Part 26 - Anasya Pergi

1.6K 90 2
                                    

Setelah sekian lama
Baru kumenyadari
Bahwa aku selalu menahan rasa sakitku

Ingin ku hapus saja
Semua dendam ini
Namun rasa tak mungkin lagi

Biarkan kupergi
Karena aku tak sanggup lagi
Mengingat semua kenangan dulu
Di saat engkau menyakitiku

🎶 Rossa - Tak Sanggup Lagi🎶

***

Anasya mengotak-atik ponselnya. Sudah banyak grab car yang ia pesan, namun tiba-tiba cancel. Ya, di saat hujan seperti ini banyak mobil yang tidak menerima orderan. Pasti mereka malas jika harus keluar di kondisi hujan.

Tak ada pilihan lain, Anasya harus meminta bantuan ke Satya. Tanpa basa-basi apa pun, Anasya mengirimkan lokasinya saat ini ke Satya.

Satya
Kamu kejebak hujan?
Mau aku jemput?

Peka, peka sekali. Padahal Anasya hanya mengirimkan lokasi. Namun, Satya sudah tahu maksud dari Anasya.

Anda
Iya, Sat.

Satya
Tunggu ya, tiga menit lagi aku sampe.

Anasya kembali duduk di bangku panjang itu. Kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri, menanti-nanti kehadiran Satya. Dalam hati, Anasya merasa tidak enak karena harus pulang dengan cowok lain. Apalagi Elang tidak tahu sama sekali.

Tak lama kemudian, sebuah mobil berhenti di depan Anasya. Satya keluar dari dalam mobil itu dengan payung berwarna hijau di tangannya.

"Ayo, Sya."

Anasya mendekat ke arah Satya. Satya mengantar Anasya ke kursi penumpang depan, membukakan pintu dan memastikan Anasya tidak terkena air hujan. Setelah itu, barulah ia duduk di kursi kemudi.

"Makasih ya, kamu udah bela-belain ke sini," ucap Anasya tulus.

"Sama-sama," balas Satya sambil tersenyum.

Mobil Satya mulai melaju meninggalkan supermarket kecil itu. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Kok bisa sih kamu di sana? Lagi ngapain?" tanya Satya.

"Habis dari rumah Elang," jawab Anasya. "Pulangnya hujan, jadi neduh dulu di sana sama Elang."

"Terus Elangnya?"

"Dapet telpon dari Marra, terus aku ditinggal." Anasya tersenyum miris, kasihan sekali jadi dirinya.

"Bangsat tuh anak," maki Satya kesal. "Emang nggak bisa ya dia ngantein kamu pulang dulu gitu? Jangan main tinggal gitu aja."

Anasya menghembuskan napas perlahan. "Ya mau gimana lagi."

"Kalo nggak kuat, jangan diterusin, Sya," ucap Satya.

"Nggak. Aku kuat kok."

"Jangan maksain, kasian hati kamu."

"Aku nggak maksain, aku ikhlas. Ikhlas banget malah," ucap Anasya.

"Bodoh," lirih Satya. "Harusnya kamu tinggalin Elang aja, masih banyak cowok baik di luar sana. Masih banyak cowok-cowok yang berharap jadi cowok kamu. Kayak aku misalnya."

ANASYA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang