Kucoba untuk melawan hati
Namun hampa terasa di sini tanpamu
Bagiku semua sangat berarti lagi
Kuingin kau di sini
Tepiskan sepiku bersamamuTakkan pernah ada yang lain di sisi
Segenap jiwa hanya untukmu
Dan takkan mungkin ada yang lain di sisi
Kuingin kau di sini
Tepiskan sepiku bersamamu🎶 Ninnebal - Hingga Akhir Waktu 🎶
***
Anak-anak Alextro sudah berkumpul di markas. Hari ini mereka akan berangkat ke puncak. Mereka akan liburan selama dua hari, hanya dua hari.
Acara ini bebas dan terbuka. Anak-anak Alextro bisa mengajak siapa saja. Mau keluarga, teman, atau pacar masing-masing. Mereka akan bersenang-senang di dua hari libur ini.
Namun, berbeda dengan Elang. Kebahagiaannya kurang lengkap karena Anasya tidak bisa ikut. Pacarnya itu tidak diizinkan oleh kedua orang tuanya. Dan Elang sama sekali tidak bisa memaksa.
Elang mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jaket. Ia mencari kontak Anasya dan meneleponnya. Nada sambung terdengar beberapa detik, lalu terdengar suara Anasya dari seberang sana.
"Hallo?"
"Iya, hallo, Sya."
"Belum berangkat?"
"Sebentar lagi mau berangkat nih. Aku pengin teleponan sama kamu dulu." Tak terdengar sahutan dari sana. "Kamu udah makan, Sya?"
"Hmm ... udah."
Elang memperbaiki posisi duduknya dan memperbaiki letak ponsel di tangannya.
"Kamu liat charger aku nggak, Lang?" tanya Marra.
Elang menjauhkan ponsel dari telinganya. Lalu, ia menunjuk ke meja kecil yang ada di markas Alextro. Cukup dekat darinya. Di sana ada sebuah charger putih milik Marra.
"Oke," balas Marra seraya pergi dari sana.
Elang kembali fokus pada Anasya. "Sya?"
"Marra ikut?"
"Iya, dia ikut."
"Oh." Ada nada kecewa dalam sahutan Anasya. Namun, Elang sama sekali tidak mengetahuinya. Cowok itu memiliki kadar kepekaan yang rendah.
"Tapi dia juga ajak pacarnya kok, si Egy."
***
Rombongan Alextro sampai di puncak jam dua siang. Udaranya sangat sejuk di sana. Tentram dan tenang. Mereka semua menginap di vila milik Galins. Ada sekitar sepuluh kamar di sana.
Kamarnya sebenarnya tidak cukup untuk anak Alextro yang banyak sekali. Tapi dicukup-cukupkan. Lagi pula cowok kan tidur di mana saja bisa.
Sementara itu, Marra sekamar dengan Reva dan juga Rara.
"Eh, lo sahabatnya Elang kan ya?" tanya Rara.
"Iya," jawab Marra. "Gue Marra."
"Gue Rara, pacarnya Ricky."
"Kalo gue pacarnya Deska, Reva."
Kemudian, Marra berjabat tangan tanda perkenalan dengan Rara dan Reva. Lalu, mereka bertiga mulai menata barang-barang dan mulai mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANASYA (End)
Teen FictionSequel ARESKA DAN ALENTA (Beberapa part diprivat acak, follow untuk kenyamanan membaca). ... "Kamu tidak hancur, Sya. Tapi kamu sedang dibentuk." "Tidak hancur? Tapi sedang dibentuk? Iya, benar ... dibentuk menjadi lebih hancur lagi." ... Jadi? Mana...