG NAMANYA PUNYA ADIK.  SETELAH ITU GUE TERPUKUL, GUE SENDIRIAN, GUE NGGAK PUNYA SIAPA-SIAPA LAGI. DAN LO, LO GA PERNAH MINTA MAAF KE GUE! KE ADIK GUE!"

Seokjin benar-benar menahan amarahnya juga. Ia benci dengan orang di hadapannya ini yang tidak tahu diri, tidak bisa sedikit pun berpikir positif.
Seokjin tidak akan pernah membiarkan seseorang mati apalagi jika orang itu penting untuknya. Park Jieun, adik Yeojin juga penting untuknya. Bukan karena dia adiknya Yeojin. Tapi karena Seokjin dan Jieun pernah menjalin kasih.

Pada saat itu, Jieun sakit keras hingga ia harus mendapat perawatan intensif dari rumah sakit.
Seokjin senantiasa menjenguk tanpa bosan.
Mulai dari Senin hingga Minggu, ia tak pernah absen mengunjungi Jieun.

Seokjin, Jieun dan Yeojin.
Selalu bertiga semenjak kecil hingga menjelang dewasa. Setiap kunjungan Seokjin, Yeojin tidak pernah meninggalkan ruangan untuk memberikan privasi bagi kedua insan yang menjalin kasih itu.
Yeojin terlalu takut untuk melepaskan Jieun bahkan untuk sedetik.
Suatu saat, Yeojin terpaksa harus keluar kamar untuk mengurus perobatan Jieun sehingga mau tidak mau ia pun menitipkan Jieun pada Seokjin.

Akhirnya punya kesempatan berduaan, perusahaan Seokjin malah menelpon di waktu yang tidak tepat. Saat itu ia sangat ingin mematikan telepon dan memilih untuk mengobrol dengan Jieun saja. Tetapi perempuan cantik itu melarangnya dan mengusir Seokjin dari ruangannya.

Jieun bahkan mengancam untuk putus sehingga Seokjin memilih untuk mengalah dan pergi keluar.
Saat itu lah Jieun terkena serangan mendadak dan menyebabkan terenggutnya nyawa Jieun.

Ketika Seokjin kembali untuk mengabari bahwa akhirnya ia mendapatkan pekerjaan, Jieun sudah tak bernyawa di atas ranjangnya.
Setelah itu lah, Seokjin dan Yeojin mulai berjaga jarak hingga akhirnya benar-benar berpisah.

"Lo pikir gue nggak tertekan hah? LO PIKIR GUE BAIK-BAIK AJA SETELAH DIA PERGI HAH? LO BAHKAN NGGAK NGASIH GUE KESEMPATAN BUAT BERDUAAN SAMA DIA. LO EGOIS BANGET. GUE TAU KALO LO ITU KAKAKNYA, TAPI GUE PACARNYA WOY. GUE JUGA SAYANG DIA, CINTA DIA. KENAPA LO DISINI BERLAGAK KAYAK SATU-SATUNYA YANG TERLUKA? GUE JUGA BANGS^\*!"

Yeojin tidak menghiraukan ucapan Seokjin dan memilih untuk memulai perkelahian.
Sementara itu, Seokjin tidak percaya harus berkelahi dengan teman lamanya.
Meskipun ia kesal, ia tidak ingin melukai teman lamanya.
Yeojin pernah mengisi harinya, mewarnai harinya oleh karena itu ia tidak mau mengangkat tangannya dan melawan.

"Denger ya lo. Sowon udah di tangan kita dan lo nggak perlu khawatir lagi sama dia karena yang bakal mati disini adalah lo, bukan dia." Jelas Yeojin menimbulkan pertanyaan dalam benak Seokjin.

"Maksud lo apa? Sowon mau kemana?"







"Sowon mau kita perjual-belikan."






Masa bodoh dengan teman lama.
Masa bodoh dengan semua yang telah Yeojin lakukan untuknya.
Masa bodoh dengan Yeojin yang merupakan kakak dari perempuan yang sempat ia sayangi.

Saat ini, Kim Seokjin telah menemukan cinta barunya dan tidak akan melakukan hal yang sama seperti pada Jieun.

"KEPARAT LO YEOJIN!"

Hear the wind sing
And enjoy our summer time
Thank you for reading 🤗
-Nana

Stardust ✔️ •Bangchin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang