Part 8 - Penyerangan

1.2K 84 0
                                    

Biarkan aku jadi sesuatu yang berarti untukmu
Tapi tidak sesaat
Biarkan aku jadi tempatmu bersandar
Di saat kau terpuruk rapuh

🎶 Dhyo Haw - Ada Aku di Sini 🎶

***


"SEMUANYA KELUAR KELAS, KUMPUL DI AULA!!!"

"CEPAT-CEPAT!!!"

"LARIIIII!!!!"

"LARI CEPAT!!!!!"

Suasana SMA Perwira sangat gaduh siang. Para siswa dan siswi berlarian keluar dari kelas, menuju ke aula sekolah. Semuanya panik, takut, gelisah, semuanya campur aduk jadi satu. Bukan hanya siswa-siswinya saja, para guru juga tak kalah berantakan pikirannya.

Geng Laskar menyerang. Seperti kejadian beberapa tahun lalu, ketika Revistor menyerang SMA Perwira. Geng Laskar sama besarnya dengan Geng Alextro. Bedanya, Geng Laskar didirikan belum lama. Sekitar dua tahunan ini.

"Mereka masuk gerbang, Bos!" ucap Deska kepada Satya.

"Mereka mecahin kaca semua kelas!" tambah Ricky.

"BASTARD!" umpat Elang. "Berani banget mereka nyerang sekolah kayak gini. Nggak ada otak!"

"SEMUANYA LAWAN! PANCING MEREKA SEMUA KE LUAR SEKOLAH!! BISA HANCUR SMA PERWIRA KALO DIBIARIN KAYAK GINI!" seru Satya selaku ketua Alextro. Suaranya lantang dan keras.

Para anak Alextro langsung mengikuti perintah Satya. Mereka menyeret satu dua orang sekaligus untuk dibawa ke luar sekolah. Semua lelaki di SMA Perwira ikut Alextro, semuanya. Dari anak-anak nakal, pintar, anak OSIS, sampai lelaki yang culun-culun juga ikut Alextro.

"Maksud lo apaan nyerang sekolah, hah?!" bentak Satya seraya mendorong dada pimpinan mereka. Namanya Rizal, ketua Geng Laskar.

"Biar sekolah Lo hancur lah, bambank!" balas Rizal santai.

Bugh!

Bogem mentah sampai di wajah Rizal. Lelaki berbadan besar itu langsung tersungkur ke tanah. Hidungnya sampai mimisan gara-gara pukulan dari Satya.

Di lain sisi, Elang melawan Deden. Deden jabatannya sama seperti Elang, wakil ketua. Ukuran tubuh mereka juga sebelas dua belas. Setiap ada war, Elang selalu mengutamakan Deden terlebih dahulu.

"Maju sini!!" tantang Deden.

"Eh? Nantangin lo?" tanya Elang dengan nada meremehkan. "Halah, palingan Lo juga yang kalah, Den. Nggak inget apa yang dulu-dulu? Lo tuh selalu kalah lawan gue."

"BACOT!" ucap Deden seraya menerjang Elang.

Elang dan Deden pernah punya masalah pribadi. Dulu, Elang pernah menjadi selingkuhannya pacar Deden. Sebenarnya bukan salah Elang, karena Elang sendiri tidak tahu kalau cewek itu punya pacar. Salah Deden sendiri sih, salah sendiri jelek, kan pacarnya jadi selingkuh.

"Aku meriang, aku meriang, aku meriang merindukan kasih sayang... Aku meriang!" Beda dengan yang lain. Justin menghadapi lawannya sambil bernyanyi. Ia memiting kepala lawan dan mengelus pipinya sebentar. Lalu ....

Bugh!

"Mati kau!" ucap Justin sambil tersenyum puas.

"Meriang pala lo botak!" cibir Aldan. "Sikat, Tin! Jangan nanyi terus elahhh!"

"Lah itu dah tepar," ucap Justin seraya menunjuk lawannya yang sudah tak berdaya.

"Nggak usah ngurusin Justin lo, Dan. Urusin lawan lo sendiri! Lawan sendiri aja masih seger buger kek gitu," sahut Ricky.

ANASYA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang