DOD || 06

34.8K 4.2K 596
                                    

Cklek

"Kakak udah pulang-"

Bugh

Aeri terkejut saat Nathan tiba-tiba memukul wajahnya dengan kepalan tangan. Lalu Nathan menaruh tangan itu leher Aeri dan agak mencekiknya.

"K-kak" lirih Aeri yang berusaha memgambil udara sebanyak mungkin.

"Hks. Sakit" Aeri mulai terisak saat Nathan semakin kerang mencengkram lehernya.

"Maaf" lirih Aeri lagi, barulah Nathan melepaskan cekikannya.

"Masuk" desis Nathan, lalu Aeri pun segera memasuki kamarnya, dan menguncinya dari dalam.

Beginilah jika Nathan sedang marah, ia akan melampiaskan rasa marahnya pada Aeri.

**

Malam tadi Changbin menemukan Jeno yang sudah tidak sadarian diri di belakang club, Changbin sebelumnya mencari Jeno karena Jeno tak kembali dalam waktu lama.

Dan pagi ini, Jeno sudah di rumah sakit, luka di kepalanya sudah di tangani.

"Jeno" panggil Sena saat Jeno sudah mulai sadarkan diri.

"Apa yang sakit?" Tanga Sena melihat Jeno yang meringis, Sena terlihat begitu khawatir.

Jeno memperjelas pandangannya, ia memandang Sena dan Hyunjin bergantian.

"Siapa yang lakuin ini?" Tanya Hyunjin, dan Sena berdecak sebal.

"Kenapa langsung ditanya gitu? Orang baru sadar" omel Sena.

Sementara Jeno hanya menghela nafasnya lirih, ia mengubah posisinya menjadi duduk.

"Kalian gak kabarin Ara kan?" Tanya Jeno.

"Kita kabarin Ara kalau lo nginep di rumah Hyunjin" sahut Sena, dan Jeno nampak mengangguk lega.

"Jadi siapa yang kakuin ini?" Tanya Hyunjin.

"Nathan" sahut Jeno yang membuat mereka terkejut.

"Dia marah karena barangnya kurang, padahal itu emang harganya naik makanya gue kurangin" sahut Jeno.

"Kan bisa diomongin baik-baik" ujar Sena.

"Mungkin dia psikopat" gumam Jeno yang terlihat kesal mengingat kejadian semalam.

"Biarin aja dia, jangan terima orderan Nathan lagi" lanjut Jeno, dan Hyunjin hanya mendengus kecil.

**

Pagi ini Aeri tampak memasak, ia bersyukur ada beberapa bahan makanan yang Nathan simpan di dalam lemari pendingin.

Trak

Aeri sedikit terperanjat saat mendengar suara itu, namun ia tetap menoleh dan tersenyum kecil pada Nathan.

"Ri, nanti siang bersihin bengkel di bawah" ujar Nathan yang membuat Aeri terlihat takut.

"Aku mau pakai, tapi kotor" lanjut Nathan, dan Aeri pun mengangguk.

Setelah selesai membuat nasi goreng, Aeri menaruh satu porsi di depan Nathan, dan satu porsi lagi untuknya.

Mereka pun sarapan bersama seperti biasa. Nathan tidak suka makan sendirian, maka dari itu Aeri akan menemani Nathan makan kecuali makan siang, sebab Aeri masih di sekolah.

"Ri semalam aku beli barang lagi" ujar Nathan, yang memang terkadang selalu bercerita.

"Ya?"

"Tapi orang itu ngurangin barangnya sampe tiga bungkus" ujar Nathan lagi yang membuat Aeri meremat sendoknya, sepertinya ia tahu apa yang terjadi selanjutnya.

DARE OR DARE || 100 Days✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang