Part 31 - Maaf Dari Perusak

1.2K 84 9
                                    

Jika kuhadir untuk disakiti
Biarlah kupergi jauh dan sendiri
Tanpa ada kamu, siapapun di sini
Ku t'lah layu

Mungkin karenaku terlalu mencintaimu
Kuterluka

Di mana ku berlari
Di mana aku kan pergi
Kucintai namun benci caramu mencintaiku

🎶 Geisha - Kenangan Hidupku 🎶

***

"Pagi, Pa," sapa Anasya ketika Fajar baru saja muncul di ruang makan.

"Pagi, sayang," balas Fajar. Ia pun duduk di salah satu kursi makan untuk sarapan.

"Aku buat nasi goreng spesial nih buat Papa," ucap Anasya.

Anasya menuangkan nasi goreng ke dalam piring Fajar. Nasi goreng spesial yang terlihat sangat menggiurkan dengan irisan sosis sebagai pelengkap.

"Enak nih kayaknya," ucap Fajar sebelum ia menyendokkan nasi goreng itu ke dalam mulutnya.

"Gimana, Pa? Enak?" tanya Anasya.

Fajar mengangguk cepat. "Enak, pake banget."

Anasya tersenyum simpul. "Syukur lah kalo Papa suka."

Fajar menghentikan gerakan tangannya. Ia memperhatikan Anasya yang tengah makan nasi goreng buatannya sendiri. Ada sebuah pikiran yang muncul di dalam kepala Fajar.

"Kenapa, Pa?" tanya Anasya yang baru menyadari bahwa Fajar tengah melamun.

"Papa mau mempekerjakan pembantu lagi," ucal Fajar. "Kasian kamu."

"Nggak usah, Pa," tolak Anasya. "Aku bisa kok lakuin ini pekerjaan rumah sendiri."

"Tapi kamu sebentar lagi ujian kan? Kamu harus fokus belajar dan fokus ke sekolah," ucap Fajar. "Kapan coba kamu ujiannya?"

"Minggu depan," jawab Anasya.

"Tuh kan, udah dekat, Sya. Kamu sebentar lagi akan sibuk ujian," ucap Fajar. "Jadi, Papa putusin untuk mempekerjakan pembantu lagi. Keputusan Papa udah bulat, kamu nggak boleh nolak."

Anasya terkekeh. "Terserah Papa deh."

"Kalau bisa, Papa minta Bi Sumi sama Mang Yogi buat kerja lagi di sini," ucap Fajar membuat mata Anasya langsung berbinar-binar senang.

"Serius, Pa?" tanya Anasya.

Fajar mengangguk, lalu tersenyum tipis. "Iya, sayang. Papa serius."

Anasya berdiri dan langsung memeluk Fajar dengan erat, sangat erat. "Makasih, Pa!"

"Sama-sama," sahut Fajar. Tangannya mengusap-usap lengan atas Anasya. "Maafin Papa ya, Papa ud--"

"Lupain aja, Pa. Aku udah maafin Papa kok," ucap Anasya.

Drtt drttt drtttt.

"Hp kamu," ucap Fajar.

Anasya mengangguk. Lalu, ia mendekat ke ponselnya yang di letakkan di atas meja makan. Ada sebuah panggilan masuk dari Elang. Dengan cepat, Anasya segera menekan tombol hijau.

ANASYA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang