Keesokan harinya, saat pagi Hyunjin benar-benar menaruh kursi guru di tengah lapangan. Tidak ada yang berani bertanya atau menegur Hyunjin soal itu.
Bel masuk pun berbunyi, semua murid di kelas 2-4 tampak duduk rapi di kursi masing-masing, sampai akhirnya Jaehyun datang dengan raut wajah dinginnya.
Jaehyun meihat kursinya yang tidak disana, ia pun memandang semua muridnya. "Dimana kursinya?" Tanya Jaehyun, dan beberapa dari mereka menggeleng.
"Saya bakal jemur kalian semua di lapangan sampi jam pulang sekolah tanpa pergi makan siang ataupun ke toilet" ujar Jaehyun yang membuat mereka semua terkejut, kecuali Ares yang menyembunyikan keterkejutan mereka.
"Jadi jujur aja, dimana kursinya?"
Mereka pun mengangkat tangannya, ia tidak mau murid yang tidak bersalah harus menanggung kenakalan murid lain.
"Tadi Hyunjin bawa kursi bapak keluar kelas" ujar Mark, dan Jaehyun mengangguk kecil.
"Angkat tangan yang namanya Hyunjin" pinta Jaehyun. Hyunjin pun mendengus sebal lalu mengangkat tangannya.
"Pergi ke gudang sekarang, pindahin semua kursi di gudang keluar dan bersihin gudangnya sampai bersih, setelah itu masukin lagi kursinya dan tata biar rapi" ujar Jaehyun yang membuat Hyunjin mengerutkan dahinya.
"Saya cuma pindahin satu kursi-"
"Dan saya mau kamu pindahin semua kursi di dalam gudang" sela Jaehyun dengan nada tegas.
Sena menghela nafasnya. "Kemarin saya sama Hyunjin main Truth Or Dare, dan saya yang nyuruh Hyunjin buat pindahin kursi bapak" ujar Sena yang terlihat santai, namun sebenarnya jantungnya sudah berdebar tak karuan.
"Siapa lagi yang ikut main?" Tanya Jaehyun, Sena pun menyerah.
"Changbin, Yohan, Jaemin, dan Jeno" sahut Sena.
"Kalian ke gudang sekarang, dan lakukan apa yang saya perintahkan" desis Jaehyun yang terlihat kesal.
Ares pun menyerah, mereka beranjak dari kursi dengan raut wajah tanpa bersalah, justru beberapa dari mereka senang karena bisa keluar kelas.
"Dan kamu" Jaehyun menunjuk Jeno.
"Bawa kursi saya kemari" lanjut Jaehyun, dan Jeno mengangguk.
Ares pun keluar dari ruang kelas. Mereka pergi menuju atap sekolah yang terdapat gudang disana. Sementara Jeno mengenbalikan kursi Jaehyun dan menyusul teman-temannya.
**
Sudah dua jam berlalu, Gudang belum bersih juga, meraka baru saja mengeluarkan kursi-kursi itu lalu mengobrol sambil memakan cemilan yang Changbin beli dari kantin.
"Gue takut nih sama pak Jaehyun" ujar Sena.
"Dia guru magang aja galak banget" timpal Yohan, dan Jaemin mengangguk setuju.
"Udahlah, lanjut lagi. Nanti kalau dia tau kita gak lanjut, bakal di hukum lebih dari ini" Changbin, Jaemin pun menepuk bahu Changbin.
"Sejak kapan lo takut di hukum?" Tanya Jaemin sambil tertawa pelan.
"Santai aja, dia gak bakal ngecek gudang" gumam Jeno.
"Kata siapa lo?" Tanya Changbin.
"Siapa tau kan"
Cklek
Sontak mereka menoleh ke arah pintu atap, terlihat Jaehyun datang dan mereka pun beranjak dari sana.
"Udah selesai?" Tanya Jaehyun, namun tidak ada yang menjawab, membuat Jaehyun melihat kenarah gudang dan ia mendengus sebal.
"Turun ke lapangan sekarang" pinta Jaehyun, lalu ia pergi mendahului Ares. Ares pun mengikuti langkah Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARE OR DARE || 100 Days✔️
Fanfiction[END] Berawal dari Permainan yang mereka mainkan, semuanya menjadi kacau. - Adegan bunuh diri - Kekerasan