CHAPTER 26

748 62 17
                                    

Bayang seorang wanita yang akan menjadi milik sang kekasih seutuhnya, memantul di depan kaca besar. Lekuk tebuhnya terekspose cantik, berbalutkan sebuah gaun panjang anggun dengan potongan pundak terbuka sedikit, ia tersenyum bahagia.

Kecil, namun menyiratkan beribu arti yang tak dapat di ungkap melalui kata ataupun rangkaian kalimat panjang. Butuh berpuluh paragraf dan Jessica tak bisa merangkum perasaannya hari ini.

Bercampur aduk, hatinya menangis haru di dalam sana. Mendahului dirinya yang baru sebatas berkaca-kaca saat satu persatu sahabat mulai berdatangan, menjabat tangan lalu memberikan ucapan selamat.

Pesan teks masuk melalui ponsel yang tergeletak di atas meja. Jessica tahu betul siapa pengirimnya. Sang pria rusa peka terhadap kegugupan yang ia alami hingga Yoong berinisiatif untuk mengiriminya beberapa buah kalimat, sebagai penyemangat.

"Kau bisa melihat dirimu sangat cantik di pantulan kaca bukan?"

"Aku merindukanmu. Jangan gugup dan berjalanlah santai."

"Juga, jangan membuat kakimu tersandung kecuali kau ingin memberikan sebuah pertunjukan special."

Pertunjukan? Jessica mengerutkan kening di sela tawa. Yoong mengirimkan kalimat absurd yang menggantung, itu kebiasaannya.

Ya, Jessica mengerti perangai menyebalkan rusanya.

"Apa maksudmu pertunjukan special, Im?"

Drrtttt......

"Saat kau tersandung, aku akan berlari secepat mungkin dan menangkapmu sebelum jatuh. Seperti dalam drama, tapi baiklah. Itu bukan sebuah ide buruk."

Memutar matanya bosan, Jessica terkekeh akan pesan konyol Yoong.

Pun, tentu saja Jessica tak akan membiarkan dirinya terjatuh. Terlalu memalukan terlebih banyak orang yang akan memperhatikannya nanti. Tak hanya kerabat dan sahabat, melainkan beberapa rekan kerja Jessica turut hadir di acara pernikahannya.

Walaupun tak yakin semuanya akan hadir, Jessica tahu berapa jumlah minimal yang datang.

"Kau sudah siap?" Jessica tersentak, mematikan ponselnya yang langsung ia letekan kembali di atas meja sebelum berbalik.

Jessica menahan rasa harunya, memandang pria paruh baya dengan setelan rapi tersebut tengah tersenyum lembut.

Berjalan mendekat, ia memberikan anggukan sebelum menggandeng lengan berotot milik daddy Jung yang mulai membawanya melangkah perlahan namun pasti.

Penuh kehati-hatian, Jessica sesekali memandang ke bawah, melihat jalanan yang ia lalui kemudian kembali mendongak.

Telinganya bisa mendengar suara orang-orang yang hadir sedang berbincang. Jessica bersyukur jaraknya tak begitu jauh sebelum ia pingsan karena gugup saat menuju altar, menghampiri Yoong.

"Kau pandai memilih pasangan, Sooyeon-ah. Aku harap kalian bahagia." Bisik daddy Jung mengerti perasaan putrinya setelah membaca singkat mimik Jessica.

"Ini belum saatnya menyampaikan pesan dan kesan, daddy." Cicit Jessica.

Suaranya terdengar bergetar dan ia baru saja memasuki lorong yang terbuat dari rangkaian bunga. Sepatu hak tinggi Jessica mulai menapak di atas sebuah karpet dan debaran jantung berdetak berkali lipat temponya.

Maniknya dan Yoong sudah bisa bertemu sekarang. Pria itu tersenyum kecil, penuh kehangatan dan tentu saja, menular pada Jessica.

Yoong mengulurkan jemarinya saat daddy Jung melepaskan gandengan tangan Jessica. Menyambut kedatangan gadis yang akan menjadi wanitanya sepenuhnya, Yoong tak bisa mendeskripsi perasaan dalam dada.

PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang