Jangan lupa Vomment.
Maaf kalau banyak Typo :')
.
.
.Jaehyun terduduk lemas di kursinya, memandang bukti-bukti yang Hyukjae dapat dari rumah Aeri.
"J-jika benar Aeri itu Jaera, kenapa Nathan tega melakukan ini?" Lirih Jaehyun, hatinya begitu sakit melihat testpack disana.
"Hyuk, berapa lama Nathan di penjara jika Nathan terbukti bersalah?" Tanya Jaehyun tanpa menatap Hyukjae.
"Maksimal seumur hidupnya"
"Terlalu sebentar" gumam Jaehyun.
"Apa gak bisa di hukum mati?" Tanya Jaehyun seraya menatap Hyukjae dengan tatapan sendu.
Hyukjae menghela nafasnya. "Dia gak membunuh siapapun"
Tiba-tiba Jaehyun teringat ucapan Ara. "Nathan membunuh Jung Aeri. Ada saksi"
"Serius? Jadi Jung Aeri yang asli di bunuh Nathan?" Tanya Hyukjae, dan Jaehyun mengangguk.
"Apa cuma saksi mata gak cukup?" Tanya Jaehyun.
"Kita harus segera nemuin Jung Aeri yang masih hidup terlebih dahulu"
"Aku gak nemuin dia dimana pun" lirih Jaehyun.
"Kita cari lagi, aku yakin bakal ketemu" ujar Hyukjae seraya menepuk bahu Jaehyun.
**
"Jen.."
Jeno menoleh, lalu Ara duduk di sampingnya.
"Kamu gak bantu cari Aeri?"
"Udah ada polisi" sahut Jeno dengan santai.
"Kenapa kamu bersikap kayak gini? Apa karena Aeri adiknya Nathan?" Tanya Ara dengan tatapan cemas, sementara Jeno menatapnya dingin.
"Ya, mereka keluarga pembunuh" sahut Jeno.
"Maaf, aku nyembunyiin kesalahan Nathan selama ini. Emang Nathan yang membunuh Jungwoo, tapi Aeri gak tau apa-apa"
"Hm, udahlah. Gak usah dibahas"
"Dan aku yakin, Jung Aeri yang kamu kenal, bukan adiknya Nathan" lirih Ara yang membuat Jeno mengerutkan dahinya.
"Aeri yang aku kenal itu anak yang berkebutuhan khusus, dia gak mungkin sembuh. Sedangkan Aeri yang kamu kenal itu normal" lanjut Ara.
"Tapi gak mungkin ada dua orang yang punya muka sama persis"
"Percaya sama aku Jen. Nathan bisa melakukan apapun, dia sayang banget sama adiknya. Mungkin dia menyesal karena udah bunuh adiknya, maka dari itu dia cari anak lain buat dia jadikan Aeri"
"Kak, aku mohon berhenti mengatakan hal aneh" ujar Jeno yang terlihat kesal.
"Aeri yang kamu kenal punya luka memanjang dari dekat telinga sampai dagu, mungkin sampai dekat telinga yang lain. Kamu pernah dengar transplantasi wajah?"
Jeno semakin bingung, itu memang benar adanya, tapi apa mungkin?
"Jen, bantu Aeri. Bantu dia buat lepas dari Nathan, Nathan bukan laki-laki yang bisa menjaga Aeri begitu aja, Nathan selalu nyakitin Aeri, Aeri yang cerita sama aku di sini"
"Aku mohon"
"Kakak sendiri yang bilang kalau aku gak boleh berurusan sama Nathan" gumam Jeno.
"Nathan di kantor polisi" sahut Ara, lalu Jeno mengehela nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARE OR DARE || 100 Days✔️
Fanfic[END] Berawal dari Permainan yang mereka mainkan, semuanya menjadi kacau. - Adegan bunuh diri - Kekerasan