۝Chapter #40۝

618 63 2
                                    

۝BROKEN۝

Ketiga anak manusia itu berjalan beriringan menyusuri mall, mereka menuju sebuah cafe untuk bertemu seseorang.

Rigo, dirinya akan bertemu dengan orang yang ia sebut gebetan. Entah siapa, kita lihat saja.

"Gebetan kamu yang mana, go?" tanya Clarissa melihat sekeliling ketika mereka memasuki cafe itu.

Rigo ikut menatap sekeliling, lalu matanya berhenti pada seorang gadis yang melambaikan tangan ke arah mereka.

"Tuh, Sa." Rigo menunjuk gadis itu dengan dagunya kemudian berjalan ke arahnya.

"Udah lama?" tanya Rigo begitu sampai di hadapan gadis itu.

"Gak kok, baru juga sampe," balas gadis itu, padahal dia sudah datang sejak dua puluh menit lalu.

"Ohh, iya. Kenalin ini sahabat-sahabat aku," kata Rigo mengenalkan Clarissa dan Arga.

"Hai, kak. Aku Caramel, panggil aja Amel," sapa gadis itu ramah.

"Hai, aku Clarissa." Keduanya lalu berjabat tangan.

"Gue Arga," balas Arga datar.

"Ehh, duduk yuk," ucap Caramel kemudian mereka semua duduk.

"Kamu sekolah dimana?" tanya Clarissa membuka topik.

"Kita satu sekolah kok kak, aku kelas sepuluh IPS 2," balas Caramel.

"Ohh, maaf. Aku gak tau," ungkap Clarissa.

"Hehe ... Iya, gapapa. Lagian kan gak mungkin kakak bisa kenal semua siswa di sekolah kita," kekeh Caramel.

"Ohh, iya. Kalian gak mau pesen gitu?" lanjutnya.

"Gimana kalo kita nonton dulu? Makannya abis nonton aja," saran Rigo.

"Boleh, Gimana kak?" tanya Clarissa yang dibalas anggukan Arga.

Kemudian mereka semua pun pergi ke bioskop untuk menonton.

Setelah mengantri beberapa saat untuk membeli tiket, akhirnya mereka bisa duduk nyaman di kursi bioskop.

Jika diurutkan dari kiri ke kanan, posisi mereka adalah Rigo, Caramel, Clarissa, dan terakhir Arga.

Genre film yang mereka tonton saat ini adalah horor, dan pastinya yang memilih adalah Rigo. Hitung-hitung mau modusin gebetan, katanya. Kan lumayan dapat pelukan ketika Caramel ketakutan.

Dan terbukti sudah, beberapa kali gadis itu nampak memegang lengan atau bahkan memeluk Rigo.

Sedangkan Clarissa, ia tampak duduk tenang. Tapi ketika hantunya muncul dengan segera gadis itu menutup mata, Arga sendiri sudah dibuat gemas oleh tingkah gadis itu.

Arga menarik Clarissa kepelukannya, lalu membisikkan sesuatu di telinga gadisnya.

"Tutup mata, peluk aku, pasti gak bakal takut lagi."

"Tapi wajah galak kakak kadang lebih serem dari hantu," sahut Clarissa bercanda.

"Heh, kamu ya. Udah berani hina pacarnya," kekeh Arga sambil mencubit hidung mancung Clarissa.

"Sekali-kali," ucap Clarissa.

"Liat tuh," ucap Arga. Clarissa menoleh ke layar, disana terdapat seorang wanita cantik. Tapi sayang, ternyata ia sudah menjadi hantu.

"Hantunya cantik," puji Clarissa.

"Tapi masih cantikan kamu," balas Arga.

"Masa aku disamain sama hantu," sungut Clarissa.

Broken (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang