Sore tadi Ara dan Nathan bertengkar, karena sebuah kesalahpahaman antara mereka.
Nathan melihat Ara yang diam saja saat Jungwoo memeluk Ara di depan sekolah. Jungwoo dan Ara adalah siswa SMA kelas 1, sementara Nathan kelas 3.
Nathan marah, ia tidak rela saat kekasihnya di peluk laki-laki lain, dan saat itu juga Nathan meninju wajah Jungwoo, membuat Ara terkejut.
Setelah itu, Nathan pergi begitu saja dalam keadaan marah, ia meninggalkan Ara yang tadinya hendak ia ajak pulang.
Dan kini, Ara sudah berada di depan rumah Nathan, namun Nathan tak kunjung membukakan pintu.
Ara mendengus kecil, ia pun memasuki rumah Nathan yang tak terkunci, laki-laki itu terus mengabaikan telpon darinya.
"NATHAN!!! NATHANN!!! BUKA PINTUNYA!!" Jerit Nyonya Arin, yang tak lain adalah ibu kandung Nathan dan Aeri, sontak Ara menghampiri Nyonya Arin yang tengah menangis sambil memukul pintu toilet.
"Ada apa Tante?"
"NATHAN!!!! hks? Mama mohon! Buka pintunya!!!!"
Ara ikut panik, ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"NATHAN!!!" Jerit Nyonya Arin sambil menangis tersedu-sedu.
"AAAAARRGHHHHHHH"
Ara terkejut mendengar jeritan Aeri, sontak Ara membuka ponselnya dan hendak menelpon 911, namun Nyonya Arin malah merebut ponsel Ara.
"Jangan hks, Nathan cuma lagi kesal" ujar Nyonya Arin, dan bersamaan dengan itu pintu toilet terbuka.
Nyonya Arin sontak memasuki toilet dan menjerit histeris, sementara Ara yang melemas hanya bisa terduduk di lantai.
"N-na" lirih Ara, dan Nathan menatap Ara dengan dingin.
"Adik kamu selanjutnya, kalau orang lain tau soal ini" desis Nathan, lalu ia pergi memasuki kamarnya, seolah tidak ada yang terjadi.
"AERIII BANGUN!! Nak, mama mohon" nyonya Arin terus menjerit sambil menutupi darah yang keluar dari perut Aeri yang terbuka lebar, bahkan ia dapat melihat usus yang berurai mengintip di celah sobekan tersebut.
Ara meraih ponselnya yang dijatuhkan Nyonya Arin. Saat ia hendak pergi, Nyonya Arin menahan lengannya.
"Tolong hks, gak apa apa telpon 911 aja. Aeri harus hidup" ujar Nyonya Arin yang tampak menyesal karena melarang Ara untuk menelpon, sebab ia tidak menyangka Nathan akan melukai adiknya separah itu.
Namun Ara menggeleng, ia mendorong tubuh Nyonya Arin dan berlari keluar dengan raut wajah ketakutan. Air matanya menetes deras, ia benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat.
Sementara itu di rumah, Nathan keluar dari kamarnya, ia mengurung nyonya Arin di dalam kamar, setelah itu memasukan gadis 12 tahun itu kedalam sebuah karung, ia taruh karung itu di bengkelnya, dan akan ia kubur saat tengah malam nanti.
Nathan mematung melihat darah yang menggenang di dalam bathtub, tiba-tiba tatapannya terlihat sendu dan berkaca-kaca.
Nathan mengusap wajahnya, dan membersihkan toilet.
**
Nathan: Harusnya kamu gak bikin aku marah, Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARE OR DARE || 100 Days✔️
Fanfiction[END] Berawal dari Permainan yang mereka mainkan, semuanya menjadi kacau. - Adegan bunuh diri - Kekerasan