CHAPTER 4 : Day 2

438 58 7
                                        

- Sepenggal Rahasia -

Sama seperti hari pertamanya datang, gedung Blanc & Eclare ramai dengan karyawan yang sudah tak terhitung oleh jemari lagi jumlah staffnya.

Yoong berpapasan dengan Tiffany di pintu masuk, namun gadis itu merengut padanya.

Yah, ia tahu bahwa Tiffany sedang kesal. Yoong menerima konsekuensi dari kesalahannya. Tiffany membantunya. Memberikan akses agar ia bisa bekerja di sana dan Jessica akhirnya bisa melunak. Peran dari sahabat Jessica itu tidak mungkin Yoong lupakan seumur hidup, sungguh.

Kepercayaan yang di berikan padanya tak benar-benar ia jaga hingga seperti inilah respon Tiffany saat mereka datang, dan gadis itu tahu kabar saat di bandara langsung dari Jessica.

Tiffany memeluk Jessica, meraba kepala bahkan betis Jessica layaknya satpam penjaga guna memeriksa kembali kondisi sang CEO sekaligus sahabatnya.

"Really? Are you ok?"

"Yup. Jangan khawatir. Dia menjagaku." Ucap Jessica menunjuk pria yang berada di belakangnya, tak lain adalah Yoong.

Wajah Tiffany berubah masam, tak terima.

Selain bingung karena sikap Jessica pada sang bodyguard yang mendadak berubah, ia akan lebih dahulu mencibir Jessica, terlebih lagi untuk kelalaian Yoong.

"Jika dia menjagamu, bagaimana luka yang kau terima bisa lebih besar dari biasanya?!"

Jessica memutar bola matanya malas. Jemarinya segera meraih pergelangan tangan Tiffany, menarik gadis itu memasuki lift untuk menuju kantornya.

Tak lupa, Yoong mengekori keduanya untuk berjaga-jaga.

"Kau akan membuat semua orang mendengarnya. Suaramu terlalu nyaring, Fany-ah."

"I don't care! Jika semua orang tahu, maka akan lebih mempersempit kesempatannya untuk mendekatimu lagi!"

"Jika semudah itu, Fany-ah. Jika semudah itu. Tapi nyatanya saat aku memiliki satu bodyguard saja, dia justru semakin mengganas."

Tiffany terdiam untuk beberapa saat, meresapi kembali kalimat Jessica yang memang terdengar masuk akal.

Namun tetap saja, kelalaian Yoong juga harus ia pertanyakan. Apa gunanya seorang bodyguard jika tak bisa menjaga kliennya?

Saat wawancara, Tiffany mendengar kegigihan Yoong bahkan ia takjub dengan latar belakangnya. Namun saat ini, ia justru mendapat kekecewaan. Sahabatnya, Jessica menderita saat di Hongkong dan hal yang membuatnya kehilangan akal adalah dirinya tak berada disana untuk gadis itu.

Tiffany mendekati Yoong. Menatap pria itu dengan tajam.

"Itulah yang harus ku pertanyakan. Apa gunanya sertifikat bela diri jika dia tidak bisa membuktikan kemampuannya? Apa mata seorang bodyguard hanya akan awas jika semuanya sudah menjadi kacau?!" Suara Tiffany kian meninggi.

Lebih tinggi dari wajah Yoong yang tertunduk lesu. Namun Tiffany tak melihat penyesalan itu. Gadis itu terlanjur di kuasai oleh emosi yang mengubun-ubun.

"Fany-ah, pelankan suaramu."

Tiffany mengepalkan jemarinya. Ia berbalik dengan cepat menatap Jessica. Emosi gadis itu masih belum terkontrol, namun Jessica nampak tenang menanggapi sahabatnya tersebut.

"Apa yang dia lakukan padamu, Sica? Sejak awal kau menolaknya. Kau bahkan merajuk padaku saat aku mengirimnya denganmu ke Hongkong."

"Dan kau juga yang berikeras menerimanya bukan? Lalu saat aku menyetujui keputusanmu, kau memarahinya karena hal yang bahkan selalu ku terima setiap saat luka itu sembuh."

PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang