Obor itu yang menerangkan di tepian jalan
Menyala tika kala gelap merempan
Mungkin kan nampak yang bersimpangan
Tapi apakan jelas yang dihalangan
Gelas yang ditangan, kenapa perlu kau genggam?
Mengukir retak pada alur bibir menyisir
Sedang berbutir pasir kau tabur untuk ku sisip
Setelah aku kau selit diteritip
Berdetir lidah menyanyikan puisi sutradara
Mengulir bunga batik pada kebaya si merah
Kala sedetik mengusir marah, haruskah aku mendesir tawa?
