۝Chapter #17۝

755 85 4
                                    

⚠️Terdapat unsur 17+⚠️

۝BROKEN۝

Clarissa terbangun dari tidurnya, sebuah tangan melingkar di pinggangnya, memeluk Clarissa erat.

Clarissa menoleh, menatap seorang pemuda yang masih terbaring terlelap di sampingnya. Ya, Arga menginap dan tidur bersamanya. Tenang saja, mereka hanya tidur dan saling memeluk, tidak dengan hal lain.

Sebenarnya semalam Clarissa telah mengusir Arga, namun bukan Arga namanya jika tidak bisa mewujudkan keinginannya. Pemuda itu tetap kukuh ingin menginap dan pada akhirnya Clarissa yang kalah debat.

Clarissa menyusuri wajah tampan Arga. Hidung mancung, alis tebal, kulit putih dan bibir merah alami, begitu sempurna tanpa celah. Hanya saja Clarissa mengingat jika pemuda tampan yang berstatus pacarnya ini adalah seorang pembunuh berdarah dingin, alias psikopat.

Clarissa memberanikan diri menyentuh wajah Arga, ia mengelus lembut pipi pemuda itu. Namun baru saja ia ingin menjauhkan tangannya, Arga dengan cepat menahannya.

Pemuda itu membuka mata, menatap Clarissa di sebelahnya.

"Kakak udah bangun?" tanya Clarissa gugup.

"Hm," dehem Arga kemudian menempelkan tangan Clarissa di pipinya.

"Sejak kapan?"

"Sejak kamu merhatiin wajah aku," ucap Arga kemudian menciumi punggung tangan Clarissa.

"Morning kiss" Lanjut Arga sambil menunjuk-nunjuk sebelah pipinya. Clarissa menggeleng tanda menolak.

"Kenapa?" Clarissa kembali menggeleng. Dengan cepat Arga membalikkan posisinya, menindih Clarissa.

"Kak." Mata Clarissa membola karena perilaku Arga.

"Karna kamu gak mau cium aku, biar aku aja yang cium kamu," ucap Arga kemudian memberi kecupan di kening, hidung, mata, pipi, dan dagu Clarissa. Ia mencium gadis itu bertubi-tubi hingga menimbulkan rasa geli pada Clarissa.

"Hahaha... Udah kak," ucap Clarissa tertawa. Namun Arga tak kunjung berhenti juga.

"Kak," ujar Clarissa, dan akhirnya Arga berhenti.

Masih di posisi yang sama, ia menatap wajah Clarissa. Tatapan itu begitu dalam, hingga Clarissa merasa dirinya akan tenggelam jika terus menatap Arga. Mata hitam kelam itu seperti menghipnotis Clarissa, Hingga ia tidak sadar jika Arga telah mengikis jarak diantara mereka.

Hingga akhirnya sebuah benda kenyal nan basah menyentuh bibirnya, membuat Clarissa mematung seketika. Ia mengedip-ngedipkan matanya tak percaya, kemudian mendorong tubuh Arga menjauh darinya.

"Kenapa?" tanya Arga bingung. Keduanya telah duduk sekarang.

"Kakak, first kiss aku," marah Clarissa kemudian memukul-mukul lengan Arga brutal, namun hal itu tak berpengaruh pada Arga.

"Nanti juga aku yang jadi suami kamu, Cla," balas Arga menahan tangan Clarissa.

"Emang kakak bisa jamin? Jodoh yang atur Tuhan, Kak."

"Kita bakalan berjodoh, kalo gak ya trobos aja," ucap Arga santai.

"Mana bisa."

"Bisa. Ya udah deh, sini aku balikin first kiss nya," ucap Arga.

Broken (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang