Nathan sampai di rumah sakit setelah 2 jam perjalanan, ia benar-benar mengebut agar sampai dengan cepat.
Nathan memasuki ruang rawat darurat setelah menanyakan pasien bernama Aeri di meja resepsionis.
Nathan bertemu tatap dengan Jaehyun, wajahnya semakin gusar dan panik.
"Aeri" lirih Nathan, ia melihat tubuh Aeri yang masih terbarung di atas brankar dan di infus.
"Saya harus bawa Aeri pulang" ujar Nathan pada dokter Kim yang berdiri di sana.
"Ada yang harus saya bicarakan dengan keluarga pasien"
"Tolong lepas infusannya" desis Nathan.
"Keadaan Pasien belum membaik-"
"Saya kakaknya! Saya tau apa yang adik saya butuhkan!" Nathan mulai emosi.
"Lo gak bisa bawa Aeri begitu aja" ujar Jeno, namun Nathan tidak menyahut. Dan Jaehyun tetap diam di tempatnya.
Dokter Kim menghela nafasnya, ia menyuruh salah satu suster untuk melepas infusan di tangan Aeri. Setelah itu Nathan membawa tubuh Aeri dan pergi dari sana.
"Kenapa bapak diem aja?" Tanya Sena yang terlihat kesal.
"Saya gak ada hal buat cegah dia" sahut Jaehyun.
Sementara itu Nathan mendudukan tubub Aeri di jok mobil. Ia memasangkan sabuk pengama, kemudian duduk di kursi kemudi.
"Mh" lenguh Aeri yang membuat Nathan menoleh, ia dapat melihat Aeri yang menatapnya sayu.
"Lepas" lirih Aeri.
Sontak Nathan mencari obat yang sudah ia siapkan untum Aeri, lalu membantu Aeri untuk meminumnya.
Nathan menghela nafas lirih, lalu mendekat pada Aeri dan memeluknya.
"Maaf, kakak janji gak bakal telat kasih obat lagi" lirih Nathan, ia benar-benar terlihat begitu takut saat tadi.
"Jangan pergi sama siapapun, jangan dekat sama siapa pun, mereka bukan baik" bisik Nathan seraya mengusap surai Aeri.
"K-kak Jungh-"
"Sstt, kakak disini" sela Nathan, dan perlahan Aeri kembali terlelap karena efek obat yang Nathan berikan.
Nathan pun melepaskan pelukannya, dan kembali mengusap surai Aeri.
"Jung Aeri, jangan pernah mempercayai siapapun selain kakak" lirih Nathan.
**
Sesampainya di rumah, Nathan menunggu Aeri terbangun, ia terus menunggu dan duduk dipinggiran kasur. Sesekali ia menerima telpon dari rekannya.
Tak lama, Aeri pun terbangun, sontak Nathan menghela nafas lega.
"Kakak disini?" Tanya Aeri seraya mengubah posisinya menjadi duduk.
"Apa udah ngerasa lebih baik?" Tanya Nathan.
"Emang aku kenapa?"
"Gak apa-apa, aku cuma telat kasuh kamu obat, jadi kamu sakit kepala" sahut Nathan, dan Aeri mengangguk kecil.
"Bukannya kakak di luar kota?"
"Nanti aku pergi lagi, buat sekarang aku di rumah dulu" sahut Nathan, lalu beranjak dari kasur.
"Kamu jangan kemana-mana istirahat aja" ujar Nathan, lalu ia keluar dari kamar Aeri.
Aeri termenung disana. Seperti tidak ada yang pernag terjadi sebelumnya, ingatannya selalu memudar seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARE OR DARE || 100 Days✔️
Fanfiction[END] Berawal dari Permainan yang mereka mainkan, semuanya menjadi kacau. - Adegan bunuh diri - Kekerasan