Dengarlah kesayanganku
Jangan tinggalkan aku
Tak mampu bila kutanpamuDengarlah kesayanganku
Hidup matiku untukmu
Kumohon pertahankan aku🎶 Al Ghazali ft. Chelsea - Kesayanganku 🎶
***
"Waduh waduh, ini beneran jadian?" Tanya Ricky.
"Iya dong," jawab Elang seraya merangkul Anasya dari samping.
"Iya tuh. Mentang-mentang udah jadian, gue malah diusir," ucap Rinai yang kini berpindah tempat duduk di belakang Anasya dan Elang. Wajah Rinai ditekuk.
Ricky terbahak sambil memukuli bahu Deska yang ada di sampingnya. "Kasian amat lo, Nai. Cari pacar makanya."
"Gue jamin nih ya, Elang bakal pinter kalo udah sebulan pacaran sama Anasya," ucap Deska.
"Gue mah udah pinter dari dulu kali, bro! Otak gue sebelas dua belas sama Anasya sebenernya," ucap Elang sombong. Ia sempat menepuk dadanya.
Anasya hanya tersenyum kecil mendengar penuturan Elang. Orang-orang memang sebenarnya pintar, hanya saja penyakit malasnya yang membuat bodoh. Kalau saja semua orang di dunia ini rajin dan tidak malas-malasan, pasti akan banyak orang cerdas di dunia ini.
Lalu, pandangan Anasya mengarah ke Satya. Cowok itu baru saja masuk ke kelas dengan tumpukan kertas di tangannya. Satya juga sempat melirik ke Anasya secara sekilas sebelum memberi pengumuman ke teman sekelasnya.
"Guys, guru-guru hari ini ada rapat. Kita dikasih tugas matematika sepuluh nomer. Harus dikerjakan dan dikumpulkan hari ini juga," ucap Satya selaku ketua kelas.
"Males banget sih, ah! Tugas-tugas mulu. Sekali-kali free class tanpa tugas kek. Puyeng nih pala gue," protes Justin.
Aldan menoyor kepala Justin dengan keras. "Pusing pala lo meledak! Tiap hari aja Lo kerjaannya nyontek gue. Ngotak dong!"
"Halah, jawaban lo yang gue contek juga selalu salah semua. Lo tuh yang nggak pake otak!" balas Justin.
"Ya udah, mulai sekarang nggak usah nyontek-nyontek gue lagi. Ngotak sendiri!" kesal Aldan.
Wajah Justin yang tadinya kesal dan emosi pun berubah seratus delapan puluh derajat. Ia tidak akan mampu jika bertahan hidup tanpa contekan dari Aldan, teman sebangkunya. Memang sih Aldan tidak pinter-pinter amat, tapi kan tetap berharga.
"Jangan gitu dong, sayang. Lo kan bespren gue. Kita sama-sama oon, sama-sama jomblo dari lahir, sama-sama suka dibuang sama Alextro, pokoknya kita sama lah. Jangan kayak gitu lah sama gue. Lo kok tega sih?" ucap Justin.
Justin terus membujuk Aldan. Yang dibujuk hanya menunjukkan sikap cuek sambil memainkan ponselnya.
Sementara itu, Satya sudah mulai membagikan lembaran kertas berisi soal. Ia mulai membaginya dari bangku meja paling depan, dekat pintu. Tak lain tak bukan adalah mejanya Anasya.
"Mereka dah jadian tuh, Bos," ucap Ricky memberitahu.
Satya menatap Anasya, lalu ia tersenyum. "Oh ya?" tanyanya pada Justin. "Bagus deh. Biar Elang nggak jomblo lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANASYA (End)
Teen FictionSequel ARESKA DAN ALENTA (Beberapa part diprivat acak, follow untuk kenyamanan membaca). ... "Kamu tidak hancur, Sya. Tapi kamu sedang dibentuk." "Tidak hancur? Tapi sedang dibentuk? Iya, benar ... dibentuk menjadi lebih hancur lagi." ... Jadi? Mana...