"G-gue pulang" ujar Aeri seraya meraih tasnya, lalu ia keluar dari kamar Jaemin mengabaikan panggilan Sena.
"Jeno, anterin sana!" Ujar Sena.
"Lo aja, nih bawa motor gue" balas Jeno.
"Sinting!" Maki Sena, ia tidak bisa mengendarai motor.
"Cepet Jen, kasian udah cantik, masa pulang sendiri?" Ujar Changbin seraya menyikut lengan Jeno.
"Taruhan kita gagal kalau gitu" celetuk Hyunjin yang membuat Jeno mendengus sebal, ia pun meraih kunci motor dan tasnya, lalu pergi menyusul Aeri.
"Lo serius mau kasih mobil lo buat si Jeno?" Tanya Yohan pada Hyunjin, dan Hyunjin mengangguk.
"Dia terlalu banyak minta sama lo" gumam Changbin.
"Iri aja lo berdua!" Bentak Sena, sontak mereka bungkam.
**
Aeri sempat menolak diantar Jeno, namun berkat paksaan Jeno akhirnya Aeri mau di antar olehnya.
Aeri yang memang pendiam hanya diam di sepanjang perjalanan. Namun bedanya kali ini Aeri tampak meremat hoodie bagian pinggang yang Jeno kenakan.
Tak lama, mereka sampai di gang besar rumah Aeri, namun Jeno tak menghentikan laju motornya.
"Disini aja Jen"
"Rumah lo yang mana?" Tanya Jeno, dan Aeri menunjuk sebuah rumah yang terlihat tertutup.
"Disini" gumam Aeri, dan Jeno pun menghentikan laju motornya.
"Lo baik-baik aja?" Tanya Jeno, dan Aeri mengangguk.
"Makasih" ujar Aeri, lalu ia memasuki pekarangan rumahnya, meninggalakn Jeno yang masih berdiam di tempatnya.
Jeno dapat mendengar suara pintu yang terbuka lalu tertutup, kemudin ia pergi dari sana.
sementara itu di ruang tamu, Aeri mengusap wajahnya dengn tisu, ia lupa menghapus make up. Setelah itu Aeri berjalan hendak menuju kamarnya, namun rumah tampak sepi membuat Aeri mengurungkan niatnya.
Aeri beralih menuju pintu di dekat dapur, lalu menuruni menyalakan lampu ruang bawah tanah dan menuruni tangga.
Aeri masih penasaran, bau amis darah ini tercium sejak 2 tahun terakhir. Nathan bilang, ia selalu membunuh tikus yang menelusup ke bengkelnya.
Tapi semakin lama, bau amis itu agak menghilang, hanya tercium samar-samar.
Aeri mencari sumbernya, namun ia tidak menepukan apapun, hanya tumpukan alat bengkel milik Nathan yang sudah ia tata rapi saat itu.
Aeri mendengus lirih, ia cari lagi sumber baunya, sampai akhirnya ia menghentikan langkah di depan sebuah lemari yang menyatu dengan tembok. Lemari yang tak pernah ia sentuh karena Nathan selalu melarangnya.
Aeri yang penasaran pun membuka pintu lemari tersebut, namun tidak bisa, sebab pintu itu di paku.
Aeri pun mengakalinya karena rasa penasaran yang tinggi, ia mencongkel Paku itu dengan sebuah alat, dan berhasil.
Aeri menarik pintu itu dan...
Bruk
Tubuhnya mematung saat sesuatu jatuh menimpa tubuhnya, kemudian ia dorong sesuatu tersebut sampai akhirnya ia menjerit keras dan menjauh dari lemari.
Nafasnya terengah, tubuhnya melemas hingga ia terjatuh di lantai.
Pemandangan di depan sana begitu mengerikan, membuatnya tak bisa berhenti berteriak karena terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARE OR DARE || 100 Days✔️
Fanfiction[END] Berawal dari Permainan yang mereka mainkan, semuanya menjadi kacau. - Adegan bunuh diri - Kekerasan