Peter Rogers pernah mengatakan, "Eating chocolate can have significant influences on mood, generally leading to an increase in pleasant feelings and a reduction in tension." Karena hal itulah Adara menghabiskan dua bungkus cokelat hari ini dari pagi. Dia ingin membuktikan teori dari Peter Rogers tersebut.
Mungkin ini yang disebut patah hati sebelum tumbuh, atau istilah sudah berakhir bahkan sebelum dimulai. Adara tidak bisa menjadi puitis. Dia tidak memiliki kemampuan dalam berlama-lama galau karena patah hati. Dia juga mudah bosan dengan setiap perasan yang dia rasakan. Tapi dari pagi, suasana hatinya benar-benar tidak baik. Sepertinya dia membutuhkan coklat lebih banyak, agar tubuhnya lebih bersemangat memproduksi endorfin sehingga moodnya kembali meningkat.
Konon katanya, cokelat bisa membuat suasana hati sedih menjadi gembira karena phenethylamine. Phenethyline di dalam coklat dapat menstimulus hormon endorfin hingga membuat perasaan mudah bahagia, seperti saat jatuh cinta.
Tapi sepertinya coklat tidak bekerjasama dengan baik pada harapan Adara.
Karena saat melihat Dianza dan Sakti melewati ruangan mereka saat ini, perasaan yang tadi sudah hancur kembali terasa lebih buruk. Benar! Sepertinya Adara membutuhkan sepuluh batang cokelat lagi. Adara sudah mulai membuat kesimpulan.
Lelah dengan pikirannya sendiri, dia memutuskan untuk fokus pada laptop. Lebih baik dia membereskan semua pekerjaannya saja dibanding harus berdebat dengan pikirannya sendiri.
"Gurl, hangout, yuk." Jezzy memulai chat di grup whatsapp mereka.
Dianza membalas.
Dianza
Yuk. Gue pusing ngehadepin Pak Sakti.
Jezzy
Kenapa lagi?
Dianza
Doi nyuruh gue makan cokelat yang dia beli, lagi.
Utari
Fix dia naksir lo.
Adara spontan menatap cokelat yang ada didepannya. Tadi rasanya dia begitu santai memakan coklat itu. Sekarang dengan impulsif, tangannya menyingkirkan semua coklat itu agar tidak ada di pandangannya, menyembunyikan dibalik file-file tebal yang menumpuk di mejanya.
"Udah eneg lo, Ra?"
Adara mengangguk pelan. "Udah. Lo mau?" Jezzy dan Utari langsung menyerbu cokelatnya. Adara menghembuskan nafasnya kesal dan merapikan rambutnya. Dia tidak boleh bersikap tidak profesional seperti ini.
"Menurut lo gimana Ra?"
Adara yang mendengar ucapan Jezzy hanya mengerjapkan matanya, "Apanya?"
"Pak Sakti sama Dianza?"
Ia memilih mengangkat bahunya. Tidak ingin berkomentar tentang dua orang itu. Tidak perlu lagi karena Sakti kemarin sudah mengonfirmasi sendiri perasaannya sendiri.
Jezzy langsung menanggapi. "Cool princess satu ini selalu nggak mau diminta pendapat."
Adara tersenyum tipis, "Gue ngomong based on evidence. Tunggu saja, kalau suka, bentar lagi mereka juga jadian"
Ouch. Ada yang runtuh.
Adara langsung mengabaikan Jezzy dan memilih untuk fokus bekerja. Jezzy dan Utari malah menarik Gema, anak baru fresh graduate untuk bergosip. Padahal mereka memiliki pekerjaan yang tak kalah menumpuk seperti pekerjaan Adara.
Dia menjadi kesal tiba-tiba.
Kenapa Sakti harus mengatakan kepadanya? Dia pikir Adara ini sahabatnya? Adara ini istrinya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terusik | ✓
Romance(Reading list WattpadRomanceID kategori Bittersweet of Marriage bulan Mei 2022) Disclaimer : NOT a romantic marriage story you ever imagine. Adara tersenyum tipis. Baiklah, sepertinya mereka bisa memulai proses negosiasi ini. Sebuah transaksi rahasi...