Satu minggu kemudian~
Pagi ini mama, papa dan Jaemin sedang sarapan, lalu Jisung datang.
Bukan nya ikut duduk dan sarapan, cowok itu justru mengambil keranjang buah dan menuju kulkas.
Cowok itu mengambil sebagian, ralat. Lebih tepat nya mengambil hampir semua buah-buahan yang ada di kulkas.
Mama, papa dan Jaemin mengedip-edipkan mata menatap cowok itu.
" sebanyak itu Cung? " tanya mama.
" habisin aja sekalian! " seru Jaemin.
" tumben banget si Icung. Buat apa buah-buahan sebanyak itu? " tanya papa.
" buat di makan lah pa " balas Jisung sambil menutup pintu kulkas dan berjalan menuju meja makan.
" kamu sendiri yang mau makan? ".
Jisung menggeleng " berdua sama Lele ".
" kenapa gak beli aja sih?! Ngabisin-ngabisi ae lo. Capek gue tau gak, mager mau belanja " celoteh Jaemin.
" kalo di rumah ada ngapain harus beli? " balas Jisung.
Jaemin berusaha sabar.
Setelah selesai sarapan Jisung segera meninggalkan dapur. Namun detik berikutnya ia kembali lagi ke dapur.
" kak minta duit dong! ".
Jaemin mengedip-edipkan mata nya " duit lo abis? ".
" banyak di ATM. Mager mau gesek " jawab Jisung.
Kok tangan gue gatel ya??? -batin Jaemin.
" buruan dong kak, malah bengong! ".
" kenapa sih ribut-ribut? " tanya mama yang kembali dari toilet.
" Icung nih ma, minta duit Nana " adu Jaemin pada mama.
" yah tinggal kasih aja Na ".
" ho'oh! Gitu aja ribet ".
Dengan ketidakikhlasan Jaemin akhirnya memberikan beberapa lembar uang pada Jisung.
" dah sana pergi! " usir Jaemin.
" makasih kak Nana " Jisung tersenyum senang dan melenggang dari sana.
=====
Di taman belakang sekolah, Jisung dan Chenle seolah sedang piknik. Duduk di atas karpet kecil di rerumputan sembari menikmati makanan dan minuman serta merasakan hembusan angin sepoy-sepoy yang menerpa. Dunia seolah terasa milik berdua.
=====
Dua minggu kemudian~
" Cung? ".
" hm? ".
" perut aku udah mulai besaran nih " ucap Chenle yang berada tepat di depan cermin besar dalam kamar nya. Benar saja, perut rata cowok itu sekarang buncit.
Chenle mengusap-usap perut nya sambil terus memandangi diri nya di cermin itu.
Sementara Jisung?
Cowok itu acuh tak acuh karena sedang asik memainkan game di ponsel nya.
Chenle pun menghampiri Jisung dan duduk di sebelah cowok itu.
" aku belom pernah cek ke dokter Cung " ucap Chenle.
Jisung menghentikan aksinya dan menatap Chenle.
" takut ".
Dalam hati Jisung merasa sedih. Kenapa kedua nya harus berada dalam posisi ini. Sungguh Jisung menyesal. Ia merasa kasihan dengan Chenle.
" kalo kita cek ke dokter sekarang gimana? " tanya Jisung.
" tapi Cung? ".
" udah gak usah takut. 'kan ada aku " Jisung tersenyum meyakinkan.
Chenle balas tersenyum dan mengangguk. Kedua nya segera pergi meninggalkan kamar.
" loh, ada Jisung ternyata " ucap Suho, papa Chenle ketika masuk ke dalam rumah dan mendapati dua anak menuruni tangga.
Jisung tersenyum " iya om. Om baru pulang? Om apa kabar? ".
Suho tersenyum, " iya Sung. Om baik-baik aja ".
" kalian mau kemana? " tanya mama yang menghampiri tiga orang itu.
" Lele pengen jalan-jalan ma, boleh 'kan? ".
Mama mengangguk seraya tersenyum.
" tante Irene tenang aja. Lele aman kok sama Jisung ".
Mama terkekeh " iya-iya Jisung, tante percaya ".
" yaudah kalo gitu Lele sama Icung pergi dulu ma, pa " pamit Chenle dan kedua nya meninggalkan rumah.
Irene tersenyum menggeleng-gelengkan kepala menatap dua anak itu. Sementara Suho menaikan sebelah alisnya menatap Irene,
" aku ngerasa kayak ada sesuatu yang aku gak tau " ucap Suho.
" mereka berdua pacaran ".
" serius? Sejak kapan? ".
" sejak lama. Makanya jangan minggat terus dari rumah " Irene berjalan meniggalkan Suho yang masih tidak menyangka.
Detik berikutnya Suho langsung menyusul Irene " tolong di ralat ya sayang kata minggat nya, aku 'kan pergi buat kerja ".
=====
Dokter Eunwoo melakukan USG pada Chenle.
" usia kandungan masih mau masuk 4 bulan, untuk jenis kelamin baru akan terlihat kalau usia kandungan sudah 5 bulan " jelas Dokter Eunwoo.
Jisung mengangguk-angguk. Ia fokus menatap layar yang menampilkan kehidupan lain di tubuh Chenle.
Begitu juga Chenle yang mengangkat kedua sudut bibir nya melihat itu. Antara percaya dan tidak percaya, namun inilah kenyataan nya bahwa ia sudah berbadan dua.
Dan meskipun awalnya menyesal, namun setelah melihat keajaiban di depan mata nya, ia justru merasa senang.
USG selesai. Chenle pun turun dari ranjang dan duduk di sebelah Jisung.
Dokter Eunwoo menatap dua remaja di depan nya saat ini.
" ini adalah kesalahan, tapi tolong anggap ini sebagai anugrah. Kalian akan menjadi orang tua, walau pun di usia yang terbilang masih sangat muda. Dan tolong jagalah anugrah ini ".
" jujur, Chenle adalah pasien saya yang paling muda. Saya harap kalian bisa bertanggung jawab dengan baik ".
Jisung dan Chenle mengangguk.
Dan selanjut nya...bla-bla-bla...
Dokter Eunwoo mulai bertanya-tanya soal keluhan apa saja yang dialami Chenle dan solusi serta semua informasi tentang kehamilan.
=====