"Jim please aku buta arah-"
"Gapapa, insting aku sejauh ini nggak pernah salah." Jimin berusaha menenangkan Yuju.
Jimin pun memimpin jalan sebelum dia meringgis kesakitan.
"Kenapa?" Tanya Yuju sambil memegang lengan Jimin karena reflek."Nggapapa." dusta Jimin.
Yuju yang mendeteksi kebohongan itu segera mencari kesalahan pada anggota tubuh Jimin.
"AAAA JIMIN KAMU BERDARAH." Teriaknya terkejut.Mendengar itu Jimin langsung melihat kearah kakinya. Wah tak disangka, bekas lukanya tambah parah. Saking parahnya, darah bercucuran keluar dari sana.
"Aku gapapa-" niatnya membuat Yuju tak khawatir, tapi ia malah mendapat bentakkan.
"GAPAPA APANYA JIMIN?!"
Mendengar toanya Yuju langsung membuat Jimin kicep. Nggak sih, dia kicep gegara takut sama ibu negara.Yuju dengan sifat keibuannya langsung meminta Jimin untuk duduk dan Jimin menurutinya tanpa protes.
Setelah itu ia merobek lengan bajunya hingga membuat Jimin terkejut bukan main."Ju, kamu nggak usah sampe-" lagi-lagi Yuju memotong ucapan Jimin. "Kalo dibiarin bisa bahaya Jim, please. Ini darurat. Kamu tau kan pendarahannya harus diberentiin?"
Jimin terdiam sebelum berkata "Tapi itu baju kamu kan."
Yuju memutar matanya, "Kaki kamu lebih penting yah maaf. Aku bisa beli baju beribu kali tapi kaki nggak bisa, Jimin."
Mendengar pernyataan manis itu membuat Jimin tanpa sadar tersipu malu. Sementara ibu negara masih fokus pada kaki di depannya itu.Tak lama, kaki Jimin pun telah selesai dibalut lengan baju Yuju.
"Ok, udah beres. Pasti pendarahannya berenti abis ini." Kata Yuju dan tersenyum puas atas hasil kerjaannya."Ju."
"Hm?"
"Kamu kok baik banget sih? Seneng banget hari ini aku partnerannya sama kamu."
Jimin sukses mengganti warna wajah Yuju menjadi merah. Ia sadar apa yang telah ia katakan dan ia tidak menyesal melemparkan kode itu kepada Yuju.
"A-ah biasa aja Jim. Udah yuk, kita mending cari jalan keluar." Kata Yuju.Disini Jimin mulai bingung karena Yuju yang ketakutan tadi sudah tidak terlihat. Apakah sebenarnya Yuju kesurupan atau bagaimana?
"Kamu bisa berdirinya?" Tanya Yuju yang sudah terlebih dahulu berdiri.
Jimin menjawab dengan anggukkan.
Kemudian ia mencoba berdiri namun ternyata karena masih kaget ia nyaris terjatuh dan untungnya ditangkap oleh Yuju.Jimin memegang kedua lengan Yuju begitupun Yuju.
Jarak mereka sangat dekat. Mungkin hanya berjarak dua jengkal author yang kecil banget.
Mereka berdua saling menatap dalam.
Jimin terkesima melihat mata Yuju begitu juga sebaliknya. Dunia terasa milik berdua ya lu pada."Bukannya kalo di film romance, scene kayak gini harusnya cewek ya yang jatoh?" Perkataan Jimin memecah keheningan sesaat itu.
Yuju tertawa renyah mendengarnya. "Kayak cowok nggak boleh jatoh aja?"
"Tapi kan malu.""Itu manusiawi Jim, kenapa malu!"
"Malu aja soalnya kamu yang liat."
"Kenapa coba harus berpatok sama film romance? Nggak manusiawi. Masa cewek terus yang jatoh."
"Yah tapi aku ngerasa pengecut?"
"Jatoh bukan berarti pengecut dan dengan kamu yang jatoh nggak bakal ngubah alur cerita dong."
"Cerita apa?"
"Katanya tadi film romance?"
Jimin mengedip tidak percaya. Kalau instingnya tidak salah, ini berarti...
"Maksudnya kamu mau ngejalanin hubungan romance sama aku?"
Mendengar itu Yuju langsung melepas pegangannya pada Jimin hingga Jimin yang tidak siap itu berteriak. "JANGAN LEPASIN IH GILA."
Yuju langsung meminjamkan tangannya lagi sebagai pegangan Jimin.
"Nggak gitu maksudnya." Bantah Yuju yang kembali ke laptop, melupakan scene Jimin teriak tadi."Terus?"
"Mau cewe atau cowo yang jatoh gaada hubungannya sama alur cerita romance gitu Jim...ngerti gak sihhh. Pegangan sama aku aja panjang banget urusannya."
"Yauda, sekarang aku pegangan erat banget ya ke kamu. Tapi nanti, setelah pulang dari sini, kamu yang pegang erat aku ya, Ju."
Entah itu gombal atau serius, yang pasti saat ini atau dari awal tadi, mereka telah menggoda satu sama lain.
-
Eunha menarik paksa tangannya dari Jungkook.
"Kenapa sih?!" Tanyanya."Aku nggak bisa liat kamu takut, Eunha!" Jawab Jungkook terlalu jujur.
Eunha terdiam sambil menyesali bentakkannya tadi.
Mungkin ia harus berhenti menjadi tsundere."Maaf. Aku nggak takut, biasa aja tuh." Dustanya.
Jungkook hanya memutar kedua matanya kemudian menggenggam tangan Eunha.
"Lo gausah jadi tsundere disini. Gue gabakal ngehujat." Jelas Jungkook dan mengacungkan jempolnya.Eunha dalam hati : "SEBEL BANGET TAPI AKU BUTUH TANGAN DIA AAAAAAA."
"Nanti kalo dah keluar lo boleh jadi tsundere lagi." Kata Jungkook lalu melanjutkan perjalanan mereka.
Kriiieekkk
Mendengarnya saja membuat Eunha mempererat pegangannya.
Ketika mereka berdua melihat ke belakang, seseorang dengan pakaian serba hitam memegang pisau muncul disana.Jungkook langsung berdiri di depan Eunha, melindungi kesayangannya yang belum resmi menjadi miliknya.
"Simpen pisau lo. Lo nakutin calon pacar gue."Sumpah kayak gini masih aja ngegodain anak orang.
"Lo minta di senggol bacok ya Kook?!" Protes Eunha meskipun ia masih berlindung pada Jungkook.Tak disangka orang di depan mereka malah menyerang dengan mengarahkan pisau itu ke perut Jungkook.
Untungnya karena kesigapan Jungkook, ia berhasil menghindar, begitu juga dengan Eunha."LO GILA ANJIR???? HEY, KITA TAMU LOH?" Kemarahan Jungkook pun keluar.
Awalnya ia melihat ini sebagai candaan, tapi dengan gerakan seperti tadi, rasanya sudah tidak mungkin kalau ini sekedar skenario belaka."Dasar bego! Nggak pernah ya lo ngeliat ada yang aneh dari pulau ini?" Kata orang itu sambil menunjukkan smirknya.
"Lo semua kejebak disini, dan lo bakal habis kalo nggak ngikutin suruhan kita semua."
"LO MAU APA ANJIR?!?!" Teriak Jungkook.
"Gue mau..."
MAU APA YHHHHHH
Hear the wind sing
And enjoy our summer time
Thank you for reading 🤗
-Nana
KAMU SEDANG MEMBACA
Stardust ✔️ •Bangchin•
Roman d'amourMereka dipertemukan secara tidak sengaja kemudian di hari lainnya, mereka tergabung untuk menikmati liburan di pulau pribadi. Waktunya menikmati musim panas dengan jus jeruk ditangan kalian dan membaca beragam cerita dari ketujuh pasangan ini. Kee...